Label

Minggu, 14 Februari 2016

rumus dalam aritmatika sosial

Aritmatika sosial materi matematika untuk smp kelas 7 yang akan membahas mengenai harga pembelian, harga penjualan, unutng dan rugi serta rabat, bruto, tara, neto dan bunga yang akan admin sajikan secara singkat dan insyaAllah lengkap.

Harga beli adalah harga sebuah barang dari pabrik, grosir, ataupun tempat lainnya. harga beli suatu barang sering disebut juga dengan modal.

Dalam situasi tertentu, modal dihitung dari harga beli dengan ongkos lain ataupun biaya tambahan lainnya.

Harga jual adalah sebuah harga yang sudah ditentukan oleh penjual/pedagang kepada konsumen/pembeli.

Laba atau untung adalah selisih yang didapat antara harga penjualan suatu barang dengan harga pembeliannya dengan syarat nilai harga jual lebih tinggi dari harga pembelian.

Untung/laba dapat diperoleh jika Hb < Hj. mka U = Hj - Hb.

Laba = harga penjualan - harga pembelian

Rugi adalah selisih antara harga jual dan harga beli jika dan hanya jika harga penjualan kurang dari harga pembelian.

Rugi = harga pembelian - harga penjualan

Selain untung dan rugi dalam kegiatan jual beli dapat juga terjadi Impas yang terjadi bilamana harga penjualan sama dengan harga pembelian.

Persentase Untung/Rugi terhadap harga pembelian
% keuntungan = U/Hb x 100%
% kerugian = R/Hb x 100%

Menentukan harga pembelian atau harga penjualan jika persentase dari untung atau rugi sudah diketahui.

kita tahu bahwa untung = harga jual - harga beli, maka didapat :
Harga jual = harga beli + untung
Harga beli = harga jual - untung

dan kita juga sudah tau bahwa rugi = harba beli - harga jual maka juga didapat :
Harga jual = harga beli - rugi
Harga beli = harga jual + rugi

RABAT, BRUTO, TARA, NETO, DAN BUNGA
Rabat adalah potongan harga oleh penjual yang diberikan kepada pembeli karena melakukan pembelian dalam jumlah besar, rabat biasanya dinyatakan dalam bentuk persen ( % )

Harga Bersih = Harga Kotor - Rabat (diskon)

Bruto, tara dan neto
Berat barang yang kita beli biasanya masih dalam hitungan berat kotor artinya berat kemasan juga ikut dalam berat barang yang kita beli.

Berat dari kemasan seperti karung, kardus, plastik, atau lainnya disebut dengan Tara .

Berat barang beserta kemasan pembungkusnya disebut Bruto ,

sedang berat isi tanpa ada kemasan dan lain-lain disebut dengan neto .

dari urian tersebut dapat kita tuliskan rumus sederhana sebagai berikut :
Bruto = neto + tara
Neto = bruto - tara
Tara = bruto - neto

jika diketahui persen dari tara dan bruto maka kita dapat menentukan rumus tara sbb :

Tara = persen tara x Bruto

Untuk mencari potongan bersih dari harga beli setelah memperoleh potongan berat ( tara ) adalah sbb :

Diskon = potongan harga

Harga bruto = harga yang seharusnya dibayar

Harga neto = harga yang dibayar setelah mendapat potongan/diskon.

Diskon = harga bruto - harga neto

Bunga Bank/Jasa

Biasanya bunga diberikan sekian persen ( x% ) per tahun. misal jika tabungan/modal (M) rupiah ditabung pada sebuah BANK yang memberikan bungan 10 % per tahun kepada nasabahnya maka,
Besar bunga setahun = 15/100 x M
Besar bunga (x) bulan = y/12 x 15/100 x M

menebak bulan dan tahun kelahiran teman

Bermain menebak bulan dan tanggal lahir teman
1. mintalah kepada teman untuk menulis bulan kelahirannya.
dalam angka
2. minta teman kalikan bulan kelahiran yang dia tulis
dengan 5
3. mintalah teman menambahkan hasil kalinya dengan jumlah hari dalam 1 minggu
4. lalu, mintalah dia kalikan hasilnya dengan 4
5. lalu, minta teman tambahkan 13 ke hasilnya
6. sekarang mintalah teman kalikan hasilnya dengan 5
7. mintalah teman menambahkan hasilnya dengan tanggal lahir dia
8. hasilnya 4 digit angka
9. mintalah dia sebutkan hasilnya , lalu katakan saya coba menebak ya.
10. anda kurangi hasilnya dengan 205
11. hasilnya dua angka di kiri adalah bulan kelahiran, sedangkan dua angka di belakang adalah tanggal kelahiran dia

mari kita uji dulu
dengan data kelahiran tanggal 3 Desember.
1. misalkan lahir di bulan desember maka yang ditulis 12
2. lalu dikalikan 5. (12 x 5 = 60)
3. tambahkan jumlah hari dalam seminggu. (60 + 7 = 67)
4. kalikan dengan 4. (67 x 4 = 268)
5. tambahkan 13. (268 + 13 = 281)
6. kalikan hasilnya dengan 5. (281 x 5 = 1405)
7. tambahkan dengan tanggal lahir, misal tanggal 3.
maka (1405 + 3 = 1408)

mintalah teman sebutkan hasilnya.
8. lalu anda kurangi dengan 205. (1408 - 205 = 1203)
9. angka 12 di depan mewakili bulan Desember, angka 03 di belakang mewakili tanggal kelahiran

Selamat mencoba.
20 mnt · Privasi: Teman

kata baku dan tak baku

Kata Baku – Kata Tidak Baku
Aerobic – Erobik
Afdal -Afdol
Akhir – Ahir
Akta – Akte
Aktif – Aktip
Aktivitas – Aktifitas
Aktual – Aktuil
Apotek – Apotik
Analisis – Analisa
Antarinstansi – Antar-instansi
Antre – Antri
Asas – Azas
Atlet – Atlit
Atmosfer – Atmosfir
Baut – Baud
Bus – Bis
Cendekiawan – Cedikiawan
Cenderamata – Cinderamata
Daftar – Daptar
Definisi – Difinisi
Depot – Depo
Deskripsi – Diskripsi
Detail – Detil
Diagnosis – Diagnosa
Diesel – Disel
Diferensial – differensial
Dipersilakan – Dipersilahkan
Dipindahkan – Dipindah
Disahkan – disyahkan
Dolar – Dollar
Ekspor – Eksport
Ekstrem – Ekstrim
Ekuivalen – Ekwivalen
Embus – Hembus
Esai – Esei
Februari – Pebruari
Fiologi – Phiologi
Film – Filem
Fisik – Phisik
Foto – Photo
Formal – Formil
Frasa – Frase
Frekuensi – Frekwensi
Hafal – Hapal
Hakikat – Hakekat
Hierarki – Hirarki
Hipotesis – Hipotesa
Ijazah – Ijasah
Ikhlas – Ihlas
Imbau – Himbau
Ilmuwan – Ilmiawan
Impor – Import
Insaf – Insyaf
Isap – Hisap
Istri – Isteri
Izin – Ijin
Jadwal – Jadual
Jenazah – Jenasah
Jenderal – Jendral
Junior – Yunior
Kaidah – Kaedah
Karier – Karir
Kategori – Katagori
Kaus – Kaos
Kempis – Kempes
Khotbah – Khutbah
Kompleks – Komplek
Konduite – Kondite
Konferesi – konperensi
Konkret – Konkrit
Konsepsional – Konsepsionil
Koordinasi – Koordinir
Kualitas – Kwalitas
Kuantitas – Kwantitas
Kuitansi – Kwitansi
Lubang – Lobang
Malapraktik – Malapraktek
Manajemen – Managemen
Manajer – Manager
Masjid – Mesjid
Memproklamasikan – Memproklamirkan
Mencolok – Menyolok
Mendefinisikan – Mendifinisikan
Menerapkan – Menterapkan
Menerjemahkan – Menterjemahkan
Mangapa – Kenapa
Mengelola – Melola
Mengesampingkan – Mengenyampingkan
Mengkritik – Mengeritik
Mengubah – Mengobah/merubah
Menyukseskan – Mensukseskan
Mesti – Musti
Metode – Metoda
Motif – Motip
Motivasi – Motifasi
Museum – Musium
Napas – Nafas
Narasumber – nara sumber
Nasihat – Nasehat
Negosiasi – Negoisasi
November – Nopember
Nomor – Nomer
Objek – Obyek
Objektif – Obyektif
Ons – On
Peletakan – Perletakan
Penasihat – Penasehat
Penggawa – Punggawa
Pensil – Pinsil
Persentase – Prosentase
Personel – Personil
Pertanggungjawaban – Pertanggung-jawab
Pikir – Fikir
Praktik – Praktek
Problematic – Problimatik
Produktivitas – Produktifitas
Psikotes – Psikotest
Ramai – Rame
Rapi – Tapih
Rezeki – Rejeki
Rezim – Rejim
Risiko – Resiko
Risleting – Resleting
Roboh – Rubuh
Saksama – Seksama
Sekretaris – Sekertaris
Selagi – Mumpung
Silakan – Silahkan
Sintesis – Sintesa
Sistematis – Sistimatis
Saraf – Sarap
Sambal – Sambel
Sistem – Sistim
Spesies – Spesis
Spiritual – Spiritual
Standardisasi – Standarisasi
Stasiun – Setasiun
Subjek – Subyek
Subjektif – Subyektip
Survei – Survai
Sutera – Sutra
Syukur – Sukur
Tafsiran – Tapsiran
Tarif – Tarip
Teknik – Tehnik
Telanjur – Terlanjur
Telantar – Terlantar
Telentang – Terlentang
Telepon – Tilpun
Telur – Telor
Teoretis – Teoritis
Terampil – Trampil
Tertawa – Ketawa
Tim – Team
Tradisional – Tradisionil
Trotoar – Trotoir
Ubah – Rubah
Utang – Hutang
Varietas – Varitas
Wasalam – Wasallam
Wujud – Ujud-
Zaman – Jaman
Zamrud – Jamrud
Zona – Zone
Nah itulah pembahasan singkat mengenai kumpulan kata baku dan tidak baku Bahasa Indonesia

kalimat efektif bagian dua

Contoh Kalimat Efektif Dan Pembahasan – Pengertian Kalimat Efektif: Pada umumnya bentuk kalimat yang benar adalah yang di dalamnya terdapat struktur kalimat yang lengkap yaitu subjek, predikat, objek, dan keterangan. Namun, pada kalimat efektif, struktur tersebut kurang mewakili pengertian secara keseluruhan. Pada kalimat efektif lebih diperjelas dengan gagasan yang tidak menimbulkan makna ganda. Dengan demikian maka diharapkan tidak menimbulkan perbedaan makna antara penulis dan pembaca. Sehingga dapat disimpulkan pengertian kalimat efektif adalah kalimat yang di dalamnya terdapat subjek, predikat, objek, dan keterangan, serta gagasan yang jelas.
Mengapa pembaca bisa menangkap makna yang berbeda? Hal ini dikarenakan gagasan yang terkandung di dalam kalimat tersebut tidak dijabarkan secara jelas. Selain itu, bisa juga dikarenakan kurangnya penjelasan salah satu komponen baik itu subjek, predikat, objek, atau keterangan. Hal – hal seperti itu sebaiknya perlu dihindari agar maksud dan tujuan dari penulis tidak disalah – artikan oleh pembaca.
Contoh Kalimat Efektif
Sebelum membahas lebih jauh mengenai contoh kalimat efektif, berikut adalah ciri – ciri kalimat yang disebut sebagai kalimat efektif:

1. Struktur kalimat seimbang.
Keseimbangan struktur kalimat dicirikan dengan adanya gagasan antar klausa (gabungan kata) yang saling mendukung baik subjek, predikat, objek, dan keterangan.

Contoh:
Bagi seluruh anggota diharapkan hadir dalam rapat evaluasi. (salah)
Seluruh anggota diharapkan hadir dalam rapat evaluasi. (benar)
Pembahasan:
Kata ‘bagi’ tidak mendukung subjek ‘seluruh anggota’ , sehingga perlu dihilangkan agar kalimat menjadi efektif dan seimbang.
2. Bentuk kata selaras.
Keselarasan bentuk kata dicirikan dengan kesamaan penggunaan imbuhan dalam satu kalimat. Sehingga bentuk kata yang terangkai menjadi selaras.
Contoh:
Setelah dilakukan penelaahan dan dicermati, hasilnya menjadi lebih baik. (salah)
Setelah ditelaah dan dicermati, hasilnya menjadi lebih baik. (benar)
Pembahasan:
Pada kalimat pertama tidak ada keselarasan sebab imbuhan yang digunakan juga berbeda, yaitu imbuhan pe-an dan di-i sehingga kalimat menjadi tidak efektif.
3. Penghematan kata.
Hemat yang dimaksud dalam kalimat efektif adalah tidak menggunakan kata yang sama maknanya dalam satu kalimat. Sehingga makna dari kalimat yang dimaksud masih bisa ditangkap, sekaligus tidak menyalahi kaidah tatanan bahasa yang ada.
Contoh:
Beliau sudah sangat baik sekali kepada keluargaku.
(salah)
Beliau sudah sangat baik kepada keluargaku. (benar)
Beliau sudah baik sekali kepada keluargaku. (benar)
Pembahasan:
Pada kalimat pertama terjadi pemborosan kata, yaitu ‘sangat’ dan ‘sekali’ yang memiliki makna sama. Sehingga perlu dipadatkan agar kalimat menjadi efektif seperti kalimat (2) dan (3).
4. Mudah dipahami.
Perbedaan pemahaman antara pembaca dan penulis bisa terjadi karena gagasan yang tersurat ataupun tersirat tidak dipaparkan dengan jelas. Sehingga hal ini memengaruhi kecermatan nalar untuk menangkap gagasan yang ada. Perbedaan pemahaman tersebut dapat disebabkan sebagai berikut:
1. Pemakaian kata tidak baku,
Contoh:
Ibu guru itu menugaskan muridnya untuk membikin prakarya. (salah)
Ibu guru itu menugaskan muridnya untuk membuat prakarya. (benar)
Pembahasan:
Penggunaan kata ‘membikin’ tentu tidak baku, sehingga perlu diganti dengan kata ‘membuat’ agar kalimat menjadi efektif dan mudah dipahami.
1. Pemakaian kata bersinonim,
Contoh:
Saya melihat artis itu di televisi kemarin malam.
(salah)
Saya menonton artis itu di televisi kemarin malam.
(benar)
Pembahasan:
Penggunaan kata ‘melihat’ dan ‘menonton’ tentu memiliki makna yang mirip (sinonim). Namun keterkaitan penggunaan kata dengan kata yang lain juga berpengaruh terhadap keefektivan kalimat.
1. Pemakaian kata yang bernilai rasa,
Contoh:
Hendaknya kita menghormati jasa para pahlawan yang telah mati di medan perang. (salah)
Hendaknya kita menghormati jasa para pahlawan yang telah gugur di medan perang. (benar)
Pembahasan:
Pada kalimat pertama, penggunaan kata ‘mati’ dirasa kurang cocok jika dikaitan dengan objek yaitu ‘pahlawan’. Sehingga perlu diganti dengan kata ‘gugur’ agar dirasa cocok dan efektif.
1. Pemakaian kata/istilah asing,
Contoh:
Para ibu sangat antusias memberikan pengebalan terhadap penyakit kepada anaknya. (salah)
Para ibu sangat antusias memberikan imunisasi kepada anaknya. (benar)
Pembahasan:
Penggunaan istilah ‘imunisasi’ lebih efektif dibandingkan dengan penjabaran yang terdapat pada kalimat (1).
1. Pemakaian idiom,
Contoh:
Bahan – bahan yang digunakan terdiri atas tepung terigu, sagu, dan telur. (salah)
Bahan – bahan yang digunakan terdiri dari tepung terigu, sagu, dan telur. (benar)
Pembahasan:
Penggunaan idiom ‘terdiri atas’ tidak efektif untuk kata benda, akan lebih tepat jika digunakan untuk kalimat penjelas.
1. Pemakaian kata tidak lugas.
Contoh:
Setelah diberikan penjelasan secara mendalam, murid – murid mulai mengerjakan tugas. (salah)
Setelah dijelaskan, murid – murid mulai mengerjakan tugas. (benar)
Pembahasan:
Pada kalimat pertama, penggunaan kata terlalu bertele – tele sehingga perlu dipadatkan. Dengan catatan, tidak mengurangi makna atau pesan dari kalimat itu sendiri.
5. Kepaduan gagasan.
Gagasan yang terkandung di dalam kalimat dapat dicirikan dengan letak penempatan struktur dalam kalimat. Hal yang biasa terjadi adalah salah penempatan subjek, predikat, dan keterangan.
Contoh:
Dalam mengerjakan sesuatu harus melihat kemauan dan kemampuan. (salah)
Dalam mengerjakan sesuatu, kita harus melihat kemauan dan kemampuan. (benar)
Pembahasan:
Penempatan subjek dalam kalimat (2) lebih terstruktur dan efektif dibanding kalimat (1).
6. Kalimat logis .
Logis atau tidaknya suatu kalimat dicirikan dengan ketepatan penggunaan kata.
Contoh:
Kepada Bapak Rektor waktu dan tempat kami persilakan. (salah)
Kepada Bapak Rektor kami persilakan. (benar)
Pembahasan:
Pada kalimat (1) maksud dipersilakan menjadi waktu dan tempat kepada subjek/orang, sedangkan maksud dipersilakan yang sebenarnya adalah subjek/orangnya. Waktu dan tempat tidak bisa dipersilakan maka kalimat (1) termasuk kedalam kalimat tidak logis.

Sumber:  belajarsastra.com/contoh-kalimat-efektif-dan-pembahasan/

kalimat efektif dan contohnya

Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!). Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Kalau tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah kalimat melainkan hanya sebuah frasa. Itulah yang membedakan frasa dengan kalimat. Disini, kalimat dibagi menjadi dua, yaitu :
Efektif mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna jika dipakai pada sasaran yang tepat. Pengertian efektif dalam kalimat adalah dan ketepatan penggunaan kalimat dan ragam bahasa tertentu dalam situasi kebahasaan tertentu pula. Beberapa definisi kalimat efektif menurut beberapa ahli bahasa :
1. Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca. (Rahayu: 2007)
2. Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah dipahami orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan:2001)
3. Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah, ringkas, dan enak dibaca. (Arifin: 1989)
4. Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. (Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi: 2009)
5. Kalimat efektif di pahami sebagai sebuah kalimat yang dapat membantu menjelaskan sesuatu persoalan secara lebih singkat jelas padat dan mudah di mengerti serta di artikan. (ARIF HP: 2013)
Dari beberapa uraian di atas dapat diambil kata kunci dari definisi kalimat efektif yaitu sesuai kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami. Jadi, kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.
Kalimat efektif syarat-syarat sebagai berikut:
1.secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
2.mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.
Ciri-Ciri Kalimat Efektif :
1. KESATUAN GAGASAN
Memiliki subyek,predikat, serta unsur-unsur lain ( O/K) yang saling mendukung serta membentuk kesatuan tunggal.
Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum.
Kalimat ini tidak memiliki kesatuan karena tidak didukung subyek. Unsur di dalam keputusan itu bukanlah subyek, melainkan keterangan. Ciri bahwa unsur itu merupakan keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus dihilangkan).
2. KESEJAJARAN
Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-.
Kalimat itu harus diubah :
1. Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
2. Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
3. KEHEMATAN
Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.
Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.
Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata mawar,anyelir,dan melati terkandung makna bunga.
Kalimat yang benar adalah:
Mawar,anyelir, dan melati sangat disukainya.
4. PENEKANAN
Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan.
Caranya:
• Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan kalimat.
Contoh :
1. Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain
2. Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
• Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh :
1. Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.
2. Kami pun turut dalam kegiatan itu.
3. Bisakah dia menyelesaikannya?
• Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.
Contoh :
Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya.
• Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.
Contoh :
1. Anak itu tidak malas, tetapi rajin.
2. Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh.
5. KELOGISAN
Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh :
Waktu dan tempat saya persilakan.
Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati yang tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya ;
Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.
Contoh kalimat efektif :
1. Saran yang di kemukakannya kami akan pertimbangkan ( tidak efektif )
Seharusnya : Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.
2. Sejak dari pagi dia bermenung ( tidak efektif )
Seharusnya : Sejak pagi dia bermenung.
Sumber :
1. http://id.wikipedia.org/wiki/Kalimat
2. http://zaenal-zaeblogs.blogspot.com/2012/04/pengertian-kalimat-efektif.html
3. http://bagus-sistem.blogspot.com/2013/10/tugas-5-dan-tugas-6-bahasa-indonesia-1.html