Label

Sabtu, 16 Januari 2016

Tematik kelas enam kepemimpinan

Kepemimpinan di Sekitarku

Pemimpin adalah : seseorang yang memimpin orang lain untuk mencapai tujuan bersama.

nilai-nilai yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin
: jujur, disiplin, menghormati orang lain, memikirkan nasib orang
banyak

Belajar dari Kepemimpinan Angsa

* Di belahan bumi bagian utara, musim
gugur telah tiba. Sekelompok angsa bersiap
melakukan perjalanan tahunannya. Mereka
akan terbang ke bumi belahan selatan
untuk menghindari musim dingin.
Perjalanan ini akan menjadi perjalanan
pertama bagi Angki, si angsa cilik. Kali ini
ayah Angki akan menjadi pemimpin
rombongan. “Ya! Ayah Angki akan terbang di posisi paling depan.”
Perlahan ayah Angki mulai mengepakkan sayapnya. Paman Gori dan
Paman Roja mengambil posisi di belakang ayah. Makin lama rombongan
terbang makin tinggi. Formasi huruf V makin jelas terlihat di angkasa.
Angki sendiri terbang dengan santai. Ia tidak perlu susah payah menembus
dinding udara, seperti saat ia terbang sendirian, karena di depannya sudah
ada angsa-angsa lain yang membuka jalan untuknya. Itulah mengapa
kelompok angsa selalu terbang dengan formasi huruf V. Kepakan sayap
satu angsa, akan membuka jalan bagi angsa di belakangnya. Sebagai
pemimpin, ayah Angki tentu yang paling kuat. Ia harus mampu membelah
udara dan membuka jalan bagi anggotanya.

Sebagai anggota termuda, Angki ditempatkan di posisi belakang bersama
teman-teman sebayanya. Mereka pun memiliki tugas khusus yaitu,
mengeluarkan suara mengoak bersahutan dengan lantang dan riuh
rendah. Suara ramai menjadi penyemangat seluruh rombongan, sehingga
kecepatan akan lebih stabil.
Ketika matahari mulai terik menyengat, tiba-tiba ayah Angki berputar ke
barisan belakang dan mengambil posisi di sebelah Angki.
Rombongan secara otomatis berubah posisi. Paman Gori berada pada
tempat terdepan menggantikan posisi ayah Angki. Terbentuklah formasi V
yang baru.
Setelah beberapa saat, ayah Angki mencoba menjelaskan.
“Sebagai pemimpin, ayah tidak boleh memaksakan diri ketika sudah lelah,
agar tidak membahayakan seluruh rombongan. Ayah harus memberi
kesempatan pada angsa lain untuk menggantikan posisi ayah. Ayah yakin,
Paman Gori akan menjadi pemimpin yang baik” jelas Ayah.
Angki mengangguk faham. Seorang pemimpin, harus selalu mengutamakan
kepentingan seluruh rombongan. Tak boleh egois dan memaksakan diri.
Menjelang sore, rombongan angsa tersebut melintas di atas pegunungan.
Secara bergantian, Angki dan teman-teman tetap mengoak keras,
bersahut-sahutan menyemangati rombongan. Tiba-tiba, plak..plak..
plak..terdengar suara kepak sayap Puni yang terbang lemah, keluar dari
rombongan.
“Puni, kamu mau ke mana? Kamu harus tetap di dalam rombongan” seru
Angki panik.
“Aku tidak kuat lagi, Angki. Aku terlalu letih” jawab Puni lemah.
Tanpa komando, Paman Roja dan Bibi Surti terbang mendekati Puni. Mereka
mengawal Puni meninggalkan rombongan menuju ke darat.
Memahami kekhawatiran anaknya, Ibu Angki menenangkan.
“Jangan khawatir Angki. Ketika ada yang sakit atau terluka, dua anggota
lain memang harus mengawal turun ke darat. Sebagai sesama anggota
kita harus saling tolong. Nanti, setelah Puni pulih, mereka bertiga dapat
terbang kembali dalam rombongan angsa lainnya” ujar Ibu Angki.
Walau dengan formasi V yang menyusut, rombongan angsa tetap
melanjutkan perjalanan. Tujuan masih jauh, tapi Angki yakin, dengan
teladan Paman Gori sebagai pemimpin baru, dan dengan kerjasama yang
baik di antara anggota rombongan, mereka akan sampai tujuan dengan
selamat.

"Seorang pemimpin harus dapat menyatukan anggotanya. Nilai-nilai yang
kalian temukan merupakan nilai-nilai yang harus dimiliki oleh seorang
pemimpin. Persatuan akan terwujud apabila ada kerjasama, saling
percaya, jujur dan tidak mementingkan diri sendiri. Seorang pemimpin
harus memiliki tujuan untuk dicapai bersama anggotanya."

- Siapakah pemimpin di sekolah?
(Guru; kepala sekolah; ketua kelas. Siswa dapat menjawab kemungkinan
lainnya)
- Mengapa mereka disebut pemimpin?
(Karena memimpin orang lain, memiliki tujuan bersama dan berusaha
untuk mencapainya)
- Bagaimana mereka memimpin? Atau nilai-nilai kepemimpinan yang
sudah mereka miliki?
(Disiplin, jujur, memikirkan kepentingan orang lain, dst)

Pemimpin yang bisa dijadikan sebagai sumber belajar adalah salah satu pemimpin
dari pemerintahan, yaitu Ketua RT atau Rukun Tetangga. Ia merupakan
seorang pemimpin yang bertugas untuk menyatukan warganya.

- Apakah di lingkungan sekitar rumahmu ada seorang Ketua RT?
- Apa tugas seorang ketua RT?
- Apakah keberadaan seorang Ketua RT memberikan manfaat bagi
warga? Mengapa?
- Apa yang terjadi apabila tidak ada seorang Ketua RT? Jelaskan!

* Tugas dan Fungsi Rukun Tetangga
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007, Rukun Tetangga (RT) adalah lembaga pemasyarakatan yang dibentuk melalui musyawarah masyarakat setempat dalam rangka pelayanan pemerintahan dan kemasyarakatan yang ditetapkan oleh pemerintah desa atau lurah.
RT mempunyai tugas membantu Pemerintah Desa dan Lurah dalam
penyelenggaraan urusan pemerintahan.

Fungsi RT/RW adalah sebagai berikut:
a. pendataan kependudukan dan pelayanan administrasi pemerintahan
lainnya (misalnya kartu keluarga, kartu tanda penduduk, dan lain-lain);
b. pemeliharaan keamanan, ketertiban, dan kerukunan hidup antarwarga;
c. pembuatan gagasan dalam pelaksanaan pembangunan dengan
mengembangkan aspirasi dan swadaya murni masyarakat; dan
d. penggerak swadaya gotong royong dan partisipasi masyarakat di
wilayahnya.

Pengamalan nilai-nilai Persatuan dan Kesatuan Bangsa
• Meningkatkan semangat kekeluargaan (gotong royong, musyawarah,
budaya tegur sapa)
• Meningkatkan kualitas hidup masyarakat, seperti memberikan pen-
didikan yang layak atau membuka peluang kerja
• Melaksanakan pembangunan yang merata
• Memberikan kepastian hukum
• Menghormati hak asasi manusia
• Mewujudkan keamanan
• Mempertahankan Bhineka Tunggal Ika
• Menghindari perpecahan yang disebabkan oleh isu SARA (Suku, Ras,
Agama, dan Antargolongan)

Guru perlu mengingatkan siswa untuk meminta
izin sebelumnya kepada ketua RT dan perwakilan warga, menyampaikan
tujuan kunjungan, melakukan wawancara dengan sopan dan santun serta
tidak lupa membawa perlengkapan saat melakukan wawancara.

Ibu RT, Sang Pemersatu
Kampung Sehat Melati menjadi kampung percontohan. Kampung ini sering
dikunjungi masyarakat dari berbagai penjuru. Lingkungan yang bersih,
warga yang sehat, dan warga yang kreatif sering diliput berbagai media
untuk dijadikan panutan masyarakat.
Tidak seperti lazimnya pemukiman lain, warga Kampung Sehat Melati
mendaulat seorang ibu sebagai ketua RT. Ia adalah Ibu Erika, seorang guru
sekolah dasar yang ramah, bersahaja, dan juga berwibawa. Bagi warga,
Ibu Erika adalah pengayom yang selalu bisa mereka datangi untuk mencari
solusi berbagai masalah.

Ibu Erika menyadari bahwa kehidupan bermasyarakat kadang
menimbulkan perselisihan. Perselisihan karena adanya perbedaan nilai-
nilai antaranggota masyarakat. Oleh karena itu, Ibu Erika berinisiatif untuk
memperbanyak kegiatan yang melibatkan seluruh warga. Senam sehat
bersama, misalnya, bukan sekedar ingin mewujudkan masyarakat sehat,
tapi juga bertujuan mempererat hubungan antarwarga. Setelah senam,
warga berkumpul di lapangan. Mereka bergantian membawa makanan
kecil untuk dinikmati bersama sambil bertukar cerita.
Ibu Erika juga mengajak warga mempraktikkan pengelolaan sampah
mandiri. Untuk memotivasi warga, Ibu Erika ikut bekerja membersihkan
lingkungan dalam setiap kegiatan kerja bakti.
Ibu Erika berencana mendirikan Pos Pelayanan Terpadu. Ketika memaparkan
rencananya, di hadapan seluruh warga ia menyampaikan ajakannya,
“Selamat pagi Bapak dan Ibu, selamat datang di acara kebersamaan yang
diadakan di hari Minggu ini. Saya sangat senang dapat bertemu seluruh
warga pada acara yang menyatukan kita semua.”
“Bapak dan Ibu, pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan
pentingnya kebersamaan untuk kesejahteraan warga. Kesejahteraan yang
saya maksud kali ini adalah kesehatan. Bagi saya, warga yang sejahtera
adalah warga yang sehat.”
“Wargaku tercinta. Kita boleh berbangga, kampung kita dijadikan contoh
oleh banyak pihak. Pola hidup bersih yang kita nikmati hasilnya, ternyata
tidak hanya bermanfaat bagi diri kita sendiri. Namun, kita tidak boleh
berpuas diri. Masih banyak hal yang harus kita kembangkan bersama
untuk menjadi lebih baik, lebih sehat, dan lebih sejahtera.”
“Untuk melanjutkan cita-cita mewujudkan kampung sehat, saya mengajak
seluruh warga aktif terlibat dalam Pos Pelayanan Terpadu yang akan kita
kelola bersama. Mari kita berusaha mewujudkan masyarakat sehat secara
mandiri. Saya percaya bahwa kesehatan masyarakat harus menjadi
perhatian kita semua. Saya menunggu peran setiap warga.”
“Para dokter, perawat, bidan dan tenaga kesehatan lainnya, mari sisihkan
sedikit waktu untuk menyumbangkan ilmu dan tenaga bapak dan ibu demi
kesehatan lingkungan terdekat. Bukan pundi uang yang akan bertambah,
tetapi pundi amal yang akan berlimpah. Bukan untuk ketenaran nama
sebagai orang hebat, tetapi demi kehidupan kampung yang sehat dan
kuat.”
“Bapak dan Ibu, terima kasih atas seluruh dukungan yang telah diberikan
selama ini. Terima kasih juga telah datang ke acara rutin bulanan di hari
ini. Semoga pertemuan kita kali ini dapat memberikan manfaat bagi
seluruh warga.”

Ternyata, kerelawanan para dokter dan perawat memang dinikmati dan
bahkan menular ke warga lain. Banyak warga yang menawarkan tenaga
untuk bergantian melakukan pelayanan timbang berat badan, membuat
kartu sehat, mengingatkan jadwal imunisasi, bahkan memasak makanan
sehat sekali sepekan untuk dibagikan kepada anak-anak.
Warga Kampung Sehat Melati sangat beruntung memiliki sosok Ibu Erika
sebagai ketua RT. Kampung Sehat Melati tidak sekedar rindang, bersih, dan
sehat. Dengan teladan serta nilai-nilai luhur yang ditularkannya, kehidupan
warga berjalan rukun, tenteram dan produktif.

Diskusikan teks di atas dalam kelompok, kemudian tulislah kesimpulannya.
Kesimpulanmu harus memuat hal-hal berikut.
• Nilai kepemimpinan dan pengaruhnya terhadap warga.
• Manfaat keberadaan RT di masyarakat.
• Contoh penerapan nilai-nilai persatuan dan kesatuan yang patut diteladani.

Bacalah sekali lagi teks
pidato Ibu Erika sebagai Ketua RT di halaman sebelumnya. Tuliskan hal penting
berikut ini.
• Kalimat yang menunjukkan ajakan
• Pesan yang disampaikan
• Manfaat lembaga yang dipimpin
• Nilai-nilai kepemimpinan yang dapat diteladani.

Teks pidato harus memuat:
1. Salam pembuka
Berisikan kalimat sapaan (selamat pagi, selamat siang, selamat malam,
dan lain-lain)
2. Pendahuluan
Memaparkan topik permasalahan yang akan dibahas.
Kali ini kamu akan membahas pengamalan persatuan dan kesatuan
di sekolah, manfaat adanya ketua kelas, tujuan kegiatan, nilai
kepemimpinan, dan semangat untuk bekerja sama.
3. Inti
Berisikan pembahasan topik secara lengkap. Kalimat ajakan atau
bujukan digunakan untuk mengajak pendengar melakukan kegiatan
yang diharapkan.
4. Penutup
Penyampaian rangkuman atau intisari topik yang telah disampaikan.
5. Salam penutup
Berisikan kalimat salam penutup seperti ‘terima kasih’.

Siswa kemudian ditugaskan membuat daftar pertanyaan sebanyak-
banyaknya dan menuliskannya pada selembar kertas tentang seorang
pemimpin di sekolah yang mereka pilih.

Pertanyaan siswa harus memuat
- Bagaimana orang yang mereka pilih bisa memimpin atau berada di
posisi sebagai seorang pimpinan,
- Apa tugas mereka,
- Apa manfaat atau dampak dari kepemimpinan mereka terhadap warga
sekolah.

Pemimpin yang bisa dijadikan sebagai sumber belajar adalah salah satu pemimpin
dari pemerintahan, yaitu Ketua RT atau Rukun Tetangga. Ia merupakan
seorang pemimpin yang bertugas untuk menyatukan warganya.

Berikut adalah contoh pertanyaan yang dapat diajukan.

- Apakah di lingkungan sekitar rumahmu ada seorang Ketua RT?
- Apa tugas seorang ketua RT?
- Apakah keberadaan seorang Ketua RT memberikan manfaat bagi
warga? Mengapa?
- Apa yang terjadi apabila tidak ada seorang Ketua RT? Jelaskan!

Tugas dan Fungsi Rukun Tetangga
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007, Rukun
Tetangga (RT) adalah lembaga pemasyarakatan yang dibentuk melalui
musyawarah masyarakat setempat dalam rangka pelayanan pemerintahan
dan kemasyarakatan yang ditetapkan oleh pemerintah desa atau lurah.
RT mempunyai tugas membantu Pemerintah Desa dan Lurah dalam
penyelenggaraan urusan pemerintahan.
Fungsi RT/RW adalah sebagai berikut:
a. pendataan kependudukan dan pelayanan administrasi pemerintahan
lainnya (misalnya kartu keluarga, kartu tanda penduduk, dan lain-lain);
b. pemeliharaan keamanan, ketertiban, dan kerukunan hidup antarwarga;
c. pembuatan gagasan dalam pelaksanaan pembangunan dengan
mengembangkan aspirasi dan swadaya murni masyarakat; dan
d. penggerak swadaya gotong royong dan partisipasi masyarakat di
wilayahnya.

Pengamalan nilai-nilai Persatuan dan Kesatuan Bangsa
• Meningkatkan semangat kekeluargaan (gotong royong, musyawarah,
budaya tegur sapa)
• Meningkatkan kualitas hidup masyarakat, seperti memberikan pen-
didikan yang layak atau membuka peluang kerja
• Melaksanakan pembangunan yang merata
• Memberikan kepastian hukum
• Menghormati hak asasi manusia
• Mewujudkan keamanan
• Mempertahankan Bhineka Tunggal Ika
• Menghindari perpecahan yang disebabkan oleh isu SARA (Suku, Ras,
Agama, dan Antargolongan)

mengajak siswa untuk membaca kembali teks pidato Ibu Erika yang
terdapat di halaman sebelumnya. Dari bacaan, mereka harus menemukan:
- Kalimat yang menunjukkan ajakan
- Pesan yang disampaikan (contoh tentang kegiatan yang mencerminkan
persatuan dan kesatuan)
- Manfaat lembaga yang dipimpin
- Nilai-nilai kepemimpinan yang dapat diteladani

Teks pidato harus memuat:
1. Salam pembuka
Berisikan kalimat sapaan (selamat pagi, selamat siang, selamat malam,
dan lain-lain)
2. Pendahuluan
Memaparkan topik permasalahan yang akan dibahas.
3. Inti
Berisikan pembahasan topik secara lengkap. Kalimat ajakan atau
bujukan digunakan untuk mengajak pendengar melakukan kegiatan
yang diharapkan.
4. Penutup
Penyampaian rangkuman atau intisari topik yang telah disampaikan.
5. Salam penutup
Berisikan kalimat salam penutup seperti ‘terima kasih’.

Apabila ada siswa yang mengalami kesulitan dalam menemukan ide, guru
dapat membantu mereka dengan mengajukan pertanyaan pancingan,
misalnya: ‘Apa yang ingin disampaikan?’; Apa yang harus disampaikan
agar pendengar mau mengikuti ajakanmu?’; dan seterusnya.

pembelajaran tematik terpadu

PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU
Pembelajaran tematik terpadu (PTP) atau integrated thematic instruction (ITI) dikembangkan pertama kali pada awal tahun 1970-an.
Belakangan PTP diyakini sebagai salah satu model pembelajaran yang efektif ( highly effective teaching model ) karena mampu mewadahi dan menyentuh secara terpadu dimensi emosi, fisik, dan akademik peserta didik di dalam kelas atau di lingkungan sekolah.
PTP pada awalnya dikembangkan untuk anak-anak berbakat dan bertalenta ( gifted and talented ), anak-anak yang cerdas, program perluasan belajar, dan peserta didik yang belajar cepat. PTP ini pun sudah terbukti secara empirik berhasil memacu percepatan dan meningkatkan kapasitas memori peserta didik ( enhance learning and increase long-term memory capabilities of learners) untuk waktu yang panjang.
Premis utama PTP adalah bahwa peserta didik memerlukan peluang-peluang tambahan ( additional opportunities) untuk menggunakan talentanya, menyediakan waktu bersama yang lain untuk secara cepat mengkonseptualisasi dan mensintesis.
Pada sisi lain, PTP relevan untuk mengakomodasi perbedaan-perbedaan kualitatif lingkungan belajar. PTP diharapkan mampu menginspirasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar.
PTP memiliki perbedaan kualitatif ( qualitatively different) dengan model pembelajaran lain. PTP sifatnya memandu peserta didik mencapai kemampuan berpikir tingkat tinggi ( higher levels of thinking ) atau keterampilan berpikir dengan mengoptimasi kecerdasan ganda ( multiple thinking skills ), sebuah proses inovatif bagi pengembangnan dimensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
Implemementasi PTP menuntut kemampuan guru dalam mentransformasikan materi pembelajaran di kelas. Karena itu, guru harus memahami materi apa yang diajarkan dan bagaimana mengaplikasikannya dalam lingkungan belajar di kelas.
Oleh karena PTP ini bersifat ramah otak, guru harus mampu mengidentifikasi elemen-elemen lingkungan yang mungkin relevan dan dapat dioptimasi ketika berinteraksi dengan peserta didik selama proses pembelajaran.
Ada sepuluh elemen yang terkait dengan hal ini dan perlu ditingkatkan oleh guru.
1. Mereduksi tingkat kealpaan atau bernilai tambah berpikir reflektif.
2. Memberkaya sensori pengalaman di bidang sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
3. Menyajikan isi atau substansi pembelajaran yang bermakna.
4. Lingkungan yang memperkaya pembelajaran.
5. Bergerak memacu pembelajaran ( Movement to Enhance Learning).
6. Membuka pilihan-pilihan.
7. Optimasi waktu secara tepat.
8. Kolaborasi.
9. Umpan balik segera.
10. Ketuntasan atau aplikasi.
1. Fungsi dan Tujuan
Pembelajaran tematik terpadu berfungsi untuk memberikan kemudahan bagi peserta didik dalam memahami dan mendalami konsep materi yang tergabung dalam tema serta dapat menambah semangat belajar karena materi yang dipelajari merupakan materi yang nyata (kontekstual) dan bermakna bagi peserta didik.
Tujuan pembelajaran tematik terpadu adalah:
a. mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu;
b. mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi muatan pelajaran dalam tema yang sama;
c. memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan;
d. mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik dengan mengkaitkan berbagai muatan pelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta didik;
e. lebih bergairah belajar karena mereka dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, seperti bercerita, bertanya, menulis sekaligus mempelajari pelajaran yang lain;
f. lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi yang disajikan dalam konteks tema yang jelas;
g. guru dapat menghemat waktu, karena mata pelajaran yang disajikan secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam 2 atau 3 pertemuan bahkan lebih dan atau pengayaan; dan
h. budi pekerti dan moral peserta didik dapat ditumbuh kembangkan dengan mengangkat sejumlah nilai budi pekerti sesuai dengan situasi dan kondisi.
2. Ciri-ciri Pembelajaran Tematik Terpadu
a. Berpusat pada anak.
b. Memberikan pengalaman langsung pada anak.
c.  Pemisahan antar muatan pelajaran tidak begitu jelas (menyatu dalam satu pemahaman dalam kegiatan).
d.   Menyajikan konsep dari berbagai pelajaran dalam satu proses pembelajaran (saling terkait antar muatan pelajaran yang satu dengan lainnya).
e. Bersifat luwes (keterpaduan berbagai muatan pelajaran).
f.     Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak (melalui penilaian proses dan hasil belajarnya).
3. Kekuatan Tema dalam Proses Pembelajaran
Anak pada usia sekolah dasar berada pada tahapan operasi konkret, mulai menunjukkan perilaku yang mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek situasi ke aspek lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur secara serentak, mulai berpikir secara operasional, mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda, membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan hubungan sebab akibat. Oleh karena itu, pembelajaran yang tepat adalah dengan mengaitkan konsep materi pelajaran dalam satu kesatuan yang berpusat pada tema adalah yang paling sesuai.
Kegiatan pembelajaran akan bermakna jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman, bersifat individual dan kontekstual, anak mengalami langsung yang dipelajarinya, hal ini akan diperoleh melalui pembelajaran tematik. Pembelajaran yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran dapat memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik.
4. Peran Tema dalam Proses Pembelajaran
Tema berperan sebagai pemersatu kegiatan pembelajaran dengan memadukan beberapa muatan pelajaran sekaligus. Adapun muatan pelajaran yang dipadukan adalah muatan pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia, IPS, IPA, Matematika, Seni Budaya dan Prakarya, serta Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan. Dalam Kurikulum 2013, tema sudah disiapkan oleh pemerintah dan sudah dikembangkan menjadi subtema dan satuan pembelajaran.
Di dalam Struktur Kurikulum Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah disebutkan bahwa untuk peserta didik kelas I sampai dengan kelas VI penyajian pembelajarannya menggunakan pendekatan tematik terpadu. Penyajian pembelajaran untuk kelas V memiliki alokasi waktu kumulatif 36 JP per minggu. Namun demikian penjadwalan tidak terbagi secara kaku melainkan diatur secara luwes.
5. Tahapan Pembelajaran Tematik Terpadu
Pembelajaran Tematik Terpadu melalui beberapa tahapan yaitu pertama guru harus mengacu pada tema sebagai pemersatu berbagai muatan pelajaran untuk satu tahun. Kedua guru melakukan analisis
Standar Kompetensi Lulusan, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan membuat indikator dengan tetap memperhatikan muatan materi dari Standar Isi. Ketiga membuat hubungan pemetaan antara kompetensi dasar dan indikator dengan tema. Keempat membuat jaringan KD, indikator. Kelima menyusun silabus tematik dan keenam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu dengan menerapkan pendekatan saintifik.
a. Memilih/menetapkan tema.
Tema-tema yang tersedia di Kelas V adalah:
1. Benda-benda di Lingkungan Sekitar
2. Peristiwa dalam Kehidupan
3. Kerukunan dalam Bermasyarakat
4. Sehat itu Penting
5. Bangga sebagai Bangsa Indonesia
6. Organ Tubuh Manusia dan Hewan
7. Sejarah Peradaban Indonesia
8. Ekosistem
9. Akrab dengan Lingkungan
b. Melakukan Analisis SKL, KI, Kompetensi Dasar dan Membuat Indikator
Analisis Kurikulum (SKL, KI dan KD serta membuat indikator) dilakukan dengan cara membaca semua Standar Kompetensi Lulusan, Kompetensi Inti, serta Kompetensi Dasar dari semua muatan
pelajaran. Setelah memiliki sejumlah tema untuk satu tahun, barulah dapat dilanjutkan dengan menganalisis Standar Kompetensi Lulusan dan Kompetensi Inti serta Kompetensi Dasar (SKL, KI dan KD) yang ada dari berbagai muatan pelajaran (PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, SBdP, dan Penjasorkes). Masing-masing Kompetensi Dasar setiap muatan pelajaran dibuatkan indikatornya dengan mengikuti kriteria pembuatan indikator.
c. Membuat Hubungan Pemetaan antara Kompetensi Dasar dan Indikator dengan Tema
Kompetensi Dasar dari semua muatan pelajaran telah disediakan dalam Kurikulum 2013. Demikian juga sejumlah tema untuk proses pembelajaran selama satu tahun untuk Kelas I sampai dengan Kelas VI telah disediakan. Namun demikian guru masih perlu membuat indikator dan melakukan pemetaan Kompetensi Dasar dan indikator tersebut berdasarkan tema yang tersedia. Hasil pemetaan dimasukkan ke dalam format pemetaan agar lebih mudah proses penyajian pembelajaran. Indikator mana saja yang dapat disajikan secara terpadu diberikan tanda cek (√).
d..   Membuat Jaringan Kompetensi Dasar
Kegiatan berikutnya adalah membuat Jaringan KD dan indikator dengan cara menurunkan hasil cek dari pemetaan ke dalam format Jaringan KD dan indikator.
e. Menyusun Silabus Tematik Terpadu
Setelah dibuat Jaringan KD dan Indikator, langkah selanjutnya adalah menyusun silabus tematik untuk lebih memudahkan guru melihat seluruh desain pembelajaran untuk setiap tema sampai tuntas tersajikan di dalam proses pembelajaran. Silabus tematik memberikan gambaran secara menyeluruh tema yang telah dipilih akan disajikan berapa minggu dan kegiatan apa saja yang akan dilakukan dalam penyajian tema tersebut.
Silabus tematik terpadu memuat komponen sebagaimana panduan dari Standar Proses yang meliputi
1) Kompetensi Dasar mana saja yang sudah terpilih (dari Jaringan KD), 2) Indikator (dibuat oleh guru, juga diturunkan dari Jaringan)
3) Kegiatan Pembelajaran yang memuat perencanaan penyajian untuk berapa minggu tema tersebut akan dibelajarkan,
4) Penilaian proses dan hasil belajar (diwajibkan memuat penilaian dari aspek sikap, keterampilan dan pegetahuan) selama proses pembelajaran berlangsung
5) Alokasi waktu ditulis secara utuh kumulatif satu minggu berapa jam pertemuan (misalnya 36 JP x 35 menit) x 4 minggu; 6) Sumber dan Media.
f. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik Terpadu
Langkah terakhir dari sebuah perencanaan adalah dengan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Terpadu. Dalam RPP Tematik Terpadu ini diharapkan dapat tergambar proses penyajian secara utuh dengan memuat berbagai konsep mata pelajaran yang disatukan dalam tema. Di dalam RPP Tematik Terpadu ini peserta didik diajak belajar memahami konsep kehidupan secara utuh. Penulisan identitas tidak mengemukakan mata pelajaran, melainkan langsung ditulis tema apa yang akan dibelajarkan. (Untuk lebih jelasnya akan dibahas pada submateri pelatihan 4.2 Penyusunan RPP)
Sumber : Materi Diklat Implementasi Kurikulum 2013