Label

Selasa, 20 Oktober 2015

sosiologi smp bab satu

Sumber : LKS sosiologi SMP bab 1

Bab 1.
BENTUK-BENTUK
HUBUNGAN SOSIAL
MATERI PELAJARAN
1. Pengertian Hubungan (Interaksi) Sosial
Interaksi sosial merupakan hubungan timbal sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan-hubungan timbal balik antara orang perorangan, antara kelompok dengan kelompok, maupun antara orang perorang dengan kelompok manusia dalam bentuk akomodasi kerja sama, persaingan, dan pertikaian.
Interaksi sosial tersebut dapat berupa situasi persahabatan ataupun permusuhan. Interaksi sosial  hanya dapat berlangsung apabila terjadi reaksi dari kedua belah pihak.
Menurut Charles D. Loomis, Interaksi sosial memiliki empat (4) ciri pokok yaitu :
3 Jumlah pelakunya lebih dari satu orang.
3 Ada komunikasi dua arah antarpelakunya.
3 Ada dimensi waktunya (masa lalu, sekarang, dan yang akan datang).
€3 Ada tujuan tertentu yang ingin dicapai sebagai hasil interaksi.
2. Faktor-faktor Pendorong Terbentuknya Hubungan Sosial
Terbentuknya hubungan sosial di masyarakat dapat disebabkan oleh beberapa faktor berikut ini :
1. Manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupannya tidak bisa lepas dari bantuan orang lain.
2. Masing-masing individu mempunyai suatu motivasi yang sama untUk tujuan tertentu.
3. Untuk pemenuhan kebutuhan biologis, seperti papan (tempat tinggal), sandang, dan pangan. Melalui hubungan sosial pemenuhan kebutuhan tersebut dapat dilakukan dengan mudah.
4. Adanya kesamaan asal ( daerah ) dan bahasa
5. Adanya hubungan keluarga
6. Adanya hubungan kerja
7. Adanya kesamaan ideologi
8. Adanya kesamaan kepentingan
9. Adanya kesamaan tempat tinggal (domisili)
10. Saling membutuhkan
A. Syarat-syarat Terjadinya Proses Interaksi Sosial.
Syarat terjadinya proses interaksi sosial ada dua hal yaitu adanya kontak sosial dan adanya komunikasi.
a. Kontak sosial
Secara harfiah kontak sosial berarti bersama-sama menyentuh. Kontak sosial dapat dartikan bertemu, berhubungan, berhadapan atau tatap muka antara dua orang individu atau antara dua kelompok sosial atau antara individu dengan kelompok sosial.
Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk, yaitu :
1) Antara orang-perorangan.
Contohnya seorang anak yang mempelajari kebiasaan-kebiasaann dalam keluarganya. Proses pembelajaran ini disebut sosialisasi.
2). Antara orang-perorangan dengan suatu kelompok manusia atau sebaliknya.
Contoh, seorang ketua OSIS melakukan kontak dengan anggota-anggotanya dalam suatu  rapat.
3). Antara suatu kelompok manusia dengan,kelopok manusia lainnya.
Contoh, pertemuan OSIS antar sekolah atau pertandingan sepak bola antar sekolah.
Kontak sosial dapat bersifat primer dan dapat pula bersifat sekunder :
1) Kontak sosial primer : kontak sosial secara langsung dengan cara saling bertemu , saling berhadapan dan bekerjasama.
2) Kontak sosial sekunder : kontak sosial yang dilakukan secara tidak langsung melalui media atau teknologi informasi atau melalui perantara.
Kontak sosial dapat bersifat positif atau negatif. Kontak sosial bersifat positif mengarah pada suatu bentuk kerja sama sedangkan yang bersifat negatif mengarah pada suatu pertentangan atau pertikaian bahkan sama sekali tidak menghasilkan interaksi sosial.
b. Komunikasi
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari pihak komunikator kepada komunikan, sehingga terjadi pengertian bersama. Setelah itu, kedua belah pihak akan saling menanggapi. Dengan adanya komunikasi, sikap-sikap dan perasaan-perasaan suatu kelompok atau individu dapat diketahui oleh kelompok dan individu lain, sehinga dapat menentukan reaksi terhadap sikap dan perasaan tersebut.
Pesan yang disampaikan komunikator dapat berupa pembicaraan, gerak tubuh atau isyarat, sikap dan sebagainya.
2. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
Secara umum terdapat dua bentuk interaksi sosial yang sifatya berlawanan yaitu :
a. Interaksi sosial asosiatif .
b. Interaksi sosial disosiatif.
A. Interaksi Sosial Asosiatif
Interaksi sosial asosiatif adalah interaaksi yang mengarah ke bentuk-bentuk asosiasi atau persatuan, bersekutu atau saling memikat, kerukunan dan kebersamaan dalam mencapai tujuan bersama.
Proses Asosiatif dapat dibedakan menjadi 4, yaitu kerjasama (cooperation), akomodasi (Acomodation), asimilasi dan akulturasi.
1) Kerja Sama (Cooperation)
Dalam interaksi sosial kerja sama dianggap sebagai bentuk interaksi sosial yang pokok bahkan proses yang utama. Hal ini disebabkan karena setiap orang atau kelompok melaksanakan interaksi sosial untuk memenuhi kepentingan dan kebutuhan bersama.
Menurut Charles H. Cooley kerja sama akan timbul bila orang-orang mempunyai kepentingan­kepentingan yang sama pada waktu yang bersamaan.
Dalam teori sosiologi terdapat empat bentuk kerja sama yaitu sebagai berikut
€ Kerja sama spontan (spontaneous cooperation) yaitu kerja sama yang merata
€ Kerja sama langsung (directed cooperation) yaitu kerja sama yang merupakan hasil dari perintah atasan atau penguasa.
€ Kerja sama kontrak (contractual cooperation) yaitu kerja sama atas dasar tertentu.
€ Kerja sama tradisional ( traditional cooperation ) yaitu kerja sama yang merupakan bagian atau unsur dari sistem sosial.
Bentuk-bentuk kerjasama adalah sebagai berikut :
a. Kerukunan, mencakup gotong royong dan tolong menolong.
b. Bargaining, yaitu peleksanaan perjanjian mengenahi pertukaran barang atau jasa antara dua organisasi atau lebih.
c. Kooptasi (co-optation), yaitu proses penerimaan unsur baru dari kepemimpinan atau pelaksanaan dalam suatu organisasi.
d. Koalisi, yaitu kerjasama antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan sama.
e. Joint-venture, yaitu kerjasama dalam penguasaan prosyek-proyek tertentu, misalnya pengeboran minyak, pertambangan bartu bara, perhotelan, perfileman, dsb.
2). Akomodasi (Accomodation)
Akomodasi adalah suatu proses penyesuaian sosial dalam interaksi antara individu dan kelompok­kelompok manusia untuk meredakan pertentangan atau pertikaian. Jadi akomodasi mengarah pada usaha-usaha manusia untuk mencapai kestabilan dan keharmonisan dalam kehidupannya.
Proses akomodasi itu dapat digambarkan dalam bagan :
Berdasarkan paparan di atas maka akomodasi bertujuan untuk :
a). Mengurangi perbedaan paham, pertentangan, permusuhan antara orang­perorangan atau kelompok-kelompok manusia.
b). Mencegah meledaknya suatu pertentangan secara temporer atau sementara waktu.
c). Memungkinkan terjadinya kerja sama antara kelompok-kelompok sosial yang terpisah karena faktor sosial psikologis dan kebudayaan seperti yang terjadi pada masyarakat sistem berkasta atau kelas.
d). Mengusahakan peleburan antara kelompok-kelompok sosial yang terpisah tadi seperti terjadinya perkawinan campuran atau asimilasi.
Bentuk-bentuk Akomodasi
Bentuk-bentuk akomodasi yang sering dijumpai dalam masyarakat, yaitu sebagai berikut :
a). Coercion ( koersi )
Coercion adalah suatu bentuk akomodasi yang dilaksanakan secara paksa dan salah satu pihak dalam posisi lemah. Misalnya : penguasa memaksakan suatu kebijakan pada masyarakatnya untuk mencegah ketidakstabilan dalam negara.
b). Compromise ( kompromi )
Compromise adalah suatu bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat pertikaian saling mengurangi tuntutannya guna menyelesaikan pertentangan atau pertikaian tersebut. Contohnya traktat antara beberapa negara.
c). Arbitration ( arbitrasi )
Arbitration adalah suatu cara untuk mencapai suatu compromise apabila pihak­pihak yang bertikai tidak sanggup mencapai kompromise tersebut sehingga harus melibatkan pihak ke tiga.
d). Mediation ( mediasi )
Mediation adalah penyelesaian pertentangan atau pertikaian melalui orang ketiga tetapi orang ketiga tersebut hanya sebagai penasihat dan tidak mempunyai wewenang untuk memberi keputusan.
e). Conciliation (konsiliasi )
Conciliation adalah suatu bentuk akomodasi yang mempertemukan keinginan­keinginan dari pihak-pihak yang bertikai guna mencapai suatu persetujuan bersama.
f). Toleration ( toleransi )
Toleration adalah suatu bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal bentuknya. Toleration timbul secara tidak sadar dan direncanakan.
g). Stalemate
Stalemate adalah suatu bentuk akomodasi i mana pihak-pihak bertentangan berhenti melakukan pertentangn atau pertikaianl pada suatu titik tertentu. Contohnya, stalemate yang terjadi antara Amerika Serikat dengan Rusia di bidang nuklir.
h). Adjudicatian (Ajudikasi).
Adjudication adalah suatu bentuk akomodasi di mana penyelesaian pertentangan atau pertikaiannya dilakukan di pengadilan.
3). Asimilasi
Asimilasi adalah suatu interaksi sosial yang timbul bila ada kelompok masyarakat dengan latar kebudayaan yang berbeda saling bergaul secara intensif dalam jangka waktu yang lama sehingga lambat laun kebudayaan asli yang mereka miliki masing-masing akan berubah sifat dan wujud mernbentuk kebudayaan baru sebagai kebudayaan campuran.
Proses asimilasi akan timbul apabila memiliki aspek-aspek berikut :
1). Adanya kelompok-kelompok manusia yang memiliki kebudayaan berbeda.
2). Anggota-anggota kelompok manusia yang bebeda budaya tadi saling bergaul secara langsung dalam waktu yang lama.
3). Kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia tadi saling menyesuaikan diri dan berubah.
Faktor yang Mempermudah Terjadinya Asimilasi.
Beberapa faktor yang mempermudah terjadinya proses asimilasi adalah :
a). Adanya Toleransi
Toleransi antar kelompok manusia yang berbeda kebudayaan hanya dapat diwujudkan dalam suatu akomodasi. Dengan adanya toleransi akan tercipta suatu komunikasi, dan hal ini mempercepat asimilasi.
b). Adanya sikap saling menghargai dan menerima unsur-unsur kebudayaan asing. Apabila setiap orang dapat menghargai orang asing dan kebudayaannya, maka akan dapat mendekatkan anggota masyarakat yang bebeda kebudayaan tersebut. Diharapkan tidak ada prasangka yang buruk diantara anggota masyarakat yang berbeda kebudayaan tersebut.
c). Adanya kesamaan unsur-unsur kebudayaan.
Adanya kesamaan unsur-unsur kebudayaan akan lebih mendekatkan masyarakat pendukung kebudayaan yang satu dengan yang lainnya. Sehingga prasangka-prasangka buruk dari masing-masing anggota masyarakat yang berbeda kebudayaan bisa dihilangkan.
d). Adanya musuh dari luar.
Modelnya ancaman dari musuh yang sama membuat kesatuan masyarakat atau golongan masyarakat menjadi lebih kuat. Sebab mereka mempunyai tujuan yang sama yaitu menghadapi dan menangkal musuh dari luar secara bersama dan gotong royong.
e). Adanya perkawinan campuran ( amalgamation ).
Adanya terjadinya perkawinan campuran membuat proses asimilasi membuat lebih udah Sebab kedua belah pihak yang menikah akan saling mempelajari kebudayaan pasangannya.
f). Adanya peluang yang sama dibidang ekonomi.
Apabila setiap golongan masyarakat yang berbeda kebudayaan diberikan kesempatan yang sama di bidang ekonomi akan dapat memercepat proses asimilasi Sebab dengan adanya peluang yang sama dapat mengurangi perbedaan-perbadaan.
g). Adanya sifat terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat.
Apabila golongan yang berkuasa mempunyai sifat terbuka dapat mempercepat proses asimilasi. Sikap terbuka dapat diwujudkan dengan memberikan kesempatan yang sama bagi golongan minoritas di masyarakat.
Faktor yang Menghambat Terjadinya Asimilasi
Faktor-faktor penghambat terdapat di setiap masyarakat baik pada masyarakat modern maupun masyarakat tradisional. Faktor-faktor yang menghambat terjadinya faktor asimilasi adalah sebagai berikut :
a) Adanya kelompok manusia atau masyarakat yang terisolasi.
b) Kurangnya pemahaman dan pengetahuan tenang kebudayaan lain.
c) Adanya rasa ketakutan dan prasangka terhadap kebudayaan lain.
d) Adanya sikap primordiar.
Sikap primodiar merupakan sikap kedaerahan yang menganggap kebudayaan daerahnya lebih tinggi dari pada kebudayaan daerah lain.
e) Adanya perbedaan mencolok  dari ciri-ciri kebudayaan.
f) Adanya ikatan yang kuat sekali antara individu dan kelompoknya.
g) Adanya gangguan-gangguan penguasa terhadap golongan minoritas.
h) Adanya perbedaan kepentingan pribadi.
4). Akulturasi
Akulturasi adalah proses sosial yang timbul apabila suatu kelompok masyarakat menusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur budaya asing, sehingga lambat laun unsur kebudayaan asing itu diterima dan diolah ke dalam kebudayaan itu sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian dari kebudayaan itu sendiri.
B. Interaksi Sosial Disosiatif
Interaksi disosiatif adalah proses sosial yang mengarah kebentuk-bentuk pertentangan atau konflik. Interaksi disosiatif dapat berupa persaingan, kontravensi, pertentangan atau konflik.
Proses disosiatif dapat dibedakan menjadi 3, yaitu persaingan (competition), kontravensi (contavention) dan konflik (conflict).
1). Persaingan (Compettition).
Persaingan adalah suatu interaksi sosial di mana individu-individu atau kelompok-kelompok manusia saling mencari keuntungan atau kemenangan dalam berbagai bidang kehidupan secara kopetitif atau bersaing, tanpa kekerasan atau ancaman.
Fungsi persaingan antara lain :
1) Sebagai alat seleksi untuk mencapai prestasi terbaik.
2) Sebagai alat seleksi dalam menempatkan seseorang pada fungsi/jabatan tertentu,
3) Memotivasi seseorang/kelompok untuk bekerja keras guna meraih hasil makimal.
4) Untuk menyalurkan keinginan individu/ kelompok yang bersifat kompetitif (perlombaan).
Dampak-dampak dari persaingan antara lain :
1) Memperkuat mental, karakter, dan semangatjuang.
2) Menggalang dan memperkuat solidaritas kelompok.
3) Menyadarkan diri terhadap kekurangan/ kelebihan para pesaingnya.
4) Terjadinya stratifikasi sosial-ekonomi.
5) Persaingan tidak sehat akan menimbulkan kesenjangan dan benih-benih konflik.
2). Kontravensi
Kontravensi adalah bentuk interaksi sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan atau konflik.
Bentuk-bentuk kontravensi antara lain sebagai berikut :
1). Kontravensi yang masih bersifat umum seperti penolakan, protes, keengganan, menghalang-halangi pihak lain, dan sebagainya.
2). Kontravensi yang sederhana seperti memaki-maki, mencerca, memfitnah, dan sebagainya.
3). Kontravensi yang intensif seperti penghasutan, penyebaran desas-desus, dan sebagainya.
4). Kontravensi yang bersifat rahasia seperti mengumumkan rahasia orang lain, berkhianat dan sebagainya.
5). Kontravensi yang bersifat taktis, seperti intimidasi, propokasi, mengejutkan lawan menganggu atau membingungkan lawan kontravinsi ini lebih mengarah pada kekerasan.
3). Pertentangan atau konflik
Pertentangan atau konflik adalah bentuk proses soaial anatar perorangan atau kelompok masyarakat tertentu, akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan, sehingga menimbulkan adanya semacam gap atau jurang pemisah yang dapat mengganggu interaksi sosial diantara yang bertikai tersebut. Beberapa penyebab terjadinya pertentangan di masyarakat antara lain :
> Adanya perbedaan antar individu.
> Adanya perbedaan kebudayaan.
> Adanya perbedaan kepentingan.
> Adanya perubahan sosial.
Berikut beberapa bentuk pertentangan atau konflik yang sering dijumpai dikehidupan masyarakat.
1). Pertentangan pribadi, misalnya pertentangan orang yang bertikai.
2). Pertentangan rasial, misalnya pertentangan orang Negro dengan orang kulit putih di Amerika Serikat.
3). Pertentangan antara kelas-kelas sosial.
Misalnya pertentangan antara majikannya dengann buruhnya.
4). Pertentangan politik. Misalnya pertentangan antar golongan yang ada di masyarakat atau antar pertentangan partai politik dengan suatu negara.
5). Pertentangan yang bersifat internasional. Misalnya pertentangan antar negara yang mempengaruhi nama baik negara tersebut di dunia internasional.
3. Sumber Penyebab Proses Interaksi Sosial.
Berlangsungnya proses interaksi sosial dalam masyarakat bersumber dari beberapa faktor, antara lain imitasi, sugesti, identifikasi, simpati dan empati.
a. Imitasi
Imitasi adalah tindakan seseorang untuk meniru orang lain, baik melalui sikap, penampilan, maupun gaya hidupnya, bahkan apa saja yang dimiliki oleh orang lain tersebut.
Peranan penting imitasi antara lain mampu mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan norma-norma yang belaku. Namun imitasi dapat mengakibatkan hal-hal yang negatif, karena seseorang mengimitasi tindakan­tindakan yang menyimpang. Selain itu imitasi dapat melemahkan atau bahkan mematikan perkembangan daya kreasi seseorang.
b. Sugesti
Sugesti adalah rangsangan, pengaruh, atau stimulus yang diberikan seorang individu kepada individu lainnya, sehingga orang yang diberi sugesti tersebut menuruti melaksanakan apa yang disugestinya tanpa berpikir secara rasional.
c. Identifikasi
Identifikasi adalah upaya yang dilakukan oleh seorang individu untuk menjadi sama (identik) dengan individu lain yang ditirunya.
d. Simpati
Simpati adalah suatu proses kejiwaan bila seorang individu merasa tertarik pada seseorang atau sekelompok orang karena sikap, penampilan, wibawa, perbuatannya yang sedemikian rupa.
e. Empati
Proses impati hampir mirip dengan simpati, namun lebih dalam lagi hingga kita turut apa yang dirasakan orang lain itu.
Bab 1.  BENTUK-BENTUK HUBUNGAN SOSIAL
MATERI PELAJARAN
1. Pengertian Hubungan (Interaksi) SosialInteraksi sosial merupakan hubungan timbal sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan-hubungan timbal balik antara orang perorangan, antara kelompok dengan kelompok, maupun antara orang perorang dengan kelompok manusia dalam bentuk akomodasi kerja sama, persaingan, dan pertikaian.Interaksi sosial tersebut dapat berupa situasi persahabatan ataupun permusuhan. Interaksi sosial  hanya dapat berlangsung apabila terjadi reaksi dari kedua belah pihak.Menurut Charles D. Loomis, Interaksi sosial memiliki empat (4) ciri pokok yaitu :3 Jumlah pelakunya lebih dari satu orang.3 Ada komunikasi dua arah antarpelakunya.3 Ada dimensi waktunya (masa lalu, sekarang, dan yang akan datang).€3 Ada tujuan tertentu yang ingin dicapai sebagai hasil interaksi.2. Faktor-faktor Pendorong Terbentuknya Hubungan SosialTerbentuknya hubungan sosial di masyarakat dapat disebabkan oleh beberapa faktor berikut ini :1. Manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupannya tidak bisa lepas dari bantuan orang lain.2. Masing-masing individu mempunyai suatu motivasi yang sama untUk tujuan tertentu.3. Untuk pemenuhan kebutuhan biologis, seperti papan (tempat tinggal), sandang, dan pangan. Melalui hubungan sosial pemenuhan kebutuhan tersebut dapat dilakukan dengan mudah.4. Adanya kesamaan asal ( daerah ) dan bahasa 5. Adanya hubungan keluarga 6. Adanya hubungan kerja 7. Adanya kesamaan ideologi 8. Adanya kesamaan kepentingan 9. Adanya kesamaan tempat tinggal (domisili) 10. Saling membutuhkanA. Syarat-syarat Terjadinya Proses Interaksi Sosial.Syarat terjadinya proses interaksi sosial ada dua hal yaitu adanya kontak sosial dan adanya komunikasi.a. Kontak sosialSecara harfiah kontak sosial berarti bersama-sama menyentuh. Kontak sosial dapat dartikan bertemu, berhubungan, berhadapan atau tatap muka antara dua orang individu atau antara dua kelompok sosial atau antara individu dengan kelompok sosial.Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk, yaitu :1) Antara orang-perorangan. Contohnya seorang anak yang mempelajari kebiasaan-kebiasaann dalam keluarganya. Proses pembelajaran ini disebut sosialisasi.2). Antara orang-perorangan dengan suatu kelompok manusia atau sebaliknya.  Contoh, seorang ketua OSIS melakukan kontak dengan anggota-anggotanya dalam suatu  rapat.3). Antara suatu kelompok manusia dengan,kelopok manusia lainnya. Contoh, pertemuan OSIS antar sekolah atau pertandingan sepak bola antar sekolah.Kontak sosial dapat bersifat primer dan dapat pula bersifat sekunder : 1) Kontak sosial primer : kontak sosial secara langsung dengan cara saling bertemu , saling berhadapan dan bekerjasama.2) Kontak sosial sekunder : kontak sosial yang dilakukan secara tidak langsung melalui media atau teknologi informasi atau melalui perantara.Kontak sosial dapat bersifat positif atau negatif. Kontak sosial bersifat positif mengarah pada suatu bentuk kerja sama sedangkan yang bersifat negatif mengarah pada suatu pertentangan atau pertikaian bahkan sama sekali tidak menghasilkan interaksi sosial.b. KomunikasiKomunikasi adalah proses penyampaian pesan dari pihak komunikator kepada komunikan, sehingga terjadi pengertian bersama. Setelah itu, kedua belah pihak akan saling menanggapi. Dengan adanya komunikasi, sikap-sikap dan perasaan-perasaan suatu kelompok atau individu dapat diketahui oleh kelompok dan individu lain, sehinga dapat menentukan reaksi terhadap sikap dan perasaan tersebut. Pesan yang disampaikan komunikator dapat berupa pembicaraan, gerak tubuh atau isyarat, sikap dan sebagainya.2. Bentuk-Bentuk Interaksi SosialSecara umum terdapat dua bentuk interaksi sosial yang sifatya berlawanan yaitu :a. Interaksi sosial asosiatif .b. Interaksi sosial disosiatif.A. Interaksi Sosial Asosiatif Interaksi sosial asosiatif adalah interaaksi yang mengarah ke bentuk-bentuk asosiasi atau persatuan, bersekutu atau saling memikat, kerukunan dan kebersamaan dalam mencapai tujuan bersama.Proses Asosiatif dapat dibedakan menjadi 4, yaitu kerjasama (cooperation), akomodasi (Acomodation), asimilasi dan akulturasi.1) Kerja Sama (Cooperation)Dalam interaksi sosial kerja sama dianggap sebagai bentuk interaksi sosial yang pokok bahkan proses yang utama. Hal ini disebabkan karena setiap orang atau kelompok melaksanakan interaksi sosial untuk memenuhi kepentingan dan kebutuhan bersama.Menurut Charles H. Cooley kerja sama akan timbul bila orang-orang mempunyai kepentingan­kepentingan yang sama pada waktu yang bersamaan.Dalam teori sosiologi terdapat empat bentuk kerja sama yaitu sebagai berikut€ Kerja sama spontan (spontaneous cooperation) yaitu kerja sama yang merata€ Kerja sama langsung (directed cooperation) yaitu kerja sama yang merupakan hasil dari perintah atasan atau penguasa.€ Kerja sama kontrak (contractual cooperation) yaitu kerja sama atas dasar tertentu.€ Kerja sama tradisional ( traditional cooperation ) yaitu kerja sama yang merupakan bagian atau unsur dari sistem sosial. Bentuk-bentuk kerjasama adalah sebagai berikut :a. Kerukunan, mencakup gotong royong dan tolong menolong.b. Bargaining, yaitu peleksanaan perjanjian mengenahi pertukaran barang atau jasa antara dua organisasi atau lebih.c. Kooptasi (co-optation), yaitu proses penerimaan unsur baru dari kepemimpinan atau pelaksanaan dalam suatu organisasi.d. Koalisi, yaitu kerjasama antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan sama.e. Joint-venture, yaitu kerjasama dalam penguasaan prosyek-proyek tertentu, misalnya pengeboran minyak, pertambangan bartu bara, perhotelan, perfileman, dsb.2). Akomodasi (Accomodation)Akomodasi adalah suatu proses penyesuaian sosial dalam interaksi antara individu dan kelompok­kelompok manusia untuk meredakan pertentangan atau pertikaian. Jadi akomodasi mengarah pada usaha-usaha manusia untuk mencapai kestabilan dan keharmonisan dalam kehidupannya.Proses akomodasi itu dapat digambarkan dalam bagan :
Berdasarkan paparan di atas maka akomodasi bertujuan untuk :
a). Mengurangi perbedaan paham, pertentangan, permusuhan antara orang­perorangan atau kelompok-kelompok manusia.
b). Mencegah meledaknya suatu pertentangan secara temporer atau sementara waktu.
c). Memungkinkan terjadinya kerja sama antara kelompok-kelompok sosial yang terpisah karena faktor sosial psikologis dan kebudayaan seperti yang terjadi pada masyarakat sistem berkasta atau kelas.
d). Mengusahakan peleburan antara kelompok-kelompok sosial yang terpisah tadi seperti terjadinya perkawinan campuran atau asimilasi.Bentuk-bentuk
Akomodasi Bentuk-bentuk akomodasi yang sering dijumpai dalam masyarakat, yaitu sebagai berikut :
a). Coercion ( koersi )Coercion adalah suatu bentuk akomodasi yang dilaksanakan secara paksa dan salah satu pihak dalam posisi lemah. Misalnya : penguasa memaksakan suatu kebijakan pada masyarakatnya untuk mencegah ketidakstabilan dalam negara.
b). Compromise ( kompromi )Compromise adalah suatu bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat pertikaian saling mengurangi tuntutannya guna menyelesaikan pertentangan atau pertikaian tersebut. Contohnya traktat antara beberapa negara.
c). Arbitration ( arbitrasi )Arbitration adalah suatu cara untuk mencapai suatu compromise apabila pihak­pihak yang bertikai tidak sanggup mencapai kompromise tersebut sehingga harus melibatkan pihak ke tiga.d). Mediation ( mediasi )Mediation adalah penyelesaian pertentangan atau pertikaian melalui orang ketiga tetapi orang ketiga tersebut hanya sebagai penasihat dan tidak mempunyai wewenang untuk memberi keputusan.
e). Conciliation (konsiliasi )Conciliation adalah suatu bentuk akomodasi yang mempertemukan keinginan­keinginan dari pihak-pihak yang bertikai guna mencapai suatu persetujuan bersama.
f). Toleration ( toleransi )Toleration adalah suatu bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal bentuknya. Toleration timbul secara tidak sadar dan direncanakan.
g). StalemateStalemate adalah suatu bentuk akomodasi i mana pihak-pihak bertentangan berhenti melakukan pertentangn atau pertikaianl pada suatu titik tertentu. Contohnya, stalemate yang terjadi antara Amerika Serikat dengan Rusia di bidang nuklir.h). Adjudicatian (Ajudikasi).Adjudication adalah suatu bentuk akomodasi di mana penyelesaian pertentangan atau pertikaiannya dilakukan di pengadilan.
3). AsimilasiAsimilasi adalah suatu interaksi sosial yang timbul bila ada kelompok masyarakat dengan latar kebudayaan yang berbeda saling bergaul secara intensif dalam jangka waktu yang lama sehingga lambat laun kebudayaan asli yang mereka miliki masing-masing akan berubah sifat dan wujud mernbentuk kebudayaan baru sebagai kebudayaan campuran.Proses asimilasi akan timbul apabila memiliki aspek-aspek berikut :
1). Adanya kelompok-kelompok manusia yang memiliki kebudayaan berbeda.
2). Anggota-anggota kelompok manusia yang bebeda budaya tadi saling bergaul secara langsung dalam waktu yang lama.
3). Kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia tadi saling menyesuaikan diri dan berubah.
Faktor yang Mempermudah Terjadinya Asimilasi.Beberapa faktor yang mempermudah terjadinya proses asimilasi adalah :
a). Adanya Toleransi Toleransi antar kelompok manusia yang berbeda kebudayaan hanya dapat diwujudkan dalam suatu akomodasi. Dengan adanya toleransi akan tercipta suatu komunikasi, dan hal ini mempercepat asimilasi.
b). Adanya sikap saling menghargai dan menerima unsur-unsur kebudayaan asing. Apabila setiap orang dapat menghargai orang asing dan kebudayaannya, maka akan dapat mendekatkan anggota masyarakat yang bebeda kebudayaan tersebut. Diharapkan tidak ada prasangka yang buruk diantara anggota masyarakat yang berbeda kebudayaan tersebut.
c). Adanya kesamaan unsur-unsur kebudayaan.
Adanya kesamaan unsur-unsur kebudayaan akan lebih mendekatkan masyarakat pendukung kebudayaan yang satu dengan yang lainnya. Sehingga prasangka-prasangka buruk dari masing-masing anggota masyarakat yang berbeda kebudayaan bisa dihilangkan.d). Adanya musuh dari luar. Modelnya ancaman dari musuh yang sama membuat kesatuan masyarakat atau golongan masyarakat menjadi lebih kuat. Sebab mereka mempunyai tujuan yang sama yaitu menghadapi dan menangkal musuh dari luar secara bersama dan gotong royong.e). Adanya perkawinan campuran ( amalgamation ). Adanya terjadinya perkawinan campuran membuat proses asimilasi membuat lebih udah Sebab kedua belah pihak yang menikah akan saling mempelajari kebudayaan pasangannya.f). Adanya peluang yang sama dibidang ekonomi. Apabila setiap golongan masyarakat yang berbeda kebudayaan diberikan kesempatan yang sama di bidang ekonomi akan dapat memercepat proses asimilasi Sebab dengan adanya peluang yang sama dapat mengurangi perbedaan-perbadaan.
g). Adanya sifat terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat. Apabila golongan yang berkuasa mempunyai sifat terbuka dapat mempercepat proses asimilasi. Sikap terbuka dapat diwujudkan dengan memberikan kesempatan yang sama bagi golongan minoritas di masyarakat.Faktor yang Menghambat Terjadinya AsimilasiFaktor-faktor penghambat terdapat di setiap masyarakat baik pada masyarakat modern maupun masyarakat tradisional. Faktor-faktor yang menghambat terjadinya faktor asimilasi adalah sebagai berikut : a) Adanya kelompok manusia atau masyarakat yang terisolasi. b) Kurangnya pemahaman dan pengetahuan tenang kebudayaan lain. c) Adanya rasa ketakutan dan prasangka terhadap kebudayaan lain. d) Adanya sikap primordiar. Sikap primodiar merupakan sikap kedaerahan yang menganggap kebudayaan daerahnya lebih tinggi dari pada kebudayaan daerah lain.e) Adanya perbedaan mencolok  dari ciri-ciri kebudayaan.f) Adanya ikatan yang kuat sekali antara individu dan kelompoknya. g) Adanya gangguan-gangguan penguasa terhadap golongan minoritas. h) Adanya perbedaan kepentingan pribadi.4). AkulturasiAkulturasi adalah proses sosial yang timbul apabila suatu kelompok masyarakat menusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur budaya asing, sehingga lambat laun unsur kebudayaan asing itu diterima dan diolah ke dalam kebudayaan itu sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian dari kebudayaan itu sendiri.
B. Interaksi Sosial DisosiatifInteraksi disosiatif adalah proses sosial yang mengarah kebentuk-bentuk pertentangan atau konflik. Interaksi disosiatif dapat berupa persaingan, kontravensi, pertentangan atau konflik.Proses disosiatif dapat dibedakan menjadi 3, yaitu persaingan (competition), kontravensi (contavention) dan konflik (conflict).1). Persaingan (Compettition).Persaingan adalah suatu interaksi sosial di mana individu-individu atau kelompok-kelompok manusia saling mencari keuntungan atau kemenangan dalam berbagai bidang kehidupan secara kopetitif atau bersaing, tanpa kekerasan atau ancaman.Fungsi persaingan antara lain :1) Sebagai alat seleksi untuk mencapai prestasi terbaik.2) Sebagai alat seleksi dalam menempatkan seseorang pada fungsi/jabatan tertentu,
3) Memotivasi seseorang/kelompok untuk bekerja keras guna meraih hasil makimal.
4) Untuk menyalurkan keinginan individu/ kelompok yang bersifat kompetitif (perlombaan).
Dampak-dampak dari persaingan antara lain :
1) Memperkuat mental, karakter, dan semangatjuang.
2) Menggalang dan memperkuat solidaritas kelompok.
3) Menyadarkan diri terhadap kekurangan/ kelebihan para pesaingnya.
4) Terjadinya stratifikasi sosial-ekonomi.
5) Persaingan tidak sehat akan menimbulkan kesenjangan dan benih-benih konflik.
2). KontravensiKontravensi adalah bentuk interaksi sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan atau konflik.Bentuk-bentuk kontravensi antara lain sebagai berikut :1). Kontravensi yang masih bersifat umum seperti penolakan, protes, keengganan, menghalang-halangi pihak lain, dan sebagainya.2). Kontravensi yang sederhana seperti memaki-maki, mencerca, memfitnah, dan sebagainya.3). Kontravensi yang intensif seperti penghasutan, penyebaran desas-desus, dan sebagainya.4). Kontravensi yang bersifat rahasia seperti mengumumkan rahasia orang lain, berkhianat dan sebagainya.5). Kontravensi yang bersifat taktis, seperti intimidasi, propokasi, mengejutkan lawan menganggu atau membingungkan lawan kontravinsi ini lebih mengarah pada kekerasan.3). Pertentangan atau konflikPertentangan atau konflik adalah bentuk proses soaial anatar perorangan atau kelompok masyarakat tertentu, akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan, sehingga menimbulkan adanya semacam gap atau jurang pemisah yang dapat mengganggu interaksi sosial diantara yang bertikai tersebut. Beberapa penyebab terjadinya pertentangan di masyarakat antara lain :> Adanya perbedaan antar individu.> Adanya perbedaan kebudayaan.> Adanya perbedaan kepentingan.> Adanya perubahan sosial.Berikut beberapa bentuk pertentangan atau konflik yang sering dijumpai dikehidupan masyarakat.1). Pertentangan pribadi, misalnya pertentangan orang yang bertikai.2). Pertentangan rasial, misalnya pertentangan orang Negro dengan orang kulit putih di Amerika Serikat.3). Pertentangan antara kelas-kelas sosial. Misalnya pertentangan antara majikannya dengann buruhnya.4). Pertentangan politik. Misalnya pertentangan antar golongan yang ada di masyarakat atau antar pertentangan partai politik dengan suatu negara.5). Pertentangan yang bersifat internasional. Misalnya pertentangan antar negara yang mempengaruhi nama baik negara tersebut di dunia internasional.
3. Sumber Penyebab Proses Interaksi Sosial.Berlangsungnya proses interaksi sosial dalam masyarakat bersumber dari beberapa faktor, antara lain imitasi, sugesti, identifikasi, simpati dan empati.a. Imitasi Imitasi adalah tindakan seseorang untuk meniru orang lain, baik melalui sikap, penampilan, maupun gaya hidupnya, bahkan apa saja yang dimiliki oleh orang lain tersebut.Peranan penting imitasi antara lain mampu mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan norma-norma yang belaku. Namun imitasi dapat mengakibatkan hal-hal yang negatif, karena seseorang mengimitasi tindakan­tindakan yang menyimpang. Selain itu imitasi dapat melemahkan atau bahkan mematikan perkembangan daya kreasi seseorang.
b. Sugesti
Sugesti adalah rangsangan, pengaruh, atau stimulus yang diberikan seorang individu kepada individu lainnya, sehingga orang yang diberi sugesti tersebut menuruti melaksanakan apa yang disugestinya tanpa berpikir secara rasional.c. IdentifikasiIdentifikasi adalah upaya yang dilakukan oleh seorang individu untuk menjadi sama (identik) dengan individu lain yang ditirunya.
d. Simpati
Simpati adalah suatu proses kejiwaan bila seorang individu merasa tertarik pada seseorang atau sekelompok orang karena sikap, penampilan, wibawa, perbuatannya yang sedemikian rupa.
e. Empati
Proses impati hampir mirip dengan simpati, namun lebih dalam lagi hingga kita turut apa yang dirasakan orang lain itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar