Archaebacteria
Archaebacteria dianggap sebagai bentuk-bentuk
kehidupan kuno yang berevolusi secara terpisah
dari bakteri dan ganggang biru-hijau.
Archaebacteria dibagi dalam tiga golongan yaitu
metanogen, halofilik, dan termofilik.
b. Bakteri Metanogen
Methanogen adalah mikroorganisme yang
menghasilkan metana sebagai produk
sampingan metabolik dalam kondisi anoxic.
Mereka digolongkan sebagai archaea, kelompok
cukup berbeda dari bakteri. Mereka yang umum
di lahan basah, di mana mereka bertanggung
jawab untuk gas rawa, dan keberanian dari
binatang seperti ruminansia dan manusia, di
mana mereka bertanggung jawab atas isi
metana dari bersendawa di ruminansia dan
perut kembung pada manusia. [1] Pada sedimen
laut biomethanation umumnya terbatas pada
mana sulfat habis, di bawah lapisan atas. [2]
Lain extremophiles, ditemukan di lingkungan
seperti ventilasi hidrotermal air panas dan kapal
selam serta dalam rock “solid” dari kerak bumi,
kilometer di bawah permukaan .
Simak
Baca secara fonetik
Secara lebih rinci karakteristik bakteri
metanogen disajikan pada tabel II.1 di bawah
ini :
Tabel II.2 Karakteristik bakteri metanogen
Karakteristik Metanogen
Bentuk sel Batang, kokus, spirilla,
filament, sarcina
sifat Gram + / Gram -
klasifikasi Archaebacteria
Struktur dinding
sel
Pseudomurein,
protein,
heteropolysaccharida
Metabolisme anaerob
Sumber energi dan
sumber karbon
H + CO , H +
metanol, format,
metilamin, metanol(30
% diubah menjadi
CH ), asetat (80 %
diubah menjadi CH )
Produk
katabolisme
CH atau CH + CO
Methanopyrus adalah genus methanogen ,
dijelaskan dengan spesies tunggal, M. Kandleri,
kandleri. Ini adalah hyperthermophile ,
ditemukan di dinding sebuah perokok hitam dari
Teluk California pada kedalaman 2000 m, pada
temperatur 84-110 ° C. Strain 116 perokok
ditemukan dalam cairan hitam dari lapangan
hidrotermal Kairei, dapat bertahan dan
bereproduksi pada 122 ° C. [2] Ia tinggal di
sebuah hidrogen – karbon dioksida lingkungan
yang kaya, dan seperti metanogen lain
mengurangi bekas metana . Organisme ini
tumbuh 8-10 o C di-CO 2 atmosfer 2 H kandleri
Methanopyrus. telah ditemukan di dasar
mendalam “m hitam perokok 2.000″ cerobong
asap di dasar laut di Teluk California.
b. Halofil Ekstrem
Sesuai dengan namanya, golongan Halofil
Ekstrem ini merupakan mikroorganisme yang
tahan hidup di daerah ektrim seperti perairan
dengan kadar garam tinggi (halofil), contohnya
Halobacterium .
Dalam taksonomi , yang Halobacteria (juga
Halomebacteria) adalah kelas dari
Euryarchaeota , [1] ditemukan dalam air jenuh
atau hampir jenuh dengan garam Mereka juga
disebut halophiles , meskipun nama ini juga
digunakan untuk organisme lain yang hidup di
air asin terkonsentrasi kurang sedikit. Mereka
yang paling umum di lingkungan di mana
sejumlah besar garam, kelembaban, dan bahan
organik yang tersedia.
c. Termofil Ekstrem
Termofil hidup didaerah bersuhu tinggi dan
bersifat asam, misalnya di sumber air panas
serta daerah dengan temperatur tinggi seperti
hydrothermal vent (extreme thermofil). Kondisi
optimum untuk hidupnya adalah pada suhu
60-80 derajat celsius. Sebagian besar
termoasidofil merupakan organisme autotrof
dan metabolismenya bergantung pada sulfur.
Contoh archaebacteria ini adalah sulfolobus.
Sulfolobus spesies tumbuh di mata air gunung
berapi dengan pertumbuhan optimal terjadi
pada pH 2-3 dan suhu dari 75-80 ° C, membuat
mereka acidophiles dan thermophiles dan
masing-masing. Sulfolobus sel-sel berbentuk
tidak teratur flagellar .
Spesies Sulfolobus umumnya dinamai lokasi dari
yang mereka pertama kali diisolasi, misalnya
solfataricus Sulfolobus pertama kali diisolasi di
Solfatara (gunung berapi) . spesies lainnya dapat
ditemukan di seluruh dunia dalam bidang panas
bumi atau aktivitas gunung berapi seperti
formasi geologi disebut mud pot yang juga
dikenal sebagai solfatare (jamak dari solfatara).
Peran Archaebacteria
a. Enzim Archaebacteria ditambahkan ke dalam
sabun cuci atau deterjen untuk meningkatkan
kemampuan sabun cuci dan deterjen pada suhu
dan pH tinggi.
b. Beberapa enzim Archaebacteria juga
digunakan dalam industri makanan untuk
mengubah pati jagung menjadi dekstrin (sejenis
karbohidrat).
c. Beberapa jenis Archaebacteria digunakan
untuk mengatasi pencemaran, misalnya
tumpahan minyak
2. Eubacteria
Eubacteria adalah organisme prokariota
uniseluler yang hanya dapat dilihat dengan
mikroskop. Bakteri juga hidup di sekitar kita dan
juga didalam tubuh kita. Cabang ilmu biologi
yang mempelajari bakteri adalah bakteriologi.
Karakteristik Bakteri
- Dinding sel tersusun atas mukopoli
sakarida dan peptidoglikan (murein).
- Sel bakteri dapat mensekresikan lender
kepermukaan dindingselnya.
- Membran sitoplasma meliputi 8 – 10%
dari bobot kering sel dan tersusun atas
fosfolipida dan protein.
- Sitoplasma dikelilingi oleh membrane
sitoplasma, dan tersusun dari 80% air, asam
nukleat, protein, karbohidrat, lemak dan ion
organic, serta kromatofora.
- Pada kondisi yang tidak menguntungkan
bakteri dapat membentuk endospora yang
berfungsi melindungi bakteri dari panas dan
gangguan alam.
- Bakteri ada yang bergerak dengan flagella
dan ada yang bergerak tanpa flagella. Bakteri
tanpa flagella bergerak dengan cara berguling.
Bentuk-bentuk bakteri
1. Bakteri Kokus : Bakteri dengan bentuk dasar
bulat
a. Monokokus, yaitu berupa sel bakteri kokus
tunggal. Misalnya Neisseria gonorrhoeae,
penyebab penyakit kencing nanah.
b. Diplokokus , yaitu dua sel bakteri kokus
berdempetan. Misalnya Diplococcus pneumonia,
penyebab penyakit pneumonia atau radang
paru-paru.
c. Tetrakokus, yaitu empat sel bakteri kokus
berdempetan berbentuk segi empat.
d. Sarkina , yaitu delapan sel bakteri kokus
berdempetan membentuk kubus.
e. Streptokokus yaitu lebih dari empat sel
bakteri kokus berdempetan membentuk rantai.
Misalnya Streptococcus pyrogenes, penyebab
demam jengkering dan sakit tenggorokan, dan
Streptococcus thermophilus, untuk membuat
yoghurt.
f. Stapilokokus yaitu lebih dari empat sel
bakteri kokus berdempetan seperti buah anggur
2. Bakteri Basil : Bakteri dengan bentuk
dasar batang
a. Monobasil , yaitu berupa sel bakteri basil
tunggal. Misalnya Salmonella thypi, E. coli, dan
Lactobacillius.
b. Diplobasil , yaitu berupa dua sel bakteri basil
berdempetan
c. Streptobasil , yaitu beberapa sel bakteri basil
berdempetan membentuk rantai. Misalnya
Azotobacter dan Bacillus anthracis .
3. Bakteri Spirilia : Bakteri dengan bentuk
dasar spiral
a. Spiral yaitu bentuk sel bergelombang.
Misalnya Spirillum.
b. Spiroseta yaitu bentuk sel seperti sekrup.
c. Vibrio yaitu bentuk sel seperti tanda baca
koma. Misalnya Vibrio cholera, penyebab
penyakit kolera.
Letak Flagel
Atrik , tidak mempunyai flagel.
Monotrik , mempunyai satu flagel pada
salah satu ujungnya.
Lofotrik , mempunyai sejumlah flagel
pada salah satu ujungnya.
Amfitrik , mempunyai satu flagel pada
kedua ujungnya.
Peritrik, mempunyai flagel pada seluruh
permukaan tubuhnya.
Reproduksi Bakteri.
Bakteri bereproduksi secara vegetative/aseksual
dengan membelah diri secara biner.
Ada tiga proses para seksual yang telah
diketahui , yaitu transformasi , konjugasi dan
transduksi.
Transformasi adalah pemindahan sebagian
materi genetic atau DNA atau hanya satu gen ke
bakteri lain dengan proses fisiologi yang
kompleks.
Konjugasi adalah pemindahan secara langsung
materi genetic diantara dua sel bakteri melalui
jembatan sitoplasma.
Bakteri yang memberikan DNA nya disebut
bakteri donor. Bakteri donor memiliki tonjolan
yang disebut pili seks, yang berguna untuk
menempel pada bakteri recipientyang menerima
DNA.
Transduksi adalah pemindahan materi genetic
dengan pernatara virus. Cara ini dikemukakan
oleh Norton Zinder dan Jashua Lederberg pada
tahun 1952.
Cara hidup bakteri
a) Bakteri heterotrof.
Bakteri kelompok ini tidak berklorofil, sangat
bergantung pada bahan organic yang ada
disekitar tubuhnya, karena bakteri tesbut tidak
dapat mengubah baha anorganik menjadi bahan
organic. Bakteri heterotrof di badakan menjadi:
1. Bakteri parasit
Mendapatkan makanan dari organism lain yang
ditumpanginya (inang) contohnya family
spirochaetaceae (parasit dalam usus moluska
bercangkang dua).
2. Bakteri saprofit (saprobakter)
Bakteri saprofit adalah bakteri yang kebutuhan
makanannya diperoleh dari sissa – sisa makanan
organism lain yang telah mati.
Bakteri jenis ini merombak bahan organic
menjadi bahan anorganik melalui fermentasi
atau respirasi tak sempurna. Proses
perombakan biasanya menghasilkan gas – gas
CO , H , CH (metana), N , H2S dan NH .
Contoh bakteri ini diantaranya adalah:
a. Escherchia coli dalam keadaaan tertentu
menguraikan asam semut (HCOOH) menjadi
CO2 dan H2O
b. Methanobacterium omelanskii dan
Methanobacterium ruminatum menguraikan
asam cuka (CH3COOH) menjadi metana (CH4)
dan CO2.
c. Clostridium sporageus menguraikan asam
amino menjadi ammonia (NH3)
3. Bakteri pathogen
Bakteri pathogen adalah bakteri parasit yang
menimbulkan penyakit hospes ‘ inang yang
dihinggapi, contohnya sebagai berikut:
a. Parasit pada manusia:
– Salmonella thypi menyebabkan penyakit tifus.
– Vibrio comma menyebabkan penyakit kolera
– Clostridium tetani menyebabkan penyakit
tetanus.
b. Parasit pada tumbuhan
– Pseudomonas cattleyeae penyebab penyakit
pada anggrek.
– P.solanacearum penykit pada pisang.
– Bacterium papaya penyebab penyakit pada
papaya.
c. Parasit pada hewan ternak
– Bacillus anthracis penyebab penykit pada
ternak.
– Mycobacterium bovis penyebab penyakit pada
lembu.
– M.avium penyebab penyakit penyakit pada
unggas.n cara mengubah bahan anorgnik
menjadi bahan organic.
4. Bakteri apatogen
Bakteri apatogen adalah bakteri yang tidak
menimbulkan penyakit pada hospes, contoh :
Eschercihia coli dan Streptomyces greseus.
b) Bakteri Autotrof
Semua jenis bakteri autotrof mampu membuat
makanan sendiri dengan Proses pengubahan
dapat terjadi melalui dua cara, yaitu :
1. Fotoautotrof.
Energy yang digunakan untuk menyusun bahan
anorganik menjadi bahan organic adalah sinar
matahari / cahaya.
Golongan fotoautotrof dibagi menjadi dua, yaitu
bakteri hijau dan bakteri ungu.
Bakteri ijau memiliki pigmen hijau yang disebut
bakteri oviridin dan bakterioklorofil.
2. Kemoautotrof.
Bakteri ini memperoleh energy dari bahan
bahan kimia untuk menyusun bahan organic dari
bahan anorganik.Contoh :Nitrosomonas, Nitro
socytis, Nitrospira dan Nitrosococcus.
Peranan Bakteri Bagi Kehidupan
Bakteri dapat merugikan mahluk hidup karena
bersifat parasit dan pathogen. Akan tetapi
beberapa bakteri dapat dimanfaatkan untuk
menghasilkan suatu zat penting atau melakukan
suatu proses industri misalnya berikut ini:
a) Lactobacillus casei digunakan dalam
pembuatan keju dan minuman nata de coco dari
air kelapa.
b) Streptococcus lactis dan S.cremoris
digunakan dalam pembuatan keju dan mentega.
c) Bacillus brevis menghasilkan antibiotic
tirotrisin: Bacillus subtilis menghasilkan
antibiotic basitrasin; dan bacillus polymyxa
menghasilkan polimixin.
d) Nitrosomonas. Nitrosococcus, dan
Nitrobacter berperan dalam proses
penambahan kesuburan tanah (membentuk
humus).
e) Acetobacter, penting dalam pembuatan asam
cuka dan nata decoco, reaksinya:
CH CH OH +O
etanol ——————————- acetobacter
CH COOH + H O + Energi
Asam cuka
f) Beberapa spesies saprofit berperan penting
dalam pembuatan biogas yang dimanfaatkan
sebagai sumber energy.
3. Cyanobacteria
Cyanobacteria atau ganggang biru-hijau adalah
filum (atau “divisi”) bakteri yang mendapat
energi melalui fotosintesis . Jejak fosil
cyanobacteria telah ditemukan sejak 3,8 miliar
tahun lalu. Cyanobacteria sekarang adalah salah
satu kelompok terbesar dan terpenting bakteri
di bumi.
Karakteristik Cyanobacteria
1. Intinya tidak diselubungi oleh membran
2. Dinding sel terletak diantara plasmalema
dan selubung lendir
3. Beberapa ganggang hijau biru yang
berkoloni dengan bentuk filamen memiliki
heterotista dan spora istirahat .
Heterotista adalah sel yang lebih tebal dan
tidak memiliki inti . spora istirahat merupakan
spora yang dindingnya sangat tebal dan
didalamnya berisi sel.
4. Bentuk organisme ini bisa uniseluler
(chroocococcus , Anacystis); koloni.
5. Tidak berflagel sehingga bergerak
meluncur.
Hab itat ganggang ini diair tawar, air laut, tanah
– tanah yang basah , ada pula yang hidup di
tempat – tempat kering.
Ganggang hiaju hidup secara autotrof. Namun
ada pula yang bersimbiosis dengan organism
lain, mislanya dengan jamur membentuk lumut
kerak.
Reproduksi aseksual terjadi dengan
pembentukan zoospore, yaitu spora yang dapat
bergerak atau berpindah tempat. Reproduksi
aseksualnya berlangsung secara konjugasi.Hasil
konjugasi berupa suatu zigospora , zigospora
tidak mempunyai alat gerak.
Contoh bebrapa jenis alga hijau, antara lain :
spirogyra.volvox, chalamidomonas, vulva dan
stigeoslonium.
Reproduksi Cyanobacteria
Ø Pembelahan sel, melalui cara ini sel dapat
langsung terpisah atau tetap bergabung
membentuk koloni
Ø Fragmentasi, fragmentasi terjadi terutama
pada berbentuk filamen, jika hormogonium
(potongan benang-benang ganggang pendek
yang bisa tumbuh menjadi ganggang baru)
terlepas dari filamen induk, maka akan menjadi
individu baru.
Ø Spora, pada keadaan kurang menguntungkan
akan terbentuk spora yang sebenarnya
merupakan sel vegetatif
Peranan Cyanobacteria
Beberapa cyanobacteria dapat dimanfaatkan
sebagai sumber makanan alternatif, misalnya
spirulina, ada juga yang dapat menambah
kesuburan tanah.
Archaebacteria dianggap sebagai bentuk-bentuk
kehidupan kuno yang berevolusi secara terpisah
dari bakteri dan ganggang biru-hijau.
Archaebacteria dibagi dalam tiga golongan yaitu
metanogen, halofilik, dan termofilik.
b. Bakteri Metanogen
Methanogen adalah mikroorganisme yang
menghasilkan metana sebagai produk
sampingan metabolik dalam kondisi anoxic.
Mereka digolongkan sebagai archaea, kelompok
cukup berbeda dari bakteri. Mereka yang umum
di lahan basah, di mana mereka bertanggung
jawab untuk gas rawa, dan keberanian dari
binatang seperti ruminansia dan manusia, di
mana mereka bertanggung jawab atas isi
metana dari bersendawa di ruminansia dan
perut kembung pada manusia. [1] Pada sedimen
laut biomethanation umumnya terbatas pada
mana sulfat habis, di bawah lapisan atas. [2]
Lain extremophiles, ditemukan di lingkungan
seperti ventilasi hidrotermal air panas dan kapal
selam serta dalam rock “solid” dari kerak bumi,
kilometer di bawah permukaan .
Simak
Baca secara fonetik
Secara lebih rinci karakteristik bakteri
metanogen disajikan pada tabel II.1 di bawah
ini :
Tabel II.2 Karakteristik bakteri metanogen
Karakteristik Metanogen
Bentuk sel Batang, kokus, spirilla,
filament, sarcina
sifat Gram + / Gram -
klasifikasi Archaebacteria
Struktur dinding
sel
Pseudomurein,
protein,
heteropolysaccharida
Metabolisme anaerob
Sumber energi dan
sumber karbon
H + CO , H +
metanol, format,
metilamin, metanol(30
% diubah menjadi
CH ), asetat (80 %
diubah menjadi CH )
Produk
katabolisme
CH atau CH + CO
Methanopyrus adalah genus methanogen ,
dijelaskan dengan spesies tunggal, M. Kandleri,
kandleri. Ini adalah hyperthermophile ,
ditemukan di dinding sebuah perokok hitam dari
Teluk California pada kedalaman 2000 m, pada
temperatur 84-110 ° C. Strain 116 perokok
ditemukan dalam cairan hitam dari lapangan
hidrotermal Kairei, dapat bertahan dan
bereproduksi pada 122 ° C. [2] Ia tinggal di
sebuah hidrogen – karbon dioksida lingkungan
yang kaya, dan seperti metanogen lain
mengurangi bekas metana . Organisme ini
tumbuh 8-10 o C di-CO 2 atmosfer 2 H kandleri
Methanopyrus. telah ditemukan di dasar
mendalam “m hitam perokok 2.000″ cerobong
asap di dasar laut di Teluk California.
b. Halofil Ekstrem
Sesuai dengan namanya, golongan Halofil
Ekstrem ini merupakan mikroorganisme yang
tahan hidup di daerah ektrim seperti perairan
dengan kadar garam tinggi (halofil), contohnya
Halobacterium .
Dalam taksonomi , yang Halobacteria (juga
Halomebacteria) adalah kelas dari
Euryarchaeota , [1] ditemukan dalam air jenuh
atau hampir jenuh dengan garam Mereka juga
disebut halophiles , meskipun nama ini juga
digunakan untuk organisme lain yang hidup di
air asin terkonsentrasi kurang sedikit. Mereka
yang paling umum di lingkungan di mana
sejumlah besar garam, kelembaban, dan bahan
organik yang tersedia.
c. Termofil Ekstrem
Termofil hidup didaerah bersuhu tinggi dan
bersifat asam, misalnya di sumber air panas
serta daerah dengan temperatur tinggi seperti
hydrothermal vent (extreme thermofil). Kondisi
optimum untuk hidupnya adalah pada suhu
60-80 derajat celsius. Sebagian besar
termoasidofil merupakan organisme autotrof
dan metabolismenya bergantung pada sulfur.
Contoh archaebacteria ini adalah sulfolobus.
Sulfolobus spesies tumbuh di mata air gunung
berapi dengan pertumbuhan optimal terjadi
pada pH 2-3 dan suhu dari 75-80 ° C, membuat
mereka acidophiles dan thermophiles dan
masing-masing. Sulfolobus sel-sel berbentuk
tidak teratur flagellar .
Spesies Sulfolobus umumnya dinamai lokasi dari
yang mereka pertama kali diisolasi, misalnya
solfataricus Sulfolobus pertama kali diisolasi di
Solfatara (gunung berapi) . spesies lainnya dapat
ditemukan di seluruh dunia dalam bidang panas
bumi atau aktivitas gunung berapi seperti
formasi geologi disebut mud pot yang juga
dikenal sebagai solfatare (jamak dari solfatara).
Peran Archaebacteria
a. Enzim Archaebacteria ditambahkan ke dalam
sabun cuci atau deterjen untuk meningkatkan
kemampuan sabun cuci dan deterjen pada suhu
dan pH tinggi.
b. Beberapa enzim Archaebacteria juga
digunakan dalam industri makanan untuk
mengubah pati jagung menjadi dekstrin (sejenis
karbohidrat).
c. Beberapa jenis Archaebacteria digunakan
untuk mengatasi pencemaran, misalnya
tumpahan minyak
2. Eubacteria
Eubacteria adalah organisme prokariota
uniseluler yang hanya dapat dilihat dengan
mikroskop. Bakteri juga hidup di sekitar kita dan
juga didalam tubuh kita. Cabang ilmu biologi
yang mempelajari bakteri adalah bakteriologi.
Karakteristik Bakteri
- Dinding sel tersusun atas mukopoli
sakarida dan peptidoglikan (murein).
- Sel bakteri dapat mensekresikan lender
kepermukaan dindingselnya.
- Membran sitoplasma meliputi 8 – 10%
dari bobot kering sel dan tersusun atas
fosfolipida dan protein.
- Sitoplasma dikelilingi oleh membrane
sitoplasma, dan tersusun dari 80% air, asam
nukleat, protein, karbohidrat, lemak dan ion
organic, serta kromatofora.
- Pada kondisi yang tidak menguntungkan
bakteri dapat membentuk endospora yang
berfungsi melindungi bakteri dari panas dan
gangguan alam.
- Bakteri ada yang bergerak dengan flagella
dan ada yang bergerak tanpa flagella. Bakteri
tanpa flagella bergerak dengan cara berguling.
Bentuk-bentuk bakteri
1. Bakteri Kokus : Bakteri dengan bentuk dasar
bulat
a. Monokokus, yaitu berupa sel bakteri kokus
tunggal. Misalnya Neisseria gonorrhoeae,
penyebab penyakit kencing nanah.
b. Diplokokus , yaitu dua sel bakteri kokus
berdempetan. Misalnya Diplococcus pneumonia,
penyebab penyakit pneumonia atau radang
paru-paru.
c. Tetrakokus, yaitu empat sel bakteri kokus
berdempetan berbentuk segi empat.
d. Sarkina , yaitu delapan sel bakteri kokus
berdempetan membentuk kubus.
e. Streptokokus yaitu lebih dari empat sel
bakteri kokus berdempetan membentuk rantai.
Misalnya Streptococcus pyrogenes, penyebab
demam jengkering dan sakit tenggorokan, dan
Streptococcus thermophilus, untuk membuat
yoghurt.
f. Stapilokokus yaitu lebih dari empat sel
bakteri kokus berdempetan seperti buah anggur
2. Bakteri Basil : Bakteri dengan bentuk
dasar batang
a. Monobasil , yaitu berupa sel bakteri basil
tunggal. Misalnya Salmonella thypi, E. coli, dan
Lactobacillius.
b. Diplobasil , yaitu berupa dua sel bakteri basil
berdempetan
c. Streptobasil , yaitu beberapa sel bakteri basil
berdempetan membentuk rantai. Misalnya
Azotobacter dan Bacillus anthracis .
3. Bakteri Spirilia : Bakteri dengan bentuk
dasar spiral
a. Spiral yaitu bentuk sel bergelombang.
Misalnya Spirillum.
b. Spiroseta yaitu bentuk sel seperti sekrup.
c. Vibrio yaitu bentuk sel seperti tanda baca
koma. Misalnya Vibrio cholera, penyebab
penyakit kolera.
Letak Flagel
Atrik , tidak mempunyai flagel.
Monotrik , mempunyai satu flagel pada
salah satu ujungnya.
Lofotrik , mempunyai sejumlah flagel
pada salah satu ujungnya.
Amfitrik , mempunyai satu flagel pada
kedua ujungnya.
Peritrik, mempunyai flagel pada seluruh
permukaan tubuhnya.
Reproduksi Bakteri.
Bakteri bereproduksi secara vegetative/aseksual
dengan membelah diri secara biner.
Ada tiga proses para seksual yang telah
diketahui , yaitu transformasi , konjugasi dan
transduksi.
Transformasi adalah pemindahan sebagian
materi genetic atau DNA atau hanya satu gen ke
bakteri lain dengan proses fisiologi yang
kompleks.
Konjugasi adalah pemindahan secara langsung
materi genetic diantara dua sel bakteri melalui
jembatan sitoplasma.
Bakteri yang memberikan DNA nya disebut
bakteri donor. Bakteri donor memiliki tonjolan
yang disebut pili seks, yang berguna untuk
menempel pada bakteri recipientyang menerima
DNA.
Transduksi adalah pemindahan materi genetic
dengan pernatara virus. Cara ini dikemukakan
oleh Norton Zinder dan Jashua Lederberg pada
tahun 1952.
Cara hidup bakteri
a) Bakteri heterotrof.
Bakteri kelompok ini tidak berklorofil, sangat
bergantung pada bahan organic yang ada
disekitar tubuhnya, karena bakteri tesbut tidak
dapat mengubah baha anorganik menjadi bahan
organic. Bakteri heterotrof di badakan menjadi:
1. Bakteri parasit
Mendapatkan makanan dari organism lain yang
ditumpanginya (inang) contohnya family
spirochaetaceae (parasit dalam usus moluska
bercangkang dua).
2. Bakteri saprofit (saprobakter)
Bakteri saprofit adalah bakteri yang kebutuhan
makanannya diperoleh dari sissa – sisa makanan
organism lain yang telah mati.
Bakteri jenis ini merombak bahan organic
menjadi bahan anorganik melalui fermentasi
atau respirasi tak sempurna. Proses
perombakan biasanya menghasilkan gas – gas
CO , H , CH (metana), N , H2S dan NH .
Contoh bakteri ini diantaranya adalah:
a. Escherchia coli dalam keadaaan tertentu
menguraikan asam semut (HCOOH) menjadi
CO2 dan H2O
b. Methanobacterium omelanskii dan
Methanobacterium ruminatum menguraikan
asam cuka (CH3COOH) menjadi metana (CH4)
dan CO2.
c. Clostridium sporageus menguraikan asam
amino menjadi ammonia (NH3)
3. Bakteri pathogen
Bakteri pathogen adalah bakteri parasit yang
menimbulkan penyakit hospes ‘ inang yang
dihinggapi, contohnya sebagai berikut:
a. Parasit pada manusia:
– Salmonella thypi menyebabkan penyakit tifus.
– Vibrio comma menyebabkan penyakit kolera
– Clostridium tetani menyebabkan penyakit
tetanus.
b. Parasit pada tumbuhan
– Pseudomonas cattleyeae penyebab penyakit
pada anggrek.
– P.solanacearum penykit pada pisang.
– Bacterium papaya penyebab penyakit pada
papaya.
c. Parasit pada hewan ternak
– Bacillus anthracis penyebab penykit pada
ternak.
– Mycobacterium bovis penyebab penyakit pada
lembu.
– M.avium penyebab penyakit penyakit pada
unggas.n cara mengubah bahan anorgnik
menjadi bahan organic.
4. Bakteri apatogen
Bakteri apatogen adalah bakteri yang tidak
menimbulkan penyakit pada hospes, contoh :
Eschercihia coli dan Streptomyces greseus.
b) Bakteri Autotrof
Semua jenis bakteri autotrof mampu membuat
makanan sendiri dengan Proses pengubahan
dapat terjadi melalui dua cara, yaitu :
1. Fotoautotrof.
Energy yang digunakan untuk menyusun bahan
anorganik menjadi bahan organic adalah sinar
matahari / cahaya.
Golongan fotoautotrof dibagi menjadi dua, yaitu
bakteri hijau dan bakteri ungu.
Bakteri ijau memiliki pigmen hijau yang disebut
bakteri oviridin dan bakterioklorofil.
2. Kemoautotrof.
Bakteri ini memperoleh energy dari bahan
bahan kimia untuk menyusun bahan organic dari
bahan anorganik.Contoh :Nitrosomonas, Nitro
socytis, Nitrospira dan Nitrosococcus.
Peranan Bakteri Bagi Kehidupan
Bakteri dapat merugikan mahluk hidup karena
bersifat parasit dan pathogen. Akan tetapi
beberapa bakteri dapat dimanfaatkan untuk
menghasilkan suatu zat penting atau melakukan
suatu proses industri misalnya berikut ini:
a) Lactobacillus casei digunakan dalam
pembuatan keju dan minuman nata de coco dari
air kelapa.
b) Streptococcus lactis dan S.cremoris
digunakan dalam pembuatan keju dan mentega.
c) Bacillus brevis menghasilkan antibiotic
tirotrisin: Bacillus subtilis menghasilkan
antibiotic basitrasin; dan bacillus polymyxa
menghasilkan polimixin.
d) Nitrosomonas. Nitrosococcus, dan
Nitrobacter berperan dalam proses
penambahan kesuburan tanah (membentuk
humus).
e) Acetobacter, penting dalam pembuatan asam
cuka dan nata decoco, reaksinya:
CH CH OH +O
etanol ——————————- acetobacter
CH COOH + H O + Energi
Asam cuka
f) Beberapa spesies saprofit berperan penting
dalam pembuatan biogas yang dimanfaatkan
sebagai sumber energy.
3. Cyanobacteria
Cyanobacteria atau ganggang biru-hijau adalah
filum (atau “divisi”) bakteri yang mendapat
energi melalui fotosintesis . Jejak fosil
cyanobacteria telah ditemukan sejak 3,8 miliar
tahun lalu. Cyanobacteria sekarang adalah salah
satu kelompok terbesar dan terpenting bakteri
di bumi.
Karakteristik Cyanobacteria
1. Intinya tidak diselubungi oleh membran
2. Dinding sel terletak diantara plasmalema
dan selubung lendir
3. Beberapa ganggang hijau biru yang
berkoloni dengan bentuk filamen memiliki
heterotista dan spora istirahat .
Heterotista adalah sel yang lebih tebal dan
tidak memiliki inti . spora istirahat merupakan
spora yang dindingnya sangat tebal dan
didalamnya berisi sel.
4. Bentuk organisme ini bisa uniseluler
(chroocococcus , Anacystis); koloni.
5. Tidak berflagel sehingga bergerak
meluncur.
Hab itat ganggang ini diair tawar, air laut, tanah
– tanah yang basah , ada pula yang hidup di
tempat – tempat kering.
Ganggang hiaju hidup secara autotrof. Namun
ada pula yang bersimbiosis dengan organism
lain, mislanya dengan jamur membentuk lumut
kerak.
Reproduksi aseksual terjadi dengan
pembentukan zoospore, yaitu spora yang dapat
bergerak atau berpindah tempat. Reproduksi
aseksualnya berlangsung secara konjugasi.Hasil
konjugasi berupa suatu zigospora , zigospora
tidak mempunyai alat gerak.
Contoh bebrapa jenis alga hijau, antara lain :
spirogyra.volvox, chalamidomonas, vulva dan
stigeoslonium.
Reproduksi Cyanobacteria
Ø Pembelahan sel, melalui cara ini sel dapat
langsung terpisah atau tetap bergabung
membentuk koloni
Ø Fragmentasi, fragmentasi terjadi terutama
pada berbentuk filamen, jika hormogonium
(potongan benang-benang ganggang pendek
yang bisa tumbuh menjadi ganggang baru)
terlepas dari filamen induk, maka akan menjadi
individu baru.
Ø Spora, pada keadaan kurang menguntungkan
akan terbentuk spora yang sebenarnya
merupakan sel vegetatif
Peranan Cyanobacteria
Beberapa cyanobacteria dapat dimanfaatkan
sebagai sumber makanan alternatif, misalnya
spirulina, ada juga yang dapat menambah
kesuburan tanah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar