Label

Selasa, 16 September 2014

Aneka info tentang bakteri sma x

Bakteri merupakan organisme yang paling
banyak jumlahnya dan lebih tersebar luas
dibandingkan mahluk hidup yang lain .
Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup
di darat hingga lautan dan pada tempat-tempat
yang ekstrim.
Bakteri ada yang menguntungkan tetapi ada
pula yang merugikan. Bakteri memiliki ciri-ciri
yang membedakannya dengan mahluk hidup
yang lain. Bakteri adalah organisme uniselluler
dan prokariot serta umumnya tidak memiliki
klorofil dan berukuran renik (mikroskopis).
Ciri-ciri Bakteri
Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannnya
dengan mahluk hidup lain yaitu :
1. Organisme multiselluler
2. Prokariot (tidak memiliki membran inti sel )
3. Umumnya tidak memiliki klorofil
4. Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi antara
0,12 s/d ratusan mikron umumnya memiliki
ukuran rata-rata 1 s/d 5 mikron.
5. Memiliki bentuk tubuh yang beraneka ragam
6. Hidup bebas atau parasit
7. Yang hidup di lingkungan ekstrim seperti pada
mata air panas,kawah atau gambut dinding
selnya tidak mengandung peptidoglikan
8. Yang hidupnya kosmopolit diberbagai
lingkungan dinding selnya mengandung
peptidoglikan
Struktur Bakteri
Struktur bakteri terbagi menjadi dua yaitu:
1. Struktur dasar (dimiliki oleh hampir semua
jenis bakteri)
Meliputi: dinding sel, membran plasma,
sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula
penyimpanan
2. Struktur tambahan (dimiliki oleh jenis bakteri
tertentu)
Meliputi kapsul, flagelum, pilus, fimbria,
klorosom, Vakuola gas dan endospora.
Struktur dasar sel bakteri
Struktur dasar bakteri :
1. Dinding sel tersusun dari peptidoglikan yaitu
gabungan protein dan polisakarida (ketebalan
peptidoglikan membagi bakteri menjadi bakteri
gram positif bila peptidoglikannya tebal dan
bakteri gram negatif bila peptidoglikannya tipis).
2. Membran plasma adalah membran yang
menyelubungi sitoplasma tersusun atas lapisan
fosfolipid dan protein.
3. Sitoplasma adalah cairan sel.
4. Ribosom adalah organel yang tersebar dalam
sitoplasma, tersusun atas protein dan RNA.
5. Granula penyimpanan, karena bakteri
menyimpan cadangan makanan yang
dibutuhkan.
Struktur tambahan bakteri :
1. Kapsul atau lapisan lendir adalah lapisan di
luar dinding sel pada jenis bakteri tertentu, bila
lapisannya tebal disebut kapsul dan bila
lapisannya tipis disebut lapisan lendir. Kapsul
dan lapisan lendir tersusun atas polisakarida
dan air.
2. Flagelum atau bulu cambuk adalah struktur
berbentuk batang atau spiral yang menonjol
dari dinding sel.
3. Pilus dan fimbria adalah struktur berbentuk
seperti rambut halus yang menonjol dari dinding
sel, pilus mirip dengan flagelum tetapi lebih
pendek, kaku dan berdiameter lebih kecil dan
tersusun dari protein dan hanya terdapat pada
bakteri gram negatif. Fimbria adalah struktur
sejenis pilus tetapi lebih pendek daripada pilus.
4. Klorosom adalah struktur yang berada tepat
dibawah membran plasma dan mengandung
pigmen klorofil dan pigmen lainnya untuk proses
fotosintesis. Klorosom hanya terdapat pada
bakteri yang melakukan fotosintesis.
5. Vakuola gas terdapat pada bakteri yang hidup
di air dan berfotosintesis.
6. Endospora adalah bentuk istirahat (laten) dari
beberapa jenis bakteri gram positif dan
terbentuk didalam sel bakteri jika kondisi tidak
menguntungkan bagi kehidupan bakteri.
Endospora mengandung sedikit sitoplasma,
materi genetik, dan ribosom. Dinding endospora
yang tebal tersusun atas protein dan
menyebabkan endospora tahan terhadap
kekeringan, radiasi cahaya, suhu tinggi dan zat
kimia. Jika kondisi lingkungan menguntungkan
endospora akan tumbuh menjadi sel bakteri
baru.
Bentuk Bakteri
Bentuk dasar bakteri terdiri atas bentuk bulat
(kokus), batang (basil),dan spiral (spirilia) serta
terdapat bentuk antara kokus dan basil yang
disebut kokobasil.
Berbagai macam bentuk bakteri :
1. Bakteri Kokus :
a. Monokokus
yaitu berupa sel bakteri kokus tunggal
b. Diplokokus
yaitu dua sel bakteri kokus berdempetan
c. Tetrakokus yaitu empat sel bakteri kokus
berdempetan berbentuk segi empat.
d. Sarkina yaitu delapan sel bakteri kokus
berdempetan membentuk kubus
e. Streptokokus yaitu lebih dari empat sel
bakteri kokus berdempetan membentuk rantai.
f. Stapilokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri
kokus berdempetan seperti buah anggur
2. Bakteri Basil :
a. Monobasil
yaitu berupa sel bakteri basil tunggal
b. Diplobasil yaitu berupa dua sel bakteri
basil berdempetan
c. Streptobasil yaitu beberapa sel bakteri basil
berdempetan membentuk rantai
3. Bakteri Spirilia :
a. Spiral yaitu bentuk sel bergelombang
b. Spiroseta yaitu bentuk sel seperti sekrup
c. Vibrio yaitu bentuk sel seperti tanda baca
koma
Alat Gerak Bakteri
Alat gerak pada bakteri berupa flagellum atau
bulu cambuk adalah struktur berbentuk batang
atau spiral yang menonjol dari dinding sel.
Flagellum memungkinkan bakteri bergerak
menuju kondisi lingkungan yang menguntungkan
dan menghindar dari lingkungan yang merugikan
bagi kehidupannya.
Flagellum memiliki jumlah yang berbeda-beda
pada bakteri dan letak yang berbeda-beda pula
yaitu
1. Monotrik : bila hanya berjumlah satu
2. Lofotrik : bila banyak flagellum disatu sisi
3. Amfitrik : bila banyak flagellum dikedua ujung
4. Peritrik : bila tersebar diseluruh permukaan
sel bakteri
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Pertumbuhan Bakteri
Pertumbuhan pada bakteri mempunyai arti
perbanyakan sel dan peningkatan ukuran
populasi.
Faktor–faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
bakteri atau kondisi untuk pertumbuhan
optimum adalah :
1. Suhu
2. Derajat keasaman atau pH
3. Konsentrasi garam
4. Sumber nutrisi
5. Zat-zat sisa metabolisme
6. Zat kimia
Hal tersebut diatas bervariasi menurut spesies
bakterinya.
Cara Perkembangbiakan bakteri:
Bakteri umumnya melakukan reproduksi atau
berkembang biak secara aseksual (vegetatif = tak
kawin) dengan membelah diri. Pembelahan sel
pada bakteri adalah pembelahan biner yaitu
setiap sel membelah menjadi dua.
Reproduksi bakteri secara seksual yaitu dengan
pertukaran materi genetik dengan bakteri
lainnya.
Pertukaran materi genetik disebut rekombinasi
genetik atau rekombinasi DNA.
Rekombinasi genetik dapat dilakukan dengan tiga
cara yaitu:
1. Transformasi adalah pemindahan sedikit
materi genetik, bahkan satu gen saja dari satu
sel bakteri ke sel bakteri yang lainnya.
2. Transduksi adalah pemindahan materi genetik
satu sel bakteri ke sel bakteri lainnnya dengan
perantaraan organisme yang lain yaitu
bakteriofage (virus bakteri).
3. Konjugasi adalah pemindahan materi genetik
berupa plasmid secara langsung melalui kontak
sel dengan membentuk struktur seperti
jembatan diantara dua sel bakteri yang
berdekatan. Umumnya terjadi pada bakteri gram
negatif.
Peranan Bakteri
Dalam kehidupan manusia bakteri mempunyai
peranan yang menguntungkan maupun yang
merugikan.
Bakteri yang menguntungkan adalah sebagai
berikut :
1. Pembusukan (penguraian sisa-sisa mahluk
hidup contohnya Escherichia colie).
2. Pembuatan makanan dan minuman hasil
fermentasi contohnya Acetobacter pada
pembuatan asam cuka, Lactobacillus bulgaricus
pada pembuatan yoghurt, Acetobacter xylinum
pada pembuatan nata de coco dan Lactobacillus
casei pada pembuatan keju yoghurt.
3. Berperan dalam siklus nitrogen sebagai
bakteri pengikat nitrogen yaitu Rhizobium
leguminosarum yang hidup bersimbiosis dengan
akar tanaman kacang-kacangan dan Azotobacter
chlorococcum.
4. Penyubur tanah contohnya Nitrosococcus dan
Nitrosomonas yang berperan dalam proses
nitrifikasi menghasilkan ion nitrat yang
dibutuhkan tanaman.
5. Penghasil antibiotik contohnya adalah Bacillus
polymyxa (penghasil antibiotik polimiksin B
untuk pengobatan infeksi bakteri gram negatif,
Bacillus subtilis penghasil antibioti untuk
pengobatan infeksi bakteri gram
positif,Streptomyces griseus penghasil antibiotik
streptomisin untuk pengobatan bakteri gram
negatif termasuk bakteri penyebab TBC dan
Streptomyces rimosus penghasil antibiotik
terasiklin untuk berbagai bakteri.
6. Pembuatan zat kimia misalnya aseton dan
butanol oleh Clostridium acetobutylicum
7. Berperan dalam proses pembusukan sampah
dan kotoran hewan sehinggga menghasilkan
energi alternatif metana berupa biogas.
Contohnya methanobacterium
8. Penelitian rekayasa genetika dalam berbagai
bidang.sebagai contoh dalam bidang kedokteran
dihasilkan obat-obatan dan produk kimia
bermanfaat yang disintesis oleh bakteri,
misalnya enzim, vitamin dan hormon.
Bakteri yang merugikan sebagai berikut :
1. Pembusukan makanan contohnya Clostridium
botulinum
2. Penyebab penyakit pada manusia contohnya
Mycobacterium tuberculosis ( penyebab penyakit
TBC ), Vibrio cholerae ( penyebab kolera atau
muntaber ), Clostridium tetani (penyebab
penyakit tetanus ) dan Mycobacterium leprae
(penyebab penyakit lepra )
3. Penyebab penyakit pada hewan contohnya
Bacilluc antrachis (penyebab penyakit antraks
pada sapi )
4. Penyebab penyakit pada tanaman budidaya
contohnya Pseudomonas solanacearum
(penyebab penyakit pada tanaman tomat,
lombok, terung dan tembakau) serta
Agrobacterium tumafaciens (penyebab tumor
pada tumbuhan)
Http://mapel-sekolahku.blogspot.com

Biologi sma x bab bakteri by Dian

Rangkuman Bab V Tentang Struktur
Bakteri (Morfologi Bakteri) dari Buku
Berjudul Bakteriologi. Diambil Dari
Buku Pusat Pendidikan Tenaga
Kesehatan, Departemen Kesehatan RI,
Jakarta, 1989
Bakteri adalah Mikroba uniseluler yang termasuk
kelas schizomycetes pada umumnya bakteri tidak
mempunyai klorofil, ada beberapa yang bersifat
fotosintetik dan reproduksi aseksual melalui
pembelahan transversal atau biner.
A. Bentuk dan Ukuran Bakteri
Ada 3 macam bentuk dasar bakteri yaitu:
1. Bentuk Bulat
Bentuk bulat atau kokus dapat dibedakan
lagi menjadi:
· Mikrokokus, bulat,satu-satu.
· Diplokokus, bulat, bergandeng
dua-dua.
· Strepkokus, bulat, bergandeng
seperti rantai.
· Tetrakokus, bulat, tersusun dari
4 sel berbentuk bujur sangkar.
· Sarsina,bulat, tersusun dari 8 sel
yang tersusun dalam bentuk kubus.
· Stafilokokus,bulat, tersusun
seperti untaian buah anggur.
2. Bentuk Batang
Bakteri bentuk batang, dapat dibedakan
kedalam bentuk batang panjang, pendek
dengan ujung datar atau lengkung. Bakteri
bentuk batang dapat terdiri dari atas sel
tunggal, bergandengan dua-dua atau
jaringan tiang.
3. Bentuk Lengkung
Bentuk-bentuk lengkung pada pokoknya
dapat dibagi menjadi:
· Bentuk koma (sibrio),jika
lengkungnya kurang dari setengah
lingkaran.
· Bentuk spiral ,jika lengkungnya
lebih dari setengah lingkaran.
Spiral halus dan lentur disebut spirachuta
Spiral tebal dan kaku disebut sprilum
B. Ukuran Bakteri
Ukuran bakteri tergantung pada spesies
dan fase pertumbuhan. Ukuran bakteri
dinyatakan satuan mikron (mikron = 0.001
mm). Ada beberapa contoh adanya
beberapa variasi ukuran bakteri. Dapat
dilihat dibawah ini.
No Nama
Bakteri
Garis
Tengah
(mikron)
Panjang
(mikron)
1 Escherichi
a coli
0.5 1-3
2 Proteus
uilgaris
0.5-1 1-3
3 Salmonell
a typhosa
0.6-0.7 2-3
4 Streptoco
ccus
lactis
0.5-1
5 S.
pyogenus
0.6-1
C. Susun Sel
Susunan sel terdiri dari :
· Inti
· Sitoplasma
· Lapisan permukaan terdiri dari :
Membrane sel
Dinding sel
Kapsula
D. Alat Gerak
Flagel : alat yang digunakan untuk gerakan
bakteri. Bakteri bentuk lengkung/batang
mempunyai flagel. Tebal flagel antara
0.02-1 mikron, tergantung spesies bakteri.
Panjang flagel biasanya melebihi panjang
sel bakteri.
E. Pili (fimbriae)
Pili adalah benang-benang halus yang
menonjol keluar dari dinding sel
kebanyakan terdapat pada bakteri gram (-).
Panjang pili berkisar antara 0.5-2 mikron.
F. Endospora
Beberapa bakteri dapat membentuk
endospora (spora). Endospora atau suatu
benda berbentuk bulat/bulat lonjong,
bersifat sangat membias cahaya, sukar
dicat dan sangat resisten terhadap faktor-
faktor luar yang jelek.
Http://mapel-sekolahku.blogspot.com

Bakteri sma x by Riska

Archaebacteria
Archaebacteria dianggap sebagai bentuk-bentuk
kehidupan kuno yang berevolusi secara terpisah
dari bakteri dan ganggang biru-hijau.
Archaebacteria dibagi dalam tiga golongan yaitu
metanogen, halofilik, dan termofilik.
b. Bakteri Metanogen
Methanogen adalah mikroorganisme yang
menghasilkan metana sebagai produk
sampingan metabolik dalam kondisi anoxic.
Mereka digolongkan sebagai archaea, kelompok
cukup berbeda dari bakteri. Mereka yang umum
di lahan basah, di mana mereka bertanggung
jawab untuk gas rawa, dan keberanian dari
binatang seperti ruminansia dan manusia, di
mana mereka bertanggung jawab atas isi
metana dari bersendawa di ruminansia dan
perut kembung pada manusia. [1] Pada sedimen
laut biomethanation umumnya terbatas pada
mana sulfat habis, di bawah lapisan atas. [2]
Lain extremophiles, ditemukan di lingkungan
seperti ventilasi hidrotermal air panas dan kapal
selam serta dalam rock “solid” dari kerak bumi,
kilometer di bawah permukaan .
Simak
Baca secara fonetik
Secara lebih rinci karakteristik bakteri
metanogen disajikan pada tabel II.1 di bawah
ini :
Tabel II.2 Karakteristik bakteri metanogen
Karakteristik Metanogen
Bentuk sel Batang, kokus, spirilla,
filament, sarcina
sifat Gram + / Gram -
klasifikasi Archaebacteria
Struktur dinding
sel
Pseudomurein,
protein,
heteropolysaccharida
Metabolisme anaerob
Sumber energi dan
sumber karbon
H + CO , H +
metanol, format,
metilamin, metanol(30
% diubah menjadi
CH ), asetat (80 %
diubah menjadi CH )
Produk
katabolisme
CH atau CH + CO
Methanopyrus adalah genus methanogen ,
dijelaskan dengan spesies tunggal, M. Kandleri,
kandleri. Ini adalah hyperthermophile ,
ditemukan di dinding sebuah perokok hitam dari
Teluk California pada kedalaman 2000 m, pada
temperatur 84-110 ° C. Strain 116 perokok
ditemukan dalam cairan hitam dari lapangan
hidrotermal Kairei, dapat bertahan dan
bereproduksi pada 122 ° C. [2] Ia tinggal di
sebuah hidrogen – karbon dioksida lingkungan
yang kaya, dan seperti metanogen lain
mengurangi bekas metana . Organisme ini
tumbuh 8-10 o C di-CO 2 atmosfer 2 H kandleri
Methanopyrus. telah ditemukan di dasar
mendalam “m hitam perokok 2.000″ cerobong
asap di dasar laut di Teluk California.
b. Halofil Ekstrem
Sesuai dengan namanya, golongan Halofil
Ekstrem ini merupakan mikroorganisme yang
tahan hidup di daerah ektrim seperti perairan
dengan kadar garam tinggi (halofil), contohnya
Halobacterium .
Dalam taksonomi , yang Halobacteria (juga
Halomebacteria) adalah kelas dari
Euryarchaeota , [1] ditemukan dalam air jenuh
atau hampir jenuh dengan garam Mereka juga
disebut halophiles , meskipun nama ini juga
digunakan untuk organisme lain yang hidup di
air asin terkonsentrasi kurang sedikit. Mereka
yang paling umum di lingkungan di mana
sejumlah besar garam, kelembaban, dan bahan
organik yang tersedia.
c. Termofil Ekstrem
Termofil hidup didaerah bersuhu tinggi dan
bersifat asam, misalnya di sumber air panas
serta daerah dengan temperatur tinggi seperti
hydrothermal vent (extreme thermofil). Kondisi
optimum untuk hidupnya adalah pada suhu
60-80 derajat celsius. Sebagian besar
termoasidofil merupakan organisme autotrof
dan metabolismenya bergantung pada sulfur.
Contoh archaebacteria ini adalah sulfolobus.
Sulfolobus spesies tumbuh di mata air gunung
berapi dengan pertumbuhan optimal terjadi
pada pH 2-3 dan suhu dari 75-80 ° C, membuat
mereka acidophiles dan thermophiles dan
masing-masing. Sulfolobus sel-sel berbentuk
tidak teratur flagellar .
Spesies Sulfolobus umumnya dinamai lokasi dari
yang mereka pertama kali diisolasi, misalnya
solfataricus Sulfolobus pertama kali diisolasi di
Solfatara (gunung berapi) . spesies lainnya dapat
ditemukan di seluruh dunia dalam bidang panas
bumi atau aktivitas gunung berapi seperti
formasi geologi disebut mud pot yang juga
dikenal sebagai solfatare (jamak dari solfatara).
Peran Archaebacteria
a. Enzim Archaebacteria ditambahkan ke dalam
sabun cuci atau deterjen untuk meningkatkan
kemampuan sabun cuci dan deterjen pada suhu
dan pH tinggi.
b. Beberapa enzim Archaebacteria juga
digunakan dalam industri makanan untuk
mengubah pati jagung menjadi dekstrin (sejenis
karbohidrat).
c. Beberapa jenis Archaebacteria digunakan
untuk mengatasi pencemaran, misalnya
tumpahan minyak
2. Eubacteria
Eubacteria adalah organisme prokariota
uniseluler yang hanya dapat dilihat dengan
mikroskop. Bakteri juga hidup di sekitar kita dan
juga didalam tubuh kita. Cabang ilmu biologi
yang mempelajari bakteri adalah bakteriologi.
Karakteristik Bakteri
- Dinding sel tersusun atas mukopoli
sakarida dan peptidoglikan (murein).
- Sel bakteri dapat mensekresikan lender
kepermukaan dindingselnya.
- Membran sitoplasma meliputi 8 – 10%
dari bobot kering sel dan tersusun atas
fosfolipida dan protein.
- Sitoplasma dikelilingi oleh membrane
sitoplasma, dan tersusun dari 80% air, asam
nukleat, protein, karbohidrat, lemak dan ion
organic, serta kromatofora.
- Pada kondisi yang tidak menguntungkan
bakteri dapat membentuk endospora yang
berfungsi melindungi bakteri dari panas dan
gangguan alam.
- Bakteri ada yang bergerak dengan flagella
dan ada yang bergerak tanpa flagella. Bakteri
tanpa flagella bergerak dengan cara berguling.
Bentuk-bentuk bakteri
1. Bakteri Kokus : Bakteri dengan bentuk dasar
bulat
a. Monokokus, yaitu berupa sel bakteri kokus
tunggal. Misalnya Neisseria gonorrhoeae,
penyebab penyakit kencing nanah.
b. Diplokokus , yaitu dua sel bakteri kokus
berdempetan. Misalnya Diplococcus pneumonia,
penyebab penyakit pneumonia atau radang
paru-paru.
c. Tetrakokus, yaitu empat sel bakteri kokus
berdempetan berbentuk segi empat.
d. Sarkina , yaitu delapan sel bakteri kokus
berdempetan membentuk kubus.
e. Streptokokus yaitu lebih dari empat sel
bakteri kokus berdempetan membentuk rantai.
Misalnya Streptococcus pyrogenes, penyebab
demam jengkering dan sakit tenggorokan, dan
Streptococcus thermophilus, untuk membuat
yoghurt.
f. Stapilokokus yaitu lebih dari empat sel
bakteri kokus berdempetan seperti buah anggur
2. Bakteri Basil : Bakteri dengan bentuk
dasar batang
a. Monobasil , yaitu berupa sel bakteri basil
tunggal. Misalnya Salmonella thypi, E. coli, dan
Lactobacillius.
b. Diplobasil , yaitu berupa dua sel bakteri basil
berdempetan
c. Streptobasil , yaitu beberapa sel bakteri basil
berdempetan membentuk rantai. Misalnya
Azotobacter dan Bacillus anthracis .
3. Bakteri Spirilia : Bakteri dengan bentuk
dasar spiral
a. Spiral yaitu bentuk sel bergelombang.
Misalnya Spirillum.
b. Spiroseta yaitu bentuk sel seperti sekrup.
c. Vibrio yaitu bentuk sel seperti tanda baca
koma. Misalnya Vibrio cholera, penyebab
penyakit kolera.
Letak Flagel
Atrik , tidak mempunyai flagel.
Monotrik , mempunyai satu flagel pada
salah satu ujungnya.
Lofotrik , mempunyai sejumlah flagel
pada salah satu ujungnya.
Amfitrik , mempunyai satu flagel pada
kedua ujungnya.
Peritrik, mempunyai flagel pada seluruh
permukaan tubuhnya.
Reproduksi Bakteri.
Bakteri bereproduksi secara vegetative/aseksual
dengan membelah diri secara biner.
Ada tiga proses para seksual yang telah
diketahui , yaitu transformasi , konjugasi dan
transduksi.
Transformasi adalah pemindahan sebagian
materi genetic atau DNA atau hanya satu gen ke
bakteri lain dengan proses fisiologi yang
kompleks.
Konjugasi adalah pemindahan secara langsung
materi genetic diantara dua sel bakteri melalui
jembatan sitoplasma.
Bakteri yang memberikan DNA nya disebut
bakteri donor. Bakteri donor memiliki tonjolan
yang disebut pili seks, yang berguna untuk
menempel pada bakteri recipientyang menerima
DNA.
Transduksi adalah pemindahan materi genetic
dengan pernatara virus. Cara ini dikemukakan
oleh Norton Zinder dan Jashua Lederberg pada
tahun 1952.
Cara hidup bakteri
a) Bakteri heterotrof.
Bakteri kelompok ini tidak berklorofil, sangat
bergantung pada bahan organic yang ada
disekitar tubuhnya, karena bakteri tesbut tidak
dapat mengubah baha anorganik menjadi bahan
organic. Bakteri heterotrof di badakan menjadi:
1. Bakteri parasit
Mendapatkan makanan dari organism lain yang
ditumpanginya (inang) contohnya family
spirochaetaceae (parasit dalam usus moluska
bercangkang dua).
2. Bakteri saprofit (saprobakter)
Bakteri saprofit adalah bakteri yang kebutuhan
makanannya diperoleh dari sissa – sisa makanan
organism lain yang telah mati.
Bakteri jenis ini merombak bahan organic
menjadi bahan anorganik melalui fermentasi
atau respirasi tak sempurna. Proses
perombakan biasanya menghasilkan gas – gas
CO , H , CH (metana), N , H2S dan NH .
Contoh bakteri ini diantaranya adalah:
a. Escherchia coli dalam keadaaan tertentu
menguraikan asam semut (HCOOH) menjadi
CO2 dan H2O
b. Methanobacterium omelanskii dan
Methanobacterium ruminatum menguraikan
asam cuka (CH3COOH) menjadi metana (CH4)
dan CO2.
c. Clostridium sporageus menguraikan asam
amino menjadi ammonia (NH3)
3. Bakteri pathogen
Bakteri pathogen adalah bakteri parasit yang
menimbulkan penyakit hospes ‘ inang yang
dihinggapi, contohnya sebagai berikut:
a. Parasit pada manusia:
– Salmonella thypi menyebabkan penyakit tifus.
– Vibrio comma menyebabkan penyakit kolera
– Clostridium tetani menyebabkan penyakit
tetanus.
b. Parasit pada tumbuhan
– Pseudomonas cattleyeae penyebab penyakit
pada anggrek.
– P.solanacearum penykit pada pisang.
– Bacterium papaya penyebab penyakit pada
papaya.
c. Parasit pada hewan ternak
– Bacillus anthracis penyebab penykit pada
ternak.
– Mycobacterium bovis penyebab penyakit pada
lembu.
– M.avium penyebab penyakit penyakit pada
unggas.n cara mengubah bahan anorgnik
menjadi bahan organic.
4. Bakteri apatogen
Bakteri apatogen adalah bakteri yang tidak
menimbulkan penyakit pada hospes, contoh :
Eschercihia coli dan Streptomyces greseus.
b) Bakteri Autotrof
Semua jenis bakteri autotrof mampu membuat
makanan sendiri dengan Proses pengubahan
dapat terjadi melalui dua cara, yaitu :
1. Fotoautotrof.
Energy yang digunakan untuk menyusun bahan
anorganik menjadi bahan organic adalah sinar
matahari / cahaya.
Golongan fotoautotrof dibagi menjadi dua, yaitu
bakteri hijau dan bakteri ungu.
Bakteri ijau memiliki pigmen hijau yang disebut
bakteri oviridin dan bakterioklorofil.
2. Kemoautotrof.
Bakteri ini memperoleh energy dari bahan
bahan kimia untuk menyusun bahan organic dari
bahan anorganik.Contoh :Nitrosomonas, Nitro
socytis, Nitrospira dan Nitrosococcus.
Peranan Bakteri Bagi Kehidupan
Bakteri dapat merugikan mahluk hidup karena
bersifat parasit dan pathogen. Akan tetapi
beberapa bakteri dapat dimanfaatkan untuk
menghasilkan suatu zat penting atau melakukan
suatu proses industri misalnya berikut ini:
a) Lactobacillus casei digunakan dalam
pembuatan keju dan minuman nata de coco dari
air kelapa.
b) Streptococcus lactis dan S.cremoris
digunakan dalam pembuatan keju dan mentega.
c) Bacillus brevis menghasilkan antibiotic
tirotrisin: Bacillus subtilis menghasilkan
antibiotic basitrasin; dan bacillus polymyxa
menghasilkan polimixin.
d) Nitrosomonas. Nitrosococcus, dan
Nitrobacter berperan dalam proses
penambahan kesuburan tanah (membentuk
humus).
e) Acetobacter, penting dalam pembuatan asam
cuka dan nata decoco, reaksinya:
CH CH OH +O
etanol ——————————- acetobacter
CH COOH + H O + Energi
Asam cuka
f) Beberapa spesies saprofit berperan penting
dalam pembuatan biogas yang dimanfaatkan
sebagai sumber energy.
3. Cyanobacteria
Cyanobacteria atau ganggang biru-hijau adalah
filum (atau “divisi”) bakteri yang mendapat
energi melalui fotosintesis . Jejak fosil
cyanobacteria telah ditemukan sejak 3,8 miliar
tahun lalu. Cyanobacteria sekarang adalah salah
satu kelompok terbesar dan terpenting bakteri
di bumi.
Karakteristik Cyanobacteria
1. Intinya tidak diselubungi oleh membran
2. Dinding sel terletak diantara plasmalema
dan selubung lendir
3. Beberapa ganggang hijau biru yang
berkoloni dengan bentuk filamen memiliki
heterotista dan spora istirahat .
Heterotista adalah sel yang lebih tebal dan
tidak memiliki inti . spora istirahat merupakan
spora yang dindingnya sangat tebal dan
didalamnya berisi sel.
4. Bentuk organisme ini bisa uniseluler
(chroocococcus , Anacystis); koloni.
5. Tidak berflagel sehingga bergerak
meluncur.
Hab itat ganggang ini diair tawar, air laut, tanah
– tanah yang basah , ada pula yang hidup di
tempat – tempat kering.
Ganggang hiaju hidup secara autotrof. Namun
ada pula yang bersimbiosis dengan organism
lain, mislanya dengan jamur membentuk lumut
kerak.
Reproduksi aseksual terjadi dengan
pembentukan zoospore, yaitu spora yang dapat
bergerak atau berpindah tempat. Reproduksi
aseksualnya berlangsung secara konjugasi.Hasil
konjugasi berupa suatu zigospora , zigospora
tidak mempunyai alat gerak.
Contoh bebrapa jenis alga hijau, antara lain :
spirogyra.volvox, chalamidomonas, vulva dan
stigeoslonium.
Reproduksi Cyanobacteria
Ø Pembelahan sel, melalui cara ini sel dapat
langsung terpisah atau tetap bergabung
membentuk koloni
Ø Fragmentasi, fragmentasi terjadi terutama
pada berbentuk filamen, jika hormogonium
(potongan benang-benang ganggang pendek
yang bisa tumbuh menjadi ganggang baru)
terlepas dari filamen induk, maka akan menjadi
individu baru.
Ø Spora, pada keadaan kurang menguntungkan
akan terbentuk spora yang sebenarnya
merupakan sel vegetatif
Peranan Cyanobacteria
Beberapa cyanobacteria dapat dimanfaatkan
sebagai sumber makanan alternatif, misalnya
spirulina, ada juga yang dapat menambah
kesuburan tanah.

Makalah Diftri untuk kedokteran

makalah difteri
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Difteri merupakan
salah satu penyakit yang
sangat menular (contagious
disease). Penyakit ini
disebabkan oleh infeksi
bakteri corynebacterium
diphtheria yaitu kuman
yang menginfeksi saluran
pernafasan, terutama
bagian tonsil, Nasofaring
(bagian antara hidung dan
faring atau tenggorokan)
dan laring. Penularan
difteri dapat melalui
hubungan dekat, udara
yang tercemar oleh carier
atau penderita yang akan
sembuh, juga melalui batuk
dan bersin penderita.
Penderita difteri
umumnya anak-anak, usia
dibawah 15 tahun.
Dilaporkan 10 % kasus
difteri dapat berakibat
fatal, yaitu sampai
menimbulkan kematian.
Selama permulaan pertama
dari abad ke-20, difteri
merupakan penyebab
umum dari kematian bayi
dan anak-anak muda.
Penyakit ini juga dijmpai
pada daerah padat
penduduk dingkat sanitasi
rendah. Oleh karena itu,
menjaga kebersihan diri
sangatlah penting, karena
berperan dalam menunjang
kesehatan kita. Lingkungan
buruk merupakan sumber
dan penularan penyakit.
Sejak diperkenalkan
vaksin DPT (Dyptheria,
Pertusis, Tetanus), penyakit
difteri jarang dijumpai.
Vaksi imunisasi difteri
diberikan pada anak-anak
untuk meningkatkan system
kekebalan tubuh agar tidak
terserang penyakit
tersebut. Anak-anak yang
tidak mendapatkan vaksi
difteri akan lebih rentan
terhadap penyakit yang
menyerang saluran
pernafasan ini.
1.2 TUJUAN UMUM
Untuk memenuhi tugas
untuk mata kuliah
keperawatan anak
1.3 TUJUAN KHUSUS
· Untuk mengetahui
pengertian difteria
· Untuk megetahui etiologi
difteria
· Untuk mengetahui tanda
dan gejala difteria
· Untuk mengetahui
pengobatan dan pencegahan
penyakit difteria
· Untuk mengetahui askep
untuk penyakit difteria
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi
Difteria adalah suatu
penyakit infeksi mendadak
yang di sebabkan oleh
kuman corynebacterium
diphtheria.mudah menular
dan yang di serang
terutama traktus
respiratorius bagian atas
dengan tanda khas
terbentuknya
pseudomembran dan di
lepaskannya eksotoksin
yang dapat menimbulkan
gejala umum dan lokal.
2. Etiologi
Di sebabkan oleh
corynebacterium
diphtheria,bakteri gram
positif yang bersifat
polimorf,tidak bergerak dan
tidak membentuk
spora.pewarnaan sediaan
langsung dapat di lakukan
dengan biru metilen atau
biru toluidin.basil ini dapat
di temukan dengan
langsung dari lesi.
3. Sifat-sifat kuman
Polimorf,gram
positif,tidak bergerak dan
tidak membentuk
spora,mati pada
pemanasan 60 c selama 10
menit,tahan sampai
beberapa minggu dalam
es,air,susu dan lender yang
telah mongering.terdapat
3jenis basil yaitu bentuk
gravis,mitis dan
intermedius atas dasar
perbedaan bentuk
kolonindalam biakan agar
darah yang mengandung
kalium telurit.
Basil dapat membentuk
1. pseudomembran yang
sukar diangkat,mudah
berdarah dan berwarna putih
keabu-abuan yang meliputi
daerah yang terkena terdiri
dari fibrin,leukosit,jaringan
nekrotik dan basil.
2. eksotoksin yang sangat
ganas dan dapat meracuni
jaringan setelah beberapa jam
di absorbs dan memberikan
gambaran perubahan jaringan
yang khas terutama pada otot
jantung,ginjal dan jaringan
saraf.satu perlima puluh ml
toksin dapat membunuh
marmut dan lebih kurang 1/50
dosisi ini di pakai untuk uji
schick.
-Schick tes
Tes kulit ini digunakan
untuk menetukan status
imunitas penderita.tes ini
tidak berguna untuk
diagnosis dini karena baru
dapat dibaca beberapa hari
kemudian.
Caranya:0,1 ml (1/50
MLD)cairan toksin difteri di
suntikkan intradermal.bila
dalam tubuh penderita
tidak ada antitoksin,terjadi
pembengkakan,eritema dan
sakit yang terjadi 3-5 hari
setelah suntikan.bila pada
tubuh penderita terdapat
antitoksin maka toksin akan
dinetralisir sehingga tidak
terjadi reaksi kulit.
4. patogenesis
basil hidup dan
berkembang pada traktus
respitarius bagian atas
terlebih-lebih bila terdapat
peradangan kronis pada
tonsil,sinus dan lain-
lain.tetapi walaupun jarang
basil dapat pula hidup pada
daerah vulva,telinga dan
kulit.pada tempat ini basil
membentuk
pseudomembran dan
melepaskan
eksotoksin.pseudomembran
dapat timbul local atau
kemudian menyebar dari
faring atau tonsil ke laring
dan seluruh traktus
respiratorius bagian atas
sehingga menimbulkan
gejala yang lebih
berat .kelenjar getah bening
sekitarnya akan mengalami
hyperplasia dan
mengandung
toksin.eksotoksin dapat
mengenai jantung dan
menyebabkan miokarditis
toksik atau mengenai
jaringan saraf perifer
sehingga timbul paralisis
terutama pada otot-otot
pernafasan.toksin juga
menimbulkan nekrosis fokal
pada hati dan
ginjal,malahan dapat
timbul nefritis interstitialis
(jarang sekali).kematian
terutama di sebabkan oleh
sumbatan membrane pada
laring dan trakea,gagal
jantung,gagal
pernafasanatau akibat
komplikasi yang sering
yaitu bronkopneumonia.
5. Epidemiologi
Penularan umumnya
melalui udara,berupa
infeksi droplet selain itu
dapat pula melalui benda
atau makanan yang
terkontaminasi.
Klasifikasi
Biasanya pembagian di
buat menurut tempat atau
lokalisasi jaringan yang
terkena infeksi.pembagian
berdasarkan berat
ringannya penyakit jug di
ajukan oleh beach dkk.
(1950) sebagai berikut:
1. infeksi
ringan
Pseudomembran terbatas
pada mukosa hidung atau
fausial dengan gejala hanya
nyeri menelan.
2. infeksi
sedang
Pseudomembran
menyebar lebih luas sampai ke
dinding posterior faring
dengan edema ringan laring
yang dapat diatasi dengan
pegobatan konservatif.
3. infeksi berat
Di sertai gejala sumbatan
jalan nafas yang berat,yang
hanya dapat diatasi dengan
trakeastomi.juga gejala
komplikasi
miokarditis,paralisis ataupun
nefritis dapat menyertainya.
6. Gejala klinis
Masa tunas 2-7
hari.selanjutnya gejala
klinis dapat di bagi dalam
gejala umum dan gejala
lokal serta gejala akibat
eksotoksin pada jaringan
yang terkena gejala umum
yang timbul berupa demam
tidak terlalu
tinggi,lesu,pucat,nyeri
kepala dan anoreksia
sehingga tampak penderita
sangat lemah sekali.gejala
ini biasanya disertai dengan
gejala khas untuk setiap
bagian yang terkena seperti
pilek atau nyeri menelan
atau sesak nafas dengan
serak dan stridor,sedangkan
gejala akibat eksotoksin
bergantung kepada jaringan
yang terkena seperti
miokarditis,paralisis
jaringan saraf atau nefritis.
1) Difteri hidung
Gejalanya paling ringan
dan jarang terdapat (hanya
2%).mula-mula hanya tampak
pilek,tetapi kemudian sekeret
yang kluar tercampur darah
sedikit yang berasal dari
pseudomembran.penyebaran
pseudomembran dapat pula
mencapai faring dan
laring.penderita diobati
seperti penderita difteri
lainnya.
2) Difteri faring dan tonsil
(difteri
fausial)
Paling sering di jumpai
(75%).terdapat radang akut
tenggorokan,demam sampai
38,5 cc,takikardi,tampak
lemah,napas berbau,timbul
pembengkakan kelenjar
regional (bull neck).membran
dapat berwarna putih,abu-abu
kotor,atau abu kehijauan
dengan tepi yang sedikit
terangkat.bila membran
diangkat akan timbul
pendarahan.tetapi prosedur
ini dikontradikasikan memper
cepatpenyerapan toksin.
3) Difteri laring dan
trakea
Lebih sering sebagai
jalaran difteri faring dan tonsil
(3 kali lebih banyak )dari pada
primer mengenai laring.gejala
gangguan jalan nafas berupa
suara serak dan stiridor
inspirasi jelas dan bila lebih
berat dapat timbul sesak nafas
berat,sianosis,demam sampai
40 cc dan tampak retraksi
suprasternal serta
epigastrium.pembesaran
kelenjar regional akan
menyebabkan bull neck.pada
pemeriksaan laring tampak
kemerahan,sebab,banyak
sekeret dan permukaan
ditutupi oleh
pseudomembran.bila anak
terlihat sesak dan payah sekali
maka harus segera ditolong
dengan tindakan trakeostomi
sebagai pertolongan pertama.
4) Difteri kutaneus
Merupakan keadaan yang
sangat jarang sekali
terdapatan eng tie (1965)
mendapatkan 30% infeksi
kulit yang diperiksanya
mengandung kuman
difteri.dapat pula timbul di
daerah konjungtiva,vagina
dan umbilikus.
7. Diagnosis
Diagnosis dini difteri
sangat penting karena
keterlambatan pemberian
antitoksin sangat
mempengaruhi prognosa
penderita.
Diagnosis harus segera
ditegakkan berdasarkan
gejala-gejala klinik tanpa
menunggu hasil
mikrobiologi.karena
preparat smear kurang
dapat di percaya,sedangkan
untuk biakan
membutuhkan waktu
beberapa hari.
adanya membran di
tenggorok tidak terlalu
spesifik untuk difteri,karena
beberapa penyakit lain juga
dapat ditemui adanya
membran.tetapi membran
pada difteri agak berbeda
dengan membran penyakit
lain,warna membran pada
difteri lebih gelap dan lebih
keabu-abuan disertai
dengan lebih banyak fibrin
dan melekat dengan
mukosa dibawahnya.bila
diangkat terjadi
pendarahan.biasanya
dimulai dari tonsil dan
menyebar ke uvula.
8. Diagnosa banding
Pada difteri nasal
perdarahan yang timbul
Harus dibedakan dengan
perdarahan akibat luka
dalam hidung,korpus
alienium atau sifilis
kongenital.
a. Tonsilitis folikularis
atau lakunaris
terutama bila
membran masih
berupa bintik-bintik
putih.anak harus
dianggap sebagai
penderita difteri bila
panas tidak terlalu
tinggi tetapi anak
tampak lemah dan
terdapat membran
putih kelabu dan
mudah berdarah bila
diangkat.tonsilitis
lakunaris biasanya
disertai panas yang
tinggi sedangkan anak
tampak tidak
terlampau
lemah,faring dan tonsil
tampak hiperimis
dengan membran
putih
kekuningan,rapuh dan
lembek,tidak mudah
berdarah dan hanya
terdapat pada tonsil
saja.
b. Angina plaut vincent
penyakit ini juga
membentuk membran
yang
rapuh,tebal,berbau
dan tidak mudah
berdarah.sediaan
langsung akan
menunjukkan kuman
fisiformis (gram
positif) dan spirila
(gram negatif).
c. Infeksi tenggorok
oleh mononukleosus
infeksiosa
terdapat kelainan
ulkus membranosa
yang btidak mudah
berdarah dan disertai
pembengkakan
kelenjar umum.khas
pada penyakit ini
terdapat peningkatan
monosit dalam darah
tepi.
d. Blood dyscrasia
(misal agranulositosis
dan
leukemia)
mungkin pula
ditemukan ulkus
membranusa pada
faring dan
tonsil.difteri laring
harus dibedakan
dengan laringitis
akuta,laringotrakeitis,
laringitis membranosa
(dengan membran
rapuh yang tidak
berdarah)atau benda
asing pada laring,yang
semuanyaakan
memberikan gejala
stridor inspirasi dan
sesak.
9 . Pengobatan
a. Pengobatan umum
terdiri dari perawatan
yang baik,mutlak ditempat
tidur,isolasi penderita dari
pengawasan yang ketat atas
kemungkinan timbulnya
komplikasi antara lain
pemeriksaan EKG setiap
minggu.
b. Pengobatan spesifik
1. Anti
diphtheria
serum(ADS)
diberikan
sebanyak
20.000 U/hari
selama 2 hari
berturut-turut
dengan
sebelumnya
dilakukan uji
kulit dan
mata.bila
ternyata
penderita peka
terhadap serum
tersebut,maka
harus dilakukan
desensitisasi
dengan cara
besredka.
2. Antibiotika.di
bagian ilmu
kesehatan anak
FKUI-RSCM
jakarta
diberikan
penisilin
prokain 50.000
U/kgbb/hari
sampai 3 hari
bebas
panas.pada
pederita yang
dilkukan
trakeaostomi,
ditambahkan
kloram fenikol
75 mg/kgbb/
hari,dibagi 4
dosis.
3. Kortikostiroid.
obat ini di
maksudkan
untuk mencegah
timbulnya
komplikasi
miokarditis
yang sangat
berbahaya.
dapat
diberikanpredni
son 2 mg/kgbb/
hari,selama 3
minggu yang
kemudian
dihentikan
secara
bertahap.
10. Komplikasi
1.Saluran
pernafasan
obstruksi
jalan nafas
dengan segala
akibatnya,bronk
opneumonia
atelektasis.
2.
Kardiovaskuler
miokarditis
akibat toksin
yang dibentuk
kuman penyakit
ini
3. Urogenital
dapat
terjadi nefritis
4. Susunan
saraf
kira-kira
10% penderita
difteri akan
mengalami
komplikasi yang
mengenai sistem
susunan saraf
terutama sistem
motorik.
11. Pencegahan
1. Isolasi
penderita penderita difteri
harus diisolasi dan baru dapat
dipulangkan setelah
pemeriksaan sediaan langsung
menunjukkan tidak terdapat
corynebacterium diphtheria 2
kali berturut-turut.
2. Imunisasi
imunisasi dasar di mulai
pada umur 3 bulan di lakukan
3 kali berturut-turut dengan
selang waktu 1 bulan.biasanya
di berikan bersama-sama
toksoid tetanus dan basil
B.pertusis yang telah di
matikan sehingga di sebut
tripel vaksin DTP dan
diberikan dengan dosis 0,5 ml
subcutan atau
intramuskular .vaksinasi ulang
dilakukan 1 tahun sesudah
suntikan terakhir dari
imunisasi dasar atau kira-kira
umur 1 ½ -2 tahun dan pada
umur 5 tahun.selanjutnya
setiap 5 tahun sampai dengan
usia 15 tahun hanya di
berikan vaksin difteri dan
tetanus (vaksin DT) atau
apabila ada kontak dengan
penderita difteri.
3. Pencarian dan kemudian
mengobati karier difteri .
dilkukan dengan uji
schick,yaitu bila hasil negatif
(mungkin penderita karier
atau pernah mendapat
imunisasi)mka harus
dilakukan hapusan
tenggorok.jika ternyata
ditemukan corynebacterium
diphtheria,penderita harus
diobati dan bila perlu
dilakukan tonsilektomi.
12. Prognosis
Nelson berpendapat
kematian penderita difteri
sebesar 3-5% dan sangat
bergantung pada:
1. Umur penderita,karena
makin muda umur anak
prognosis makin buruk.
2. Perjalanan
penyakit,karena makin lanjut
makin buruk proknosisnya.
3. Letak lesi difteri
4. Keadaan umum
penderita,misalnya
prognosisnya kurang baik
pada penderita gizi kurang
5. Pengobatan.makin
lambat pemberian
antitoksin,prognoasis akan
makin buruk.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
Difteria adalah
suatu penyakit infeksi
mendadak yang
disebabkan oleh kuman
corynebacterium
diphtheria.mudah
menular dan yang serang
terutama traktus
respiratorius bagian atas
dengan tanda khas
terbentuknya
pseudomembran dan
dilepaskannyaeksotoksin
yang dapat
menimbulkan gejala
umum dan lokal.
Tanda dan gejalanya
adalah demam yang
tidak terlalau tinggi,
lesu, pucat, sakit kepala,
anoreksia, lemah,nyeri
telan,sesak napas,serak
hingga adanya stridor.
Saran:
untuk pembuatan
makalah ini saya
menyadari masih banyak
kekurangan saya
berharap bagi
pembacanya untuk
mengkritik guna untuk
menyempurnakan
makalah ini.terima kasih
DAFTAR PUSTAKA
FKUI.1985. Ilmu
kesehatan
anak.Jakarta ; Bagian
Ilmu kesehatan anak
FKUI.
Dr.TH.rampengan,
DSAK dan
Dr,I.R.laurentz,DSA.
1993. penyakit infeksi
tropik pada
anak. jakarta:EGC.
A.aziz alimut
hidayat.2008.
pengantar ilmu
keperawatan
anak .jakarta:
salemba medika.
Doenges,marilynn
E dkk.1999. Rencana
asuhan
keperawatan .Jakarta;
EGC
Berham
dkk.2000. Ilmu
kesehatan anak
nelson
volume:2 .Jakarta;
EGC