Label

Minggu, 14 Februari 2016

kalimat efektif bagian dua

Contoh Kalimat Efektif Dan Pembahasan – Pengertian Kalimat Efektif: Pada umumnya bentuk kalimat yang benar adalah yang di dalamnya terdapat struktur kalimat yang lengkap yaitu subjek, predikat, objek, dan keterangan. Namun, pada kalimat efektif, struktur tersebut kurang mewakili pengertian secara keseluruhan. Pada kalimat efektif lebih diperjelas dengan gagasan yang tidak menimbulkan makna ganda. Dengan demikian maka diharapkan tidak menimbulkan perbedaan makna antara penulis dan pembaca. Sehingga dapat disimpulkan pengertian kalimat efektif adalah kalimat yang di dalamnya terdapat subjek, predikat, objek, dan keterangan, serta gagasan yang jelas.
Mengapa pembaca bisa menangkap makna yang berbeda? Hal ini dikarenakan gagasan yang terkandung di dalam kalimat tersebut tidak dijabarkan secara jelas. Selain itu, bisa juga dikarenakan kurangnya penjelasan salah satu komponen baik itu subjek, predikat, objek, atau keterangan. Hal – hal seperti itu sebaiknya perlu dihindari agar maksud dan tujuan dari penulis tidak disalah – artikan oleh pembaca.
Contoh Kalimat Efektif
Sebelum membahas lebih jauh mengenai contoh kalimat efektif, berikut adalah ciri – ciri kalimat yang disebut sebagai kalimat efektif:

1. Struktur kalimat seimbang.
Keseimbangan struktur kalimat dicirikan dengan adanya gagasan antar klausa (gabungan kata) yang saling mendukung baik subjek, predikat, objek, dan keterangan.

Contoh:
Bagi seluruh anggota diharapkan hadir dalam rapat evaluasi. (salah)
Seluruh anggota diharapkan hadir dalam rapat evaluasi. (benar)
Pembahasan:
Kata ‘bagi’ tidak mendukung subjek ‘seluruh anggota’ , sehingga perlu dihilangkan agar kalimat menjadi efektif dan seimbang.
2. Bentuk kata selaras.
Keselarasan bentuk kata dicirikan dengan kesamaan penggunaan imbuhan dalam satu kalimat. Sehingga bentuk kata yang terangkai menjadi selaras.
Contoh:
Setelah dilakukan penelaahan dan dicermati, hasilnya menjadi lebih baik. (salah)
Setelah ditelaah dan dicermati, hasilnya menjadi lebih baik. (benar)
Pembahasan:
Pada kalimat pertama tidak ada keselarasan sebab imbuhan yang digunakan juga berbeda, yaitu imbuhan pe-an dan di-i sehingga kalimat menjadi tidak efektif.
3. Penghematan kata.
Hemat yang dimaksud dalam kalimat efektif adalah tidak menggunakan kata yang sama maknanya dalam satu kalimat. Sehingga makna dari kalimat yang dimaksud masih bisa ditangkap, sekaligus tidak menyalahi kaidah tatanan bahasa yang ada.
Contoh:
Beliau sudah sangat baik sekali kepada keluargaku.
(salah)
Beliau sudah sangat baik kepada keluargaku. (benar)
Beliau sudah baik sekali kepada keluargaku. (benar)
Pembahasan:
Pada kalimat pertama terjadi pemborosan kata, yaitu ‘sangat’ dan ‘sekali’ yang memiliki makna sama. Sehingga perlu dipadatkan agar kalimat menjadi efektif seperti kalimat (2) dan (3).
4. Mudah dipahami.
Perbedaan pemahaman antara pembaca dan penulis bisa terjadi karena gagasan yang tersurat ataupun tersirat tidak dipaparkan dengan jelas. Sehingga hal ini memengaruhi kecermatan nalar untuk menangkap gagasan yang ada. Perbedaan pemahaman tersebut dapat disebabkan sebagai berikut:
1. Pemakaian kata tidak baku,
Contoh:
Ibu guru itu menugaskan muridnya untuk membikin prakarya. (salah)
Ibu guru itu menugaskan muridnya untuk membuat prakarya. (benar)
Pembahasan:
Penggunaan kata ‘membikin’ tentu tidak baku, sehingga perlu diganti dengan kata ‘membuat’ agar kalimat menjadi efektif dan mudah dipahami.
1. Pemakaian kata bersinonim,
Contoh:
Saya melihat artis itu di televisi kemarin malam.
(salah)
Saya menonton artis itu di televisi kemarin malam.
(benar)
Pembahasan:
Penggunaan kata ‘melihat’ dan ‘menonton’ tentu memiliki makna yang mirip (sinonim). Namun keterkaitan penggunaan kata dengan kata yang lain juga berpengaruh terhadap keefektivan kalimat.
1. Pemakaian kata yang bernilai rasa,
Contoh:
Hendaknya kita menghormati jasa para pahlawan yang telah mati di medan perang. (salah)
Hendaknya kita menghormati jasa para pahlawan yang telah gugur di medan perang. (benar)
Pembahasan:
Pada kalimat pertama, penggunaan kata ‘mati’ dirasa kurang cocok jika dikaitan dengan objek yaitu ‘pahlawan’. Sehingga perlu diganti dengan kata ‘gugur’ agar dirasa cocok dan efektif.
1. Pemakaian kata/istilah asing,
Contoh:
Para ibu sangat antusias memberikan pengebalan terhadap penyakit kepada anaknya. (salah)
Para ibu sangat antusias memberikan imunisasi kepada anaknya. (benar)
Pembahasan:
Penggunaan istilah ‘imunisasi’ lebih efektif dibandingkan dengan penjabaran yang terdapat pada kalimat (1).
1. Pemakaian idiom,
Contoh:
Bahan – bahan yang digunakan terdiri atas tepung terigu, sagu, dan telur. (salah)
Bahan – bahan yang digunakan terdiri dari tepung terigu, sagu, dan telur. (benar)
Pembahasan:
Penggunaan idiom ‘terdiri atas’ tidak efektif untuk kata benda, akan lebih tepat jika digunakan untuk kalimat penjelas.
1. Pemakaian kata tidak lugas.
Contoh:
Setelah diberikan penjelasan secara mendalam, murid – murid mulai mengerjakan tugas. (salah)
Setelah dijelaskan, murid – murid mulai mengerjakan tugas. (benar)
Pembahasan:
Pada kalimat pertama, penggunaan kata terlalu bertele – tele sehingga perlu dipadatkan. Dengan catatan, tidak mengurangi makna atau pesan dari kalimat itu sendiri.
5. Kepaduan gagasan.
Gagasan yang terkandung di dalam kalimat dapat dicirikan dengan letak penempatan struktur dalam kalimat. Hal yang biasa terjadi adalah salah penempatan subjek, predikat, dan keterangan.
Contoh:
Dalam mengerjakan sesuatu harus melihat kemauan dan kemampuan. (salah)
Dalam mengerjakan sesuatu, kita harus melihat kemauan dan kemampuan. (benar)
Pembahasan:
Penempatan subjek dalam kalimat (2) lebih terstruktur dan efektif dibanding kalimat (1).
6. Kalimat logis .
Logis atau tidaknya suatu kalimat dicirikan dengan ketepatan penggunaan kata.
Contoh:
Kepada Bapak Rektor waktu dan tempat kami persilakan. (salah)
Kepada Bapak Rektor kami persilakan. (benar)
Pembahasan:
Pada kalimat (1) maksud dipersilakan menjadi waktu dan tempat kepada subjek/orang, sedangkan maksud dipersilakan yang sebenarnya adalah subjek/orangnya. Waktu dan tempat tidak bisa dipersilakan maka kalimat (1) termasuk kedalam kalimat tidak logis.

Sumber:  belajarsastra.com/contoh-kalimat-efektif-dan-pembahasan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar