Label

Jumat, 11 Desember 2015

dialog interaktif

A Mendengarkan Dialog Interaktif
Dialog adalah percakapan antara dua orang atau lebih.
Mendengarkan dialog merupakan kegiatan menyimak yang
memerlukan konsentrasi untuk memperoleh informasi dan
untuk memahaminya. Radio dan televisi merupakan media
elektronik yang dapat menjadi sumber berita dan informasi. Di
media tersebut, kita dapat mendengar atau melihat acara dialog.
Dengan mendengarkan dialog antartokoh, kita akan dapat
memahami pandangan setiap tokoh terhadap suatu masalah.
Setelah mendengarkan dialog, kita harus mampu menyimpulkan
isinya dan memahami informasi yang terdapat dalam dialog
tersebut. Tutuplah buku pelajaranmu, dengarkan dialog yang
akan dibacakan oleh gurumu berikut!
Mengurangi Pemakaian BBM
Ade : Apa yang dimaksud dengan gas metana?
Hery Haerudin : Istilah lain dari gas metana adalah gas rawa.
Istilah itu diambil karena rawa banyak mengandung gas metana.
Coba saja kita tancapkan bambu di rawa. Kalau disulut api,
bambu pasti meledak, semacam ledakan kecil. Ledakan terjadi
melalui pembusukan dari dalam bambu tersebut sehingga
membentuk gas metana yang menyemburkan api.
Ade : Apakah biogas juga banyak mengandung gas metana?
Hery Haerudin : Ya. Gas metana terkandung dalam biogas,
yakni melalui pembusukan dibantu dengan unsur mikroba atau
bakteri yang mempercepat pembentukan gas tersebut. Gas
metana berasal dari hasil limbah peternakan dan pertanian.
Ade : Bagaimana cara mengembangkannya?
Hery Haerudin : Suatu area peternakan dan pertanian luas
dapat digunakan sebagai sumber energi biogas
alternatif. Caranya, kotoran dan limbah pertanian ditampung
dalam tangki tertutup yang bentuknya seperti lonceng terbalik.
Melalui proses itu, akan dihasilkan gas metana yang dapat
mengeluarkan energi untuk kebutuhan pemanasan.
Ade : Apa keuntungan penggunaan biogas sebagai energi
alternatif?
Hery Haerudin : Energi alternatif yang dihasilkan tergolong
energi terbaru. Energi itu tidak merusak lingkungan, sehingga
kita tidak bergantung pada energi dari fosil bumi atau minyak
bumi. Energi tersebut juga tidak memberikan dampak buruk
terhadap lingkungan, seperti polusi atau pencemaran.
Ade : Apakah biogas dapat dimanfaatkan menjadi energi gerak
atau listrik?
Hery Haerudin : Hal itu sangat dimungkinkan sebab gas metana
yang dihasilkan dapat membakar dan
menjadi energi gerak berupa energi listrik. Tentu saja perlu ada
instalasi tambahan. Misalnya, dibuatkan turbin atau peralatan
lain untuk menghasilkan energi listrik. Dari turbin itu,
dihasilkan energi listrik. Kemudian, energi tersebut disimpan.
Ade : Dari segi biaya apakah relatif murah?
Hery Haerudin : Saya kira penggunaan dan pembuatan biogas
untuk kebutuhan sehari-hari secara ekonomi
masih terjangkau. Dananya relatif murah dengan catatan
tersedia banyak bahan baku biogas. Semakin banyak sumber
alam, produksi energi biogas yang dihasilkan juga semakin
banyak. Tentu, hal itu akan lebih hemat biaya karena energi
listrik dari biogas tidak memerlukan kabel untuk memasok
listrik.
B.Berbicara
Kita pasti pernah membaca cerpen (cerita pendek). Cerpen
adalah bacaan yang banyak digemari. Alur ceritanya yang tidak
panjang membuat cerita ini dapat dibaca dalam waktu yang
tidak terlalu lama. Berapa banyak cerpen yang telah kamu
baca? Masih ingatkah isi cerpen yang pernah kamu baca?
Kamu akan memiliki pengetahuan lebih banyak tentang cerpen
dengan belajar menceritakan isi cerpen yang telah dibaca. Hal-
hal yang perlu diingat ketika menceritakan isi cerpen adalah
alur cerita atau jalan cerita, penokohan, dan latar cerita. Hal-
hal tersebut merupakan faktor penting atau modal dalam
bercerita.
Bacalah cerpen berikut!
RAPELAN
Bejo berputar-putar di depan cermin, sesekali memegang krah
bajunya, sesekali membenahi letak sabuk, kemudian melihat
wajahnya. Sudah hampir seperempat jam Bejo berdandan.
Hatinya berbunga-bunga. penantiannya yang sangat melelahkan
kini berakhir. Hari ini adalah pertemuan untuk menerima surat
keputusan (SK) sebagai guru.
“Mas...dandannya disudahi dulu. Sekarang sarapan, sudah jam
tujuh lo...,”
“Wah, Bu... bagaimana pendapatmu tentang penampilanku hari
ini?”
“Wis... wis... wis... Pak Guru Bejo adalah guru yang
paling nggguan-theeeng di dunia,” hibur istrinya.
Pokoknya nanti kalau sudah masuk kerja, dapat rapelan
gaji...kamu tak belikan baju yang bagus-bagus, tak belikan
blender, kipas angin, dispenser, cincin, kalung, gelang, ...
pokoknya yang kamu suka, ... nanti buat si thole (anak laki-laki)
tak belikan mainan tembak-tembakan, mobil-mobilan. Kita
dapat jalan-jalan ke mal biar kelihatan agak modern begitu
lo..... Selama masa menunggu SK, hampir semua kebutuhan
yang diperlukannya yang mencukupi adalah isterinya yang
bekerja sebagai penjahit. Begitu pengumuman Bejo masuk
dalam CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil), dia langsung
mengundurkan diri dari perusahaan tempat dia bekerja. Suatu
hari Bejo datang ke tempat pertemuan, Di tempat itu, kurang
lebih dua ratus orang yang sama-sama lolos menjadi calon
pegawai. Wajah mereka tampak berseri-seri.
“Mas Bakir, Mas Bakir, kamu ngambil undangannya kapan?”
tanya Bejo kepada temannya yang bernama Bakir.
“Lupa...., tiga hari yang lalu apa ya... kamu total habis berapa?”
“La memang kamu habis berapa? Sama kan harga undangannya.
Apa ada yang beda?”
“Bukan, maksudku selain uang yang kemarin itu?”
“Nggak ada. Siapa yang kena?”
“Aku juga cuma diceritain. Ada yang dua, ada yang satu
setengah... gara-garanya datanya nggak komplet?”
Bejo cuma tersenyum, “Ya... te es te (tahu sama tahu) lah.
Makanya, kemarin itu walaupun aku stres berat menunggu
pengumuman penempatan, aku pilih cooling down. Toh aku
yakin kalau aku benar-benar lolos. Ada beberapa teman yang
menyarankan untuk membeli tempat..., tapi aku punya prinsip
nggak ada istilah beli-belian begitu.”
Tampak di depan aula besar orang-orang penting memasuki
ruangan. Semua pandangan tertuju pada orang-orang penting
itu. Beberapa menit kemudian orang-orang itu berbicara satu
per satu. Bagi Bejo atau mungkin juga yang lainnya, apa yang
dibicarakan oleh orang-orang penting itu tidak penting. Yang
mereka butuhkan adalah kejelasan mereka benar-benar
diangkat sebagai calon pegawai. Tentu saja ada bukti tertulisnya.
Ada orang penting yang mengatakan bahwa penerimaan
pegawai tersebut tanpa dipungut biaya sepeser pun. Hal itu
tidak pernah menjadi masalah bagi Bejo dan kawan-kawan.
Matahari sudah condong ke barat, udara panas menyengat.
Walaupun udara panas, ketika Bejo datang, ia tetap dengan
senyum yang mengembang. Motor tuanya diparkir di halaman.
Dikeluarkannya selembar “surat sakti” dan diberikan kepada
isterinya setelah Bejo masuk ke dalam rumah. “Wah, syukur,
perkiraanku tidak meleset jauh. Paling dari sini tiga kilo, ya,
Mas.”
“Iya dapat santai. Tidak usah kemrungsung (buru-buru) pun
dapat datang pagi. Lihat gajinya Bu padahal terhitung mulai
bulan apa itu. Hitung saja sampai sekarang sudah berapa bulan
tentu rapelannya banyak sekali. Ibu dapat beli mesin cuci yang
diinginkan katanya kamu punya itu.”
Istrinya tampak tersipu mendengar kata-kata suaminya. Hatinya
sumringah (senang/bahagia) membayangkan suaminya
mendapatkan rezeki nomplok. Sepekan sudah berlalu. Bejo
sibuk ke sekolah setiap hari. Sekarang dia benarbenar terjun ke
sekolah. Bagaikan darah dalam daging, Bejo benar-benar
mengikhlaskan hati dan membulatkan tekad untuk memajukan
sekolah, mengabdi sepenuhnya kepada negara, dan
mencerdaskan kehidupan generasi muda. Setiap pukul setengah
tujuh, Bejo sudah melaju dengan sepeda motor tuanya. Akhir
bulan Bejo tidak seperti biasanya tampak kusut seperti orang
yang kalah perang. Biasanya, ketika pulang ke rumah ia akan
menceritakan segala yang didapatkannya hari ini di sekolah.
Tapi, saat itu ia langsung ganti baju, cuci tangan, dan tidur
tanpa makan siang. Istrinya heran, tetapi tidak ingin
mengganggu suaminya yang mesti sedang ada masalah. “Ah...
mudah-mudahan tidak ada apa-apa.” Saat melihat suaminya
tidur di kamarya, istri Bejo kembali menekuni tumpukan kain
dan mesin jahitnya. Baru setengah jam, dirasakannya tangan
suaminya memegang bahunya.
“Lo... kenapa nggak jadi tidur?”
“Aku nggak dapat tidur. Pusing, sebel, anyel (kesel), campur
aduk jadi satu. Rasanya ingin marah... tapi percuma.”
“Memangnya ada apa? Apa dhahar dulu saja, saya ambilkan,
ya,?”
“Nggak. Aku nggak selera makan,” Bejo menahan tangan
isterinya yang hendak beranjak dari duduknya.
“Aku mau minta maaf,” nada suara Bejo terdengar sangat lirih,
seperti ada beban yang begitu berat dirasakannya.
“Lo, minta maaf untuk apa? Memangnya Mas salah apa?”
“Mungkin.....aku tidak dapat memenuhi janjiku yang kemarin-
kemarin. Aku dan hampir teman-teman tidak kuasa apa-apa atas
rapelan itu. Bahkan, mungkin gaji pertamaku harus kurelakan
untuk biaya syukuran, baik di sekolah maupun tetangga kita.
Bahkan mungkin... aku mau pinjam uangmu dulu karena besok
pengumpulan terakhir. Aku sendiri tidak tahu uang itu untuk
apa karena tidak ada kuitansinya. Yang jelas semua sudah
membayar tinggal aku dan Jupri, guru olahraga.”
“Ya sudah, jangan terlalu dipikirkan. Aku tidak pernah menuntut
semua itu kok Mas... jangan terlalu terbebani. Ya, bagaimanapun
harus kita syukuri anugerah ini. Lihat saja tahun kemarin...
orang-orang yang dapat masuk tidak cukup 30 juta seperti cerita
teman Mas di sekolah. Mas sendiri pernah bilang... te es te
lah...,” kata istri Bejo sambil berjalan menuju meja makan. Bejo
mengikuti istrinya. Bebannya sudah agak terkurangi. Apalagi dia
sadar betul, tidak ada teman yang berani, tidak juga dirinya
untuk “unjuk rasa” karena pasti akan menghadapi kesulitan
besar di masa-masa yang akan datang. Nah lho.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar