Label

Senin, 16 November 2015

interaksi sosial asosiatif dan disasosiatif

Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial Asosiatif dan
Disosiatif| Pembahasan sebelumnya, kita dapat
simpulkan bahwa terdapat berbagai wujud dari
interaksi sosial. Berdasarkan pendapat gillin
menyebutkan dua macam dari proses sosial
dengan timbul dari akibat adanya interaksi
sosial, yaitu proses asosiatif/bersekutu
(processes of association) dan proses disosiatif/
memisahkan (processes of dissociation). Proses
interaksi sosial asosiatif adalah proses menuju
terbentuknya persatuan atau interaksi sosial.
Proses interaksi sosial disosiatif adalah proses
oposisi (oppositional process) yang berarti tip
berjuang melawan seorang ataupun sekelompok
orang untuk meraih tujuan tertentu. Dari kedua
macam interaksi sosial tersebut, diantaranya
memiliki beragam bentuk antara lain sebagai
berikut...
A. Interaksi Sosial Asosiatif
Interaksi sosial secara asosiatif memiliki sifat
positif, artinya mendukung seseorang atau
kelompok dalam mencapai tujuan tertentu.
Proses asosiatif memiliki bentuk-bentuk antara
lain sebagai berikut...
1. Kerja Sama (Cooperation)
Kerja sama adalah suatu usaha bersama
antarindividu ataupun kelompok untuk mencapai
kepentingan dan tujuan yang serupa, serta
menyadarinya bermanfaat untuk dirinya atau
orang lain. Kerja sama berorientasi antara
individu terhadap kelompok (in group) dan
individu terhadap kelompok lainnya (out group).
Menurut Charles H. Cooley, kerja sama dapat
berlangsung jika seseorang menyadari dirinya
memiliki kepentingan yang sama dengan orang
lain. Selain dari itu, pada saat yang sama
memiliki pengetahuan dan pengendalian
terhadap dirinya sendiri dalam memenuhi
kepentingan tersebut. Kesadaran dari
kepentingan yang sama dan juga
pengorganisasian diri merupakan sesuatu yang
penting dalam kerja sama.
Kerja sama akan bertambah kuat jika terdapat
bahaya bahaya dari luar dan juga tindakan-
tindak luar yang menyinggung kesetiaan yang
telah tertanam dalam kelompok, dalam diri
seseorang, atau segolongan orang-orang.
Contohnya, kerja sama antara prajurit dalam
satu kesatuan terjalin ketika menghadapi musuh
dalam sebuah medan pertempuran. Proses
sosial erat kaitannya dengan kerja sama ialah
konsensus. Konsensus terjadi kalau dua pihak
atau lebih ingin memelihara adanya hubungan
dan masing-masing memandang sebagai
kepentingan sendiri. Dalam mengadakan
konsensul dapat muncul jika anggota kelompok
mempunyai perbedaan pendapat. Dalam
konsensus, pertentangan kepentingan terlihat
nyata, tetapi tidak sebesar di konflik.
Bentuk-Bentuk Kerja Sama - Berdasarkan
pelaksanaannya, kerja sama memiliki bentuk-
bentuk antara lain lain sebagai berikut...
Kerukuran atau
gotong royong
ialah bentuk
kerja sama yang
dilakukan
secara sukarela
demi
mengerjakan
pekerjaan-
pekerjaan
tertentu yang
berkaitan
langsung
dengan orang-
orang yang terlibat dalam gotong royong.
Bargaining , yaitu kegiatan perjanjian pertukaran barang ataupun
jasa dua organisasi ataupun lebih
Kooptasi , yaitu prosedur penerimaan unsur-unsur baru di
kepemimpinan dan pelaksanaan ketatanegaraan organisasi sebagai
satu-satunya tips untuk menghindari adanya konflik yang dapat
mengguncang organisasi
Koalisi, adalah kombinasi yang dilakukan dari dua organisasi atau
lebih yang memiliki tujuan yang sama. Koalisi menghasilkan
keadaan dengan tidak stabil karena ke-2 organisasi memiliki
struktur tersendiri.
Joint-venture, adalah bentuk kerja sama dalam perusahaan proyek
khusus, seperti pengeboran minyak dan juga perhotelan.
Berdasarkan bentuk kerjanya, kerja sama dibagi dalam beberapa
macam antara lain sebagai berikut...
Kerja sama spontan adalah kerja sama serta-merta
Kerja sama langsung adalah kerja sama yang dilakukan dari hasil
perintah atasan atau penguasa.
Kerja sama kontak adalah kerja sama atas dasar perintah tertentu.
Kerja sama tradisional adalah kerja sama sebagai bagian
antaraunsur dalam sistem sosial
2. Akomodasi (accomodation)
Akomodasi adalah suatu proses penyesuaian diri individu atau
kelompok manusia dengan semula saling bertentangan untuk upaya
mengatasi ketegangan. Akomodasi berarti adanya keseimbangan
interaksi sosial dengan norma dan nilai yang ada dalam masyarakat.
Akomodasi seringkali merupakan cara untuk menyelesaikan
pertentangan, entah dengan cara menghargai kepribadian yang
berkonflik ataupun paksaan (tekanan).
Bentuk-Bentuk Akomodasi - Akomodasi sebagai proes mempunyai
beberap bentuk antara lain sebagai berikut...
Koersi adalah bentuk dari akomodasi yang berlangsung karena
paksaan kehendak suatu pihak terhadap pihak lain yang lemah
dengan didominasi suatu kelompok atas kelompok lain. Contohnya
sistem rezim (pemerintahan) totaliter.
Kompromi adalah bentuk dari akomodasi yng pihak-pihak terlibat
perselisihan saling meredakan tuntutan sehingga tercapai suatu
penyelesaian. Sikap dasar kompromi adalah semua pihak bersedia
merasakan dan memahami keadaan pihak lain. Contohnya:
perjanjian gencatan senajata antara kedua negara yang sedang
terlibat perang.
Arbitrase adalah bentuk akomodasi yang terjadi apabila terdapat
pihak-pihak yang berselisih tidak sanggup mencapai kompromi
sendiri. Maka dari itu diundanglah kelompok ketiga yang tidak
berat sebelah (netral) untuk mengusahakan penyelesaian. Pihak
ketiga tersebut berasal dari badan yang berwenang. Contohnya:
penyelesaian pertentangan antara pengusaha dan serikat buruh
diselesaikan melalui arbitrase (pihak ketiga yang netral).
Mediasi adalah pihak ketiga untuk penengah atau juru damai.
Keputusan berdamai tergantung pihak-pihak yang betikai.
Contohnya: mediasi pemerintah Republik Indonesia untuk
mendamaikan faksi-faksi yang bersilih di kamboja.
Konsiliasi ialah upaya mempertemukan keinginan pihak-pihak yang
berselisih untuk tercapainya suat persetujuan bersama. Konsiliasi
bersifat lebih lunak dan membuka kesempatan mengadakan
asimilasi. Contohnya, panitia tetap penyelesaian masalah
ketenagakerjaan mengundang perusaan dan wakil karyawan untuk
menyelesaikan masalah.
Toleransi adalah bentuk akomodasi tanpa adanya persetujuan
resmi karena tanpa disadari dan direncanakan, adanya keinginan
untuk menghindarkan diri dari perselisihan yang saling merugikan.
Stalemate adalah bentuk dari akomodasi yang terjadik ketika
kelompok terlibat pertentangan dengan kekuatan seimbang. Dengan
kesadaran ke-2 belah pihak maka tidak ada yang maju ataupun
mundur sehingga pertentangan akan berhenti dengan sendirinya.
3. Asimilasi (assimilation)
Asimilasi adalah usaha-usaha untuk meredakan perbedaan
antarindividu atau antarkelompok guna mencapai satu kesepakatan
berdasarkan kepentingan dan tujuan-tujuan bersama. Menurut
Koentjaraningrat, prosedur asimilasi akan timbul bila ada kelompok-
kelompok yang mempunyai perbedaan kebudayaan. Kemudian,
individu-individu dalam kelompok tersebut berinteraksi secara
langsung secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama,
sehingga kebudayaan masing-masing kelompok berubah dan
menyesuaikan diri.
Dalam asimilasi|penyerapan terjadi proses identifikasi diri dengan
kepentingan-kepentingan dan tujuan kelompok. Apabila dua
kelompok atau dua orang berbuat asimilasi, maka batas-batas
antarkelompok akan hilang dan keduanya melebur menjadi satu
kelompok baru.
Faktor-Faktor Mempermudah/Mendorong Asimilasi - Faktor-faktor
yang mempermudah terjadinya asimilasi ialah
Sikap toleransi
Kesempatan yang seimbang dalam ekonomi (tiap-tiap individu
mendapat kesempatan yang serupa untuk mencapai kedudukan
khusus atas dasar kemampuan & jasanya)
Sikap menghargai orang-orang asing dan kebudayaannya
Tingkahlaku yang terbuka dari golongan penguasa dalam
masyarakat
Adanya Persamaan pada unsur kebudaaan
Perkawinan campuran (amalgamasi)
Adanya musuh bersama dari luar.
Faktor-Faktor Penghalang/Penghambat Asimilasi - Sebaliknya,
faktor-faktor yang menjadi penghalang terjadinya asimilasi adalah
sebagai berikut...
Terisolasinya kehidupan suatu kelompok tertentu dalam
masyarakat. Misalnya, orang indian di Amerika Serikat yang
diharuskan bertempat tinggal di wilayah-wilayah khusus
(reservation).
Kurangnya pengetahuan tentang kebudayaan yang dihadapi
Memiliki perasaan takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang
dihadapi
Terdapat perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau
kelompok tertentu lebih tinggi daripada kebudayaan golongan atau
kelompok lain.
Terdapat perbedaan warna kulit atau ciri-ciri badaniah.
Terdapat in group feeling yang kuat. Artinya, adanya suatu
perasaan yang kuat bahwa individu terikat di dalam kelompok dan
kebudayaan kelompok yang bersangkutan
Terdapat gangguan golongan minoritas terhadap golongan yang
berkuasa. Contoh, perlakuan kasar terhadap orang-orang jepang
yang tinggal di Amerika Serika sesudah pangkalan Armada Laut
Amerika Serikat Pearl Harbor diserang secara mendadak oleh
tentara Jepang pada tahun 1941.
Memiliki perbedaan kepentingan dan pertentangan-pertentangan
pribadi.
4. Akulturasi (Aculturation)
Akulturasi adalah proses penerimaan dan pengolahan unsur-unsur
kebudayaan asing menjadi bagian dari kultur suatu kelompok, tanpa
menghilangkan kepribadian kebudayaan asli. Akulturasi merupakan
hasil dari perpaduan kedua kebudayaan dalam waktu lama. Unsur
kebudayaan asing sama-sama diterima oleh kelompok yang
berinteraksi, selanjutnya diolah tanpa menghilangkan kepribadian
kebudayaan yang asli sebagai penerima.
Contoh Akulturasi:
Kebudayaan Hindu dan kebudayaan Islam bertemu di Indonesia
kemudian menciptakan kebudayaan Islam yang bercorak Hindu
Musik Melayu bertemu dengan musik portugis dibawa oleh para
penjajah menghasilkan musik keroncong
5. Paternalisme
Paternalisme adalah penguasaan kelompok pendapatang terhadap
kelompok anak negeri. Perekonomian suatu wilayah kadang kala
dikuasi oleh kelompok pendatang, bukan oleh penduduk anak negeri
(pribumi). Kaum pendatang biasanya bertindak sebagai penguasa
atau pemilik modal, sedangkan penduduk pribumi sebagai buruh atau
pekerja. Kondisi ini sudah berakar jauh pada masa penjajahan
dimana bangsa Belanda (sebagai kelompok pendatang) menguasai
bangsa Indonesia (sebagai penduduk pribumi). Penguasaan ini tidak
pada bidang ekonomi ataupun perdagangan, tetapi juga di bidang
pertanahan, permodalan, pendidikan, kesehatan, dan sebagainya.
Masalah sosial seperti ini hendaknya cepat diatasi agar tidak
muncul kebencian dan konflik antara kaum pendatang dan warga
pribumi (asli).
B. Interaksi Sosial Disosiatif
Interaksi sosial disosiatif disebut juga dengan oposisi, yang artinya
bertentangan dengan seseorang atau kelompok untuk mencapai
tujuan tertentu. Interaksi sosial disosiatif dibedakan menjadi
bebeama bentuk, antara lain sebagai berikut...
1. Persaingan (competition)
Persaingan merupakan proses sosial ketika terdapat ke-2 pihak atau
lebih saling berlomba melakukan sesuatu untuk mencapai
kemenangan tertentu. Persaingn terjadi jikalau beberapa pihak
menginginkan sesuatu dengan jumlah yang terbatas ataupun menjadi
pusat perhatian umum. Seperti, ribuan remaja bersaing agar masuk
jajaran 12 besar penyanyi idola. Persaingan dilakukan atas norma
dan nilai yang diakui bersama dan berlaku di masyarakat tersebut.
Kemungkin kecil, persaingan menggunakan kekerasan ataupun
ancaman. Jadi, dapat disebut bahwa persaingan dilakukan dengan
sehat atau sportif. Persaingan disertai dengn kekerasan, bahaya,
atau keinginan untuk merugikan pihak lain, hal ini dinamakan
dengan persaingan tak sehat dan bukan lagi disebut dengan
persaingan akan tetapi telah menjurus kepada permusuhan atau
persengketaan.Hasil dari persaingan harus diterima dengan kepala
dingin, tanpa dendam sedikit pun. Mulai dari awal, Setiap pihak yang
bersaing menyadari akan ada yang menang dan kalah.
Macam-Macam Contoh Persaingan - Perhatikan beberapa contoh
persaingan berikut ini...
Contoh persaingan pada bidang ekonomi: persaingan antara
produsen barang sejenis dalam merebut pasar yang terbatas
Contoh persaingan dalam sesuatu kedudukan: persaingan untuk
menduduki jabatan strategis
Contoh persaingan dalam hal kebudayaan: persaingan dalam
penyebaran ideologi, pendidikan, dan unsur kebudayaan yang lain.
Fungsi Persaingan - Persaingan memiliki beberapa fungsi antara lain
sebagai berikut..
Menyalurkan keinginan individu atau kelompok yag sama-sama
menuntut dipenuhi, padahal sulit dipenuhi seluruhnya secara
serentak. Contohnya, membangun jalan desa atau memperbaiki pos
keamanan di permukiman.
Menyalurkan kepentingan dan nilai dalam masyarakat, paling
utama kepentingan dan nilai dengan menimbulkan konflik.
Contohnya, dalam Provinsi Aceh warganya tak boleh berpakaian
minim ataupun pendek, mereka harus berpakaian islami.
Menyeleksi individu dengan pantas memperoleh kedudukan dan
peran yang sesuai secara kemampuannya.
2. Kontravensi
Kontravensi adalah sikap menentang dengan tersembunyi agar tidak
adanya perselisihan (konflik) terbuka. Kontravensi merupakan proses
sosial dengan tanda ketidakpastian, keraguan, penolakan, dan
penyangkalan dengan tidak diungkapkan secara terbuka. Penyebab
kontravensi adalah perbedaan pendirian antara kalangan tertentu dan
pendirian kalangan lainnya dalam masyarakat ataupun dapat juga
pendirian menyeluruh masyarakat.
Macam-Macam Bentuk Kontrakvensi - Menurut Leopald von Wiese
dan Howard Becker , terdapat lima bentuk kontravensi antara lain
sebagai berikut....
Kontravensi umum , seperti penolakan, keengganan, protes,
perlawanan, gangguan, dan mengancam pihak lawan.
Kontravensi sederhana, seperti menyangkal pernyataan orang di
depan umum.
Kontravensi intensif, seperti penghasutan dan penyebaran desas-
desus.
Kontravensi rahasia, seperti membocorkan rahasia atau berkhianat.
Kontravensi taktis , misalnya mengejutkan kelompok lawan
provokasi dan intimidasi.
3. Pertikaian
Pertikaian adalah proses sosial sebagai bentuk lanjut dari
kontravensi. Dalam pertikaian, perselisihan sudah bersifat terbuka.
Pertikaian terjadi karena adanya perbedaan yang semakin tajam
antara kalangan tertentu dalam masyarakat. Kondisi perbedaan yang
semakin tajam mengakibatkan amarah dan rasa benci yang
mendorong adanya tindakan untuk melukai, menghancurkan, atau
menyerang pihak lain. Jadi, pertikaian muncul apabila individu atau
kelompok berusaha memenuhi kebutuhan atau tujuannya dengan
jalan menentang pihak lain lewan ancaman atau kekerasan.
4. Pertentangan atau konflik (conflict)
Pertentangan atau konflik adalah suatu perjuangan individu atau
kelompok sosial untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang
pihak lawan. Konflik biasa terjadi dengan disertai ancaman atau
kekerasan. Konflik terjadi karena adanya perbedaan pendapat,
perasaan individu, kebudayaan, kepentingan baik kepentingan
individu maupun kelompok, dan terjadinya perubahan-perubahan
sosial yang cepat dengan menimbulkan disorganisasi sosial.
Perbedaan-perbedaan ini akan memuncak menjadi pertentangan
karena keinginan-keinginan individu tidak dapat diakomodasikan.
Akibatnya, tiap individu atau kelom berusaha menghancurkan lawan
dengan ancaman atau kekerasan. Pertentangan kebanyakan yang
berperan adlaam perasaan. Persaan dapat mempertajam adanya
perbedaan sehingga kedua pihak berusaha saling menghancurkan.
Contohnya perasaan yang menimbulkan konflik adalah benci, iri dan
sentimen. Pertentangan tidak selalu bersifat negatif. Pertentangan
menjadi alat untuk menyesuaikan norma-norma yang telah ada
sesuai dengan perkembangan masyarakat. Pertentangan juga
menghasilkan suatu kerja sama karena kedua pihak saling
introspeksi untuk mengadakan perbaikan-perbaikan. Contoh dampak
positif pertentangan (konflik) adalah perombakan aturan-aturan yang
membatasi hak politik warga negara di masa Orde Baru.
Bentuk-Bentuk Pertentangan - Pertentangan memiliki bentuk-bentuk
khusus antara lain sebagai berikut...
Pertentangan pribadi, adalah individu yang sejak mereka mulai
berkenalan sudah tidak slaing menyukai. Awal buruk dikembangkan
akan menimbulkan kebencian. Masing-masing pihak akan berusaha
menghancurkan pihak lawan.
Pertentangan rasial, adalah pertentangan yang terjadi karena
kepentingan kebudayaan. Keadaan bertambah buruk jika terdapat
salah satu ras yang menjadi golongan minoritas.
Pertentangan antarkelas sosial, adalah pertentangan yang terjadi
karena terdapat perbedaan kepentingan, misalnya perbedaan
kepentingan antara majikan dan buruh.
Pertentangan politik. adalah pertentangan yang terjadi
antargolongan dalam masyarakat antara negara-negara berdaulat.
Contohnya, pertentangan yang terjadi antarpartai poltiik menjelang
pemilu atau pertentangan antarnegara.
Pertentangan yang bersifat internasional, adalah pertentangan yang
disebabkan oleh kepentingan yng lebih luas menyangkut
kepentingan naional dan kedaulatan masing-masing negara. Jika
terdapat pihak yang tak dapat mengendalikan diri, maka akan
terjadi peperangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar