Label

Jumat, 22 Januari 2016

tematik 6 bab 1

Kampung Sehat MelatiSiti telah beberapa kali berkunjung ke rumah Tia, sahabatnya yang tinggal di sebuah pemukiman bernama Kampung Sehat Melati yang terletak di jalan Melati.

Setiap pekarangan rumah di Kampung Sehat Melati asri ditanami warga
dengan aneka pohon dan bunga. Beberapa warga menanam pohon buah seperti mangga, rambutan, jambu, dan belimbing. Saat berbuah, mereka
berbagi dengan tetangga. Ada pula warga yang menanam aneka tanaman untuk bumbu dapur dan tanaman obat, seperti jahe, sereh, kumis kucing, pare, dan berbagai tanaman lainnya.

Setiap kali menginap di rumah Tia, Siti senang mengamati berbagai
kegiatan warga Kampung Sehat Melati. Sebulan sekali, warga bekerja
bakti untuk membersihkan sampah di selokan, balai warga, bak sampah
umum, serta merapikan pepohonan di tempat umum.

Setiap hari Minggu pagi diadakan senam sehat bersama. Seluruh anggota keluarga mengikuti kegiatan dengan penuh semangat. Beberapa kali diadakan pula senam yang diikuti oleh warga usia lanjut, seperti senam jantung sehat.

Warga yang memiliki bayi dan balita secara rutin datang ke Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) untuk mendapatkan penyuluhan mengenai makanan dan minuman sehat serta imunisasi gratis. Warga yang memiliki bayi dan balita secara rutin datang ke Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) untuk mendapatkan penyuluhan mengenai makanan dan minuman sehat serta imunisasi gratis.

Kesehatan warga tentu tidak terlepas dari kondisi lingkungan yang bersih.

Di Kampung Sehat Melati tidak terlihat tumpukan sampah, sehingga
tidak tercium bau tak sedap dan tidak terlihat kerumunan lalat. Warga
aktif mengolah sampah dapur dan daun kering menjadi kompos, untuk
dipakai memelihara tanaman. Sisa-sisa makanan pun tidak ditumpuk di
tempat sampah, melainkan dimasukkan ke dalam lubang-lubang biopori
yang ada di sekitar pemukiman. Selain terhindar dari bau busuk sampah,
tanah pun menjadi subur akibat pembusukan alami yang terjadi di lubang biopori.

Siti selalu senang berkunjung ke rumah Tia. Kampung Sehat Melati
menjadi inspirasi bagi Siti untuk mencontoh kepedulian terhadap
lingkungan serta hidup bersih dan sehat di pemukimannya sendiri.

Kegiatan Masyarakat di Kampung Sehat Melati

1. Setiap pekarangan rumah di Kampung Sehat Melati asri ditanami warga dengan aneka pohon dan bunga. Beberapa warga menanam pohon buah seperti mangga, rambutan, jambu, dan belimbing. Saat berbuah, mereka berbagi dengan tetangga. Ada pula warga yang menanam aneka tanaman untuk bumbu dapur dan tanaman obat, seperti jahe, sereh, kumis kucing, pare, dan berbagai tanaman lainnya.

2. Sebulan sekali, warga bekerja bakti untuk membersihkan sampah di selokan, balai warga, bak sampah umum, serta merapikan pepohonan di tempat umum.

3. Setiap hari Minggu pagi diadakan senam sehat bersama. Seluruh anggota keluarga mengikuti kegiatan dengan penuh semangat. Beberapa kali diadakan pula senam yang diikuti oleh warga usia lanjut, seperti senam jantung sehat.

4. Warga yang memiliki bayi dan balita secara rutin datang ke Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) untuk mendapatkan penyuluhan mengenai makanan dan minuman sehat serta imunisasi gratis.

5. Warga yang memiliki bayi dan balita secara rutin datang ke Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) untuk mendapatkan penyuluhan mengenai makanan dan minuman sehat serta imunisasi gratis.

6. Warga
aktif mengolah sampah dapur dan daun kering menjadi kompos, untuk
dipakai memelihara tanaman. Sisa-sisa makanan pun tidak ditumpuk di
tempat sampah, melainkan dimasukkan ke dalam lubang-lubang biopori
yang ada di sekitar pemukiman. Selain terhindar dari bau busuk sampah,
tanah pun menjadi subur akibat pembusukan alami yang terjadi di lubang biopori.

Tulis kesimpulanmu tentang hubungan antara kegiatan yang dilakukan
masyarakat dengan manfaatnya bagi kesehatan masyarakat tersebut.
< jawaban bisa didapatkan dari bagian atas >

Perhatikan beberapa kegiatan masyarakat Kampung Sehat Melati berikut sebagai bentuk penghargaan mereka terhadap alam.
1. Masyarakat Kampung Sehat Melati menanam pohon dan bunga bersama-sama.
2. Warga menanam apotek hidup
3. Warga memilah sampah
4. Warga mendaur ulang sampah menjadi bahan kreatif

Apa yang dilakukan masyarakat Kampung Sehat Melati terhadap alam
sekitarnya agar lingkungan menjadi sehat? Jelaskan!
< lihat paragraf di atas >

Jawab pertanyaan berikut berdasarkan teks.
1. Apa saja perilaku hidup sehat yang ditunjukkan oleh masyarakat di
Kampung Sehat Melati?
2. Apa kegiatan yang dilakukan oleh warga Kampung Sehat Melati sebulan sekali?
3. Apa kaitan antara pengelolaan sampah dengan kesehatan masyarakat?

Tuhan telah memberi kita alam yang seimbang. Ketika kita menjaga
keseimbangan tersebut, maka kita pun akan mendapat berkah dariNya.
Namun, apabila kita memperlakukan alam dengan tidak bijak, maka kita
pun akan menuai akibatnya. Salah satu contoh adalah membuang sampah sembarangan yang membuat lingkungan tercemar dan kotor. Tempat yang kotor adalah tempat bersarangnya berbagai binatang yang dapat menyebarkan penyakit menular, di antaranya lalat, nyamuk, kecoa, tikus, dan lain-lain.

Tahukah kamu bahwa di Kampung Sehat
Melati, masyarakat juga diajarkan untuk
menanggulangi berbagai penyakit.
Salah satunya adalah penyakit diare.
Warga diberi penyuluhan tentang cara
membuat larutan untuk menanggulangi
penyakit diare. Bagaimana cara
membuat larutan tersebut?

Langkah
pertama
Cuci tangan
dengan bersih
menggunakan
sabun

Langkah
kedua
Masukkan
200 ml air
hangat ke
dalam gelas

Langkah
ketiga
Tambahkan
1 sendok teh gula
dan 1/4 sendok
teh garam

Langkah
keempat
Aduk
hingga larut
dan siap untuk
diminum

Amati larutan yang sudah kamu buat dan jawab pertanyaan berikut!

Apakah kamu masih melihat wujud gula? Apa yang terjadi dengan gula? Jelaskan.

Apakah kamu masih melihat wujud garam? Apa yang terjadi dengan garam? Jelaskan.

Apa kesimpulanmu dari dua pertanyaan hasil percobaan tersebut?

Tulis laporan berdasarkan percobaan yang telah kamu lakukan. Laporan harus memuat informasi bahan-bahan, peralatan, cara membuat, manfaat, dan kesimpulan.

Sebutkan contoh larutan dan bukan larutan yang kamu temukan dalam
kehidupan sehari-hari.

1. Salah satu kegiatan hari ini adalah presentasi tentang larutan. Setiap siswa berupaya melakukan yang terbaik. Siswa lain diharapkan menghargai setiap hasil karya dan kerja keras orang lain. Apa yang kamu rasakan ketika hasil kerja kerasmu dihargai orang lain? Bagaimana cara kamu menunjukkan penghargaan kepada orang lain?

2. Tuhan menciptakan hubungan keteraturan dan keberagaman di alam
jagad raya, termasuk keberagaman wujud benda yang kita perlukan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu penciptaanNya adalah berbagai benda yang dapat larut. Larutan apa saja yang kamu gunakan dalam kehidupan sehari-hari? Apa manfaatnya bagimu dan orang lain?

Di Kampung Sehat Melati terdapat SD Negeri Melati.
Sekolah ini sangat peduli dengan Pola Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS). Suatu hari siswa kelas 6 SD Negeri Melati berkunjung
ke Kampung Rawajati. Apakah kamu pernah mendengar tentang
Kampung Rawajati? Kampung Rawajati terletak di Jakarta
Selatan, tepatnya di RW 03, Kelurahan Rawajati, Kecamatan
Pancoran. Di kampung ini, sebagian besar masyarakat menanam
beragam tanaman seperti tanaman hias, buah, dan apotek hidup
yang mereka tanam di pekarangan, pagar, dan tepi jalan depan
rumah masing-masing. Selain itu mereka mengolah sampah
rumah tangga untuk didaur ulang sehingga dapat digunakan
untuk berbagai keperluan, seperti kompos dan barang kerajinan.

Baca dan praktikkan dialog berikut secara berpasangan.
Tahukah Kamu?
Di Kampung Sehat Melati terdapat SD Negeri Melati.
Sekolah ini sangat peduli dengan Pola Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS). Suatu hari siswa kelas 6 SD Negeri Melati berkunjung
ke Kampung Rawajati. Apakah kamu pernah mendengar tentang
Kampung Rawajati? Kampung Rawajati terletak di Jakarta
Selatan, tepatnya di RW 03, Kelurahan Rawajati, Kecamatan
Pancoran. Di kampung ini, sebagian besar masyarakat menanam
beragam tanaman seperti tanaman hias, buah, dan apotek hidup
yang mereka tanam di pekarangan, pagar, dan tepi jalan depan
rumah masing-masing. Selain itu mereka mengolah sampah
rumah tangga untuk didaur ulang sehingga dapat digunakan
untuk berbagai keperluan, seperti kompos dan barang kerajinan.

Dayu : Udin, kamu sudah pernah ya berkunjung ke Kampung Rawajati?
Udin : Iya, beberapa waktu yang lalu aku ikut ayahku ke sana. Ayahku
sebagai Ketua RT ingin belajar dari sebuah pemukiman hijau agar
bisa menerapkannya di pemukimanku.
Dayu : Apa yang membedakan Kampung Rawajati dengan pemukiman
lain?
Udin : Di sana setiap rumah terlihat hijau karena dipenuhi aneka pohon
dan bunga. Di sekitar kampung pot-pot tanaman tersusun rapi
memenuhi gang. Selain hijau, di sana juga bersih.
Dayu : Bersih seperti apa? Tidak terlihat tumpukan sampah maksudmu?
Udin : Iya. Warga di sana memilah dan mengelola sampah dengan bijak.
Jadi tidak terlihat tumpukan sampah, bahkan di tempat sampah
umum sekalipun.
Dayu : Wah, kelihatannya banyak ya yang dipelajari dari Kampung
Rawajati.
Udin : Iya, banyak hal baru yang aku pelajari dari kampung ini. Dari
sana aku tahu bahwa sampah pun dapat diolah menjadi benda
bermanfaat, bahkan dapat dijual.

Baca teks tentang Kampung Rawajati berikut

Kampung Rawajati
Di Kampung Hijau Rawajati, selain peduli untuk membuat lingkungan
hijau oleh tanaman, terlihat juga kesadaran warga yang cukup tinggi untuk berkontribusi terhadap pengelolaan sampah dengan bijak. Sebuah sentra pengumpulan sampah disediakan di area kampung untuk menampung aneka sampah rumah tangga. Para ibu turut berkontribusi dengan memisahkan sampah dapur seperti kulit bawang, batang sayuran, kulit buah, dan kulit telur kemudian dikumpulkan di sentra bersama dengan sampah kebun. Campuran sampah dapur dan sampah kebun dari warga kemudian diolah menjadi kompos. Setiap warga diperbolehkan mengambil kompos untuk penyubur tanaman.

Apa yang dilakukan terhadap sampah konsumsi? Sampah organik yang
berupa sisa makanan tiap hari ternyata tidak harus menggunung di
tempat sampah sehingga menimbulkan aroma tak sedap. Beberapa warga memiliki lubang biopori di halaman rumah. Sampah sisa makanan tiap hari dituang ke dalam lubang biopori dan dibiarkan membusuk di sana.

Ketika kelak membusuk, sampah-sampah tersebut akan menjadi penyubur tanah di sekitarnya.

Lain halnya dengan sampah berupa koran dan kertas, sampah konsumsi
non organik seperti botol dan kemasan plastik, botol kaca, serta barang
tak terpakai lainnya. Warga Rawajati memiliki bank sampah, sebagai
tempat menyetorkan sampah-sampah jenis ini. Setiap minggu sampah
yang terkumpul di sentra diambil oleh beberapa pengepul untuk dibawa
ke tempat pengolahan akhir. Pengelola bank sampah mengeluarkan
daftar harga beli untuk tiap kg sampah yang disetorkan warga. Semakin
banyak warga menyetorkan sampah, tentu semakin bertambah pula saldo tabungan sampahnya. Selain mengurangi tumpukan sampah, warga pun senang karena memperoleh manfaat dan keuntungan berupa uang dari sampah yang dihasilkannya. Bahkan beberapa anak memiliki tabungan sampahnya sendiri. Mereka berlomba mengumpulkan botol dan kemasan plastik untuk menambah saldo tabungan.

Sebagian dari sampah non organik, juga dikumpulkan warga untuk diolah menjadi aneka kerajinan yang bernilai jual. Vas bunga, alas gelas, dompet, serta tas dirangkai cantik dari aneka botol plastik dan kemasan bekas.

Kegiatan ini dilakukan oleh beberapa ibu di waktu luang mereka. Mengisi waktu, mengurangi tumpukan sampah, dan menambah uang belanja
tentunya menjadi hal positif yang bermanfaat bagi warga dan lingkungan.

Bagaimana dengan pengelolaan sampah di sekitarmu? Apa yang dapat
kamu lakukan terhadap sampah di rumahmu?

Jawab pertanyaan
1. Tuliskan 3 kebiasaan/ perilaku penting yang dilakukan oleh masyarakat Rawajati untuk menciptakan lingkungan asri dan sehat.
2. Apa nilai-nilai luhur yang bisa dipelajari dari masyarakat Rawajati?
3. Tulis kesimpulanmu tentang teks di atas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar